Kabanjahe, Karosatuklik.com – Erupsi Vulkanik Gunung Api Sinabung yang disertai suara gemuruh mirip suara jet tempur milik pesawat TNI, Sabtu, 10 April 2021, pukul 08:28 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1000 m di atas puncak (± 3460 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 11 mm dan durasi 277 detik.
Sebelumnya, Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung, Badan Geologi dan PVMBG di Jalan Kiras Bangun, Desa Ndokum Siroga Simpang Empat Kabupaten Karo, menyampaikan letusan erupsi Gunung Sinabung dengan tinggi kolom abu teramati ± 1000 m di atas puncak (± 3460 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 11 mm dan durasi 277 detik.
Terpisah, Bupati Karo Terkelin Brahmana, Senin pagi (12/4/2021) di Kabanjahe menyebutkan status Gunung Sinabung masih berada pada level III atau Siaga.
Pemkab Karo kembali mengingatkan agar masyarakat dan pengunjung atau wisatawan menjauhi zona merah Sinabung.
“Masyarakat diingatkan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara,” kata Bupati Karo.
Erupsi Sejak Tahun 2010
Sekedar mengingatkan kembali, 11 tahun sudah Gunung Sinabung bangkit dari tidurnya.
Sejak meletus pertama kali 27 Agustus 2010, gunung ‘petarung’ di Kabupten Karo yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera Utara ini terus menerus erupsi.
Berhenti 2 tahun, berlanjut lagi pada 15 September 2013, Sinabung kembali meletus pada Pukul 03.00 WIB menyebabkan 3.700 orang yang berada dalam radius 3 kilometer di sekitar gunung dievakuasi setelah sebelumnya 12 ribu jiwa warga dievakuasi ke kota Kabanjahe.
Lalu, letusan pada Februari 2014 menyebabkan 17 orang meninggal dunia di desa Bekerah, Gurukinayan dan erupsi pada 22 Mei 2016 menyebabkan 7 orang tewas di desa Gamber Kecamatan Simpang Empat dan banyak orang yang mengalami luka bakar saat terjadi luncuran awan panas.
Pada 2 Juni 2019 Gunung Sinabung kembali menyemburkan material vulkanik setinggi 7 Km. Dalam catatan Karosatuklik.com beberapa waktu terakhir, ini adalah erupsi yang paling tinggi.
Erupsi juga disertai luncuran awan panas 3,5 kilometer arah tenggara dan selatan 3 kilometer. Suara gemuruh terdengar sampai ke pos pengamatan Gunung Api sinabung.
Hingga kini, di masa pandemi virus corona, Gunung Sinabung terus menerus erupsi, seolah berlomba dan pamer kekuatan dengan Gunung Merapi di Yogyakarta. (R1)