Sutradara Film ‘Jumbo’ & Tiga Pelajar Cilik Depok Terima Penghargaan dari Organisasi KI Dunia

Catatan Redaksi4104 Dilihat

Jakarta, Karosatuklik.com – Ryan Adriandhy Halim selaku sutradara film animasi “Jumbo” menerima penghargaan kategori kreativitas dari World Intellectual Property Organization (WIPO) dari Menteri Hukum dan Direktur Jenderal WIPO.

Setelah mencatat jutaan penonton di bioskop dan menuai apresiasi luas, Ryan mengaku kesuksesan Jumbo karena fokus pada tontotan yang belum banyak dihadirkan di Indonesia.

“Kami di Visinema Studios fokus membuat konten yang baik untuk anak dan keluarga. Menurut saya, masih sedikit film di bioskop yang bisa dinikmati bersama seluruh keluarga,” ujarnya di SMESCO Indonesia, Jakarta pada Rabu, 13 Agustus 2025.

Ryan menekankan pentingnya karya yang punya nilai jangka panjang. Tontonan untuk anak dan keluarga menurutnya akan membekas pada generasi berikutnya dan bisa menginspirasi banyak orang. Untuk itu, dia berharap apresiasi seperti ini patut dilanjutkan agar semangat berkarya terus menyala.

“Jumbo sudah menginspirasi banyak orang untuk membuat gerakan nonton bersama dan berkarya kembali. Soundtrack-nya pun diputar di banyak kesempatan, membuktikan bahwa karya kreatif bisa hidup lebih lama dari masa tayangnya.

Ekosistem kreatif harus saling mendukung, dan pelindungan hak kekayaan intelektual adalah pondasinya,” tambahnya.

Gelaran IPXpose Indonesia yang berlangsung pada 13–16 Agustus 2025 di Jakarta menjadi panggung apresiasi bagi para inovator dan kreator terbaik tanah air.

Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum RI, acara berskala nasional ini mengusung tema “Elevating Indonesia’s IP to the World” dan diisi dengan berbagai kegiatan seperti IP Talks, Business Matching, Workshop, hingga pameran kekayaan intelektual.

Tiga pelajar cilik, Prishana, Medinavia, dan Naura, memukau publik lewat proyek inovasi pangan “The Precious Foods”. Proyek ini mengangkat isu pemborosan makanan di Indonesia, yang menurut data PBB mencapai lebih dari 21 juta ton per tahun, sementara jutaan warga masih kekurangan asupan gizi.

“Bentuk inovasi kami berupa kombinasi gerakan sosial dan teknologi Strategi 3R+D (Reduce, Reuse, Recycle, Donate) yang mengajak masyarakat mengurangi, memanfaatkan kembali, mendaur ulang, dan mendonasikan makanan berlebih,” jelas mereka.

Selain itu, mereka membuat aplikasi berbagi makanan bernama FoodShare, yang menghubungkan orang yang memiliki kelebihan makanan (food donor) dengan yang aqmembutuhkan (food recipient) agar makanan tidak berakhir di tempat sampah.

Inovasi ini tidak hanya mengurangi pemborosan makanan, tetapi juga membantu mengurangi emisi gas metana dari sampah makanan, yang 80 kali lebih berbahaya daripada CO₂ terhadap pemanasan global.

Motivasi mereka lahir dari keprihatinan sehari-hari. “Kami lihat banyak orang yang membuang makanan begitu saja, padahal banyak yang kekurangan. Ini sangat ironis, sehingga kami berharap aplikasi ini membantu orang yang punya kelebihan makanan untuk membagikannya.

“Kami juga berencana mengembangkan aplikasi dengan fitur pengiriman yang mempermudah proses donor dan penerima makanan.”

Kehadiran Ryan dan tiga pelajar cilik ini di panggung IPXpose 2025 menjadi simbol keberagaman talenta Indonesia dari industri kreatif hingga inovasi sosial yang siap mengharumkan nama bangsa di kancah global, sekaligus mengingatkan pentingnya melindungi kekayaan intelektual demi keberlanjutan karya.

Berikut kategori WIPO Awards yang telah diserahkan:

  • WIPO National Award for Inventors: Prof. Titik Taufikurohmah, M.Si., peneliti Universitas Negeri Surabaya, atas penemuan kapsul serbuk daun kelor berbasis nanogold dan nanosilver yang bermanfaat untuk kesehatan kulit dan tubuh.
  • WIPO National Award for Creativity: Ryan Adriandhy Halim, sutradara film animasi Jumbo produksi Visinema Studios.
  • WIPO National Award for Enterprises: Javara Indigenous Indonesia, pelopor kewirausahaan pangan lokal yang menembus pasar ekspor di 24 negara.
  • WIPO National Award for Schoolchildren: Prishana Kamila Ilham, Medinavia Zaldin, dan Naura Qanita Satria, murid SDIT Nurul Fikri Depok.

IPXpose Indonesia adalah acara tahunan yang didedikasikan untuk mengapresiasi, mempromosikan, dan mendukung inovasi, kreativitas, serta pelindungan KI di Indonesia.

IPXpose Indonesia menjadi ajang strategis untuk memperlihatkan kemajuan ekosistem KI tanah air, mempertemukan para inovator, kreator, pelaku usaha, serta pemangku kepentingan KI dalam satu platform yang kolaboratif. (R1)

Komentar