127 Gunung Api Aktif di Indonesia, Salah Satu Sinabung

Nasional2149 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Gugusan gunung api bagi dari ring of fire dunia menjadikan wilayah Tanah Air memiliki potensi ancaman bahaya letusan. Sebanyak 127 gunung api aktif berada di wilayah barat hingga timur Indonesia.

Untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, masyarakat dapat mengenal lebih dekat jenis bahayanya.

Kepala BNPB Letjen TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo menyampaikan pada Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) mengenai pentingnya mengenali ancaman atau bahaya sehingga kita dapat menghindar atau mengurangi risiko. Doni menyinggung kesiapsiagaan dengan beberapa langkah.

Lalu seperti apa jenis bahaya letusan gunung api? Ada tiga jenis bahaya letusan gunung api, yaitu bahaya primer, sekunder dan kolateral.

“Jenis yang pertama yaitu bahaya primer atau bahaya langsung dari peristiwa letusan gunung api,” ujarnya dikutip dari akun BNPB, Selasa (27/4/2021).

Bahaya yang berpotensi terjadi seperti aliran awan panas, lahar letusan atau lumpur panas, jatuhan piroklastik atau hujan abu, leleran lava dan gas vulkanik beracun, lanjut Doni.

Kita dapat melihat fenomena ini seperti saat letusan hebat Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah pada 2010 lalu.

“Bahaya primer tersebut tidak hanya merusak apa pun lanskap wilayah lereng tetapi juga menelan korban jiwa,” kata Doni.

Jenis kedua, yaitu bahaya sekunder atau bahaya tidak langsung dari letusan. Bahaya ini berupa lahar hujan. Lahar hujan atau endapan material erupsi pada puncak dan lereng yang terbawa oleh hujan.

“Peristiwa mengalirnya endapan material berupa lumpur dan bahkan batu besar ini dapat mengubah topografi sungai dan merusak infrastruktur,” sebutnya.

Bahaya lain dari jenis bahaya sekunder adalah banjir bandang dan longsoran vulkanik.

Bahaya ini dapat berdampak serius, seperti saat banjir lahar hujan yang merusak jaringan pipa air bersih di sekitar wilayah Kaliurang Barat, Sleman, DIY, pada awal Februari 2021.

Terakhir, bahaya kolateral atau bahaya lain yang dipicu dampak letusan gunung api. Bahaya ini dapat memicu Gerakan tanah pada tubuh gunung, penyakit endemik, kelaparan dan bahkan tsunami.

Sementara itu, masyarakat Indonesia juga perlu mempersiapkan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman multibahaya.

Saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung sehingga kesiapsiagaan ekstra dibutuhkan setiap individu, khususnya mereka yang juga menghadapi ancaman bahaya letusan gunung api.

Pantauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 3 gunung api berada pada status aktivitas vulkanik level III atau ‘Siaga,’ yaitu Gunung Ile Lewotolok, Merapi dan Sinabung.

Gunung api pada level II atau ‘Waspada’ berjumlah 18 gunung api dan 47 gunung api berada pada level I atau ‘Normal.’ Tak ada satu gunung api pada status level IV atau ‘Awas.’ (R1)