Walikota dan Forkopimda Medan Dengar Pidato Kenegaraan Presiden RI

Sumut1045 x Dibaca

Medan, Karosatuklik.com – Wali Kota Medan, Bobby Nasution, menghadiri Rapat Paripurna DPRD Medan Mendengarkan Pidato Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPD RI dan DPR RI, Senin (16/8/2021).

Bersama segenap pimpinan dewan, Wakil Wali Kota H. Aulia Rachman, dan anggota dewan serta segenap pimpinan OPD di lingkungan Pemko Medan yang hadir baik secara langsung maupun virtual itu, Bobby Nasution menyimak dengan serius pidato Presiden Joko Widodo dalam rangka HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia, yang disiarkan secara langsung oleh TVRI itu.

Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, karakter berani untuk berubah merupakan fondasi membangun Indonesia Maju serta dapat membuat bangsa dan negara Indonesia mampu melawan pandemi Covid-19.

“Di tengah dunia yang penuh disrupsi sekarang ini, karakter berani untuk berubah, berani untuk mengubah, dan berani untuk mengkreasikan hal-hal baru, merupakan fondasi untuk membangun Indonesia maju,” kata Jokowi.

Dikatakan Jokowi, Indonesia telah berusaha bermigrasi ke cara-cara baru di era Revolusi Industri 4.0 ini agar bisa bekerja lebih efektif, efisien, dan produktif. Adanya pandemi Covid-19 sekarang ini, kata dia, akselerasi inovasi semakin menyatu dalam keseharian kehidupan kita.

“Pandemi Covid-19 telah memacu kita untuk berubah, mengembangkan cara-cara baru, meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan, dan menerobos ketidakmungkinan,” ujar Jokowi.

Tidak hanya itu, ujar Kepala Negara, bangsa Indonesia dipaksa untuk membangun normalitas baru dan melakukan hal-hal yang dianggap tabu selama ini. Memakai masker, menjaga jarak, tidak bersalaman, dan tidak membuat keramaian, adalah kebiasaan baru yang dulu dianggap tabu.

“Bekerja dari rumah, belanja daring, pendidikan jarak jauh, serta rapat dan sidang secara daring, telah menjadi kebiasaan baru yang dulu kita lakukan dengan ragu-ragu,” ungkap Jokowi.

Presiden mengatakan, bahwa ada kepenatan hingga kesedihan selama pandemi Corona. Presiden memastikan pemerintah menjawab kritik dengan tanggung jawab.

“Saya menyadari adanya kepenatan, kejenuhan, kelelahan, kesedihan, dan kesusahan selama pandemi Covid-19 ini. Saya juga menyadari, begitu banyak kritikan kepada pemerintah, terutama terhadap hal-hal yang belum bisa kita selesaikan,” kata Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan kritik membangun itu penting. Pemerintah pun menjawab kritik tersebut dengan pemenuhan tanggung jawab.

“Kritik yang membangun itu sangat penting, dan selalu kita jawab dengan pemenuhan tanggung jawab, sebagaimana yang diharapkan rakyat. Terima kasih untuk seluruh anak bangsa yang telah menjadi bagian dari warga negara yang aktif, dan terus ikut membangun budaya demokrasi,” lanjutnya.

Jokowi juga mengatakan, perjalanan sejarah bangsa Indonesia telah melalui etape-etape ujian yang berat. Ia bersyukur bangsa Indonesia mampu melaluinya.

“Alhamdulillah kita berhasil melampauinya. Kemerdekaan Republik Indonesia bukan diperoleh dari pemberian ataupun hadiah, tetapi kita rebut melalui perjuangan di semua medan. Perang rakyat, perang gerilya, dan diplomasi di semua lini dikerahkan, dan buahnya membuat Indonesia sebagai bangsa yang merdeka,” terang Jokowi.

Resesi dan krisis yang datang bertubi-tubi dalam perjalanan setelah Indonesia merdeka, lanjut Presiden, juga berhasil dilampaui. Setiap ujian memperkokoh fondasi sosial, fondasi politik, dan fondasi ekonomi bangsa Indonesia.

“Setiap etape memberikan pembelajaran dan sekaligus juga membawa perbaikan dalam kehidupan kita,” tutur Jokowi.

Dalam Sidang ini Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat dari suku Baduy, suku asli Sunda Banten. Pakaian yang dikenakan Jokowi serba hitam dengan penutup kepala berwarna hitam bercampur biru.

Jokowi selalu mengenakan baju adat yang berbeda tiap menghadiri Sidang Tahunan MPR. Tahun lalu Jokowi mengenakan pakaian adat Sabu dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Dan tahun sebelumnya, mantan Gubernur DKI itu mengenakan baju adat suku Sasak NTB. (R1)