Tingkatkan Minat Baca, Sumut Luncurkan Dua Aplikasi Literasi

Sumut2148 x Dibaca

Medan, Karosatuklik.com – Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Sumut) menargetkan penciptaan sumber daya manusia berkualitas dan menguasai teknologi bisa dicapai dalam fokus pembangunan daerah. Aplikasi D-Litera dan Titik Baca Digital di Sumatra Utara (TIBA DI SUMUT) yang baru diluncurkan, menjadi solusi demi mencapai target tersebut.

“Kami mengharapkan kedua aplikasi ini dapat tersosialisasikan dengan baik dan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Sehingga mampu meningkatkan literasi dan kesejahteraan masyarakat Sumut,” kata Staf Ahli Gubernur Sumut, Muhammad Armand Effendi Pohan, saat membuka rangkaian Gerakan Indonesia Membaca, serta Bincang-Bincang Bersama Duta Baca Indonesia, di Medan, Senin (6/5/2024).

Namun, nada peringatan justru datang dari anggota DPRD Provinsi Sumut Hendra Cipta, yang meminta pemda sebaiknya jangan berfokus pada pembangunan infrastruktur saja meski itu penting. Menurutnya, Pemda Sumut harus fokus juga dalam membangun sumber daya manusia yang masih rendah, salah satunya dengan menggenjot minat baca masyarakat Sumut.

“Kami melihat belum ada sinergi kolaborasi antara Dinas Pendidikan dan Perpustakaan. Khususnya dalam upaya meningkatkan minat baca,” ujar Hendra.

Ia menambahkan, Sumut harus mengejar ketertinggalan minat baca. Di mulai dari keluarga, saat anak masih kecil harus dibiasakan membaca dan perlu diberikan fasilitas yang baik di sekolah.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Provinsi Sumut, Dwi Endah Purwanti menyebut pihaknya sangat serius meningkatkan minat baca masyarakat. Kehadiran D-Litera dan TIBA DI SUMUT diyakini bisa menjawab keinginan generasi milenial Sumut.

“Ini merupakan aplikasi layanan perpustakaan lebih interaktif. Yakni, sesuai kebutuhan serta keinginan kaum yang memuat koleksi buku-buku digital,” ucap Endah.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Adin Bondar mengatakan, peluncuran dua aplikasi yang menyasar generasi milenial adalah bentuk penguatan layanan perpustakaan digital. Langkah ini seperti apa yang telah dilakukan Perpustakaan Nasional sebelumnya melalui program Pojok Baca Digital (POCADI) dan mobil perpustakaan keliling. “Ini adalah bukti keseriusan dan Perpusnas pasti mendukung penuh,” kata Adin

Di tahun 2024, Perpusnas menelurkan program besar Gerakan Indonesia Membaca sebagai bentuk inovasi penguatan literasi untuk mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045.

“Kunci kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh seberapa jauh kita menguasai teknologi dan literasi. Peranan membaca harus jadi hal yang dikuatkan karena generasi yang hebat adalah generasi pembaca, maka jadikanlah membaca sebagai budaya hidup,” ucapnya..

Sementara, Motivator Literasi Atok Labu menyampaikan, budaya baca harus senapas dengan budaya menulis, agar semua pemikiran bisa terdokumentasikan dan tidak hilang. Misalnya dengan mendokumentasian ke dalam bentuk video kreatif yang di post ke media sosial.

Pernyataan Atok Labu dikuatkan dengan anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Sumut, Sukma. Menurutnya, untuk menjadi penulis dengan karya bagus harus dengan banyak membaca. Ada lima tahapan dalam menulis,yaitu prewritting, drafting, revising, editing, dan pusblishing.

Di akhir perbincangan, Duta Baca Indonesia Gol A Gong mengatakan bahwa menulis merupakan keterampilan khusus yang harus diasah. Keterampilan ini pun ha dimulai dengan membiasakan diri untuk membaca. (KBRN)