Jakarta, Karosatuklik.com – Jet tempur KF-21 Boramae akhirnya berhasil lakukan penerbangan perdananya setelah proses pengembangan setelah 2 dekade.
Menurut Korea Herald dikutip Zonajakarta.com pada 17 Januari 2022, Korea Selatan telah berusaha untuk menerbangkan jet tempur KF-21 Boramae meskipun pada prosesnya menemukan banyak tantangan.
Diketahui bahwa Presiden Moon Jae-in mengapresiasi kehadiran KF-21 Boramae sebagai salah satu tanda era baru kemandirian militer internasional.
Meskipun Korea Selatan dikabarkna pernah dan masih bergantung pada jet buatan AS dan masih memiliki sedikit pengetahuan teknologi untuk mengembangkan pesawat tempur canggih.
Akan tetapi kini, akhirnya Korea Selatan dengan jet tempur KF-21 Boramae mampu menunjukkan awal era baru di dunia industry alutsista.
Keberhasilan Korea Selatan ini mampu membuat Indonesia yang merupakan pasar pertahanan terbesar di Asia Tenggara, bergabung dengan proyek KF-X pada 2010, setahun setelah tinjauan itu keluar, setuju untuk menanggung 20 persen dari seluruh biaya sebagai imbalan transfer teknologi.
Kami membutuhkan seseorang dari luar untuk menurunkan biaya dan menjual jet ke dunia luar,” kata seorang pejabat Seoul, yang menolak disebutkan namanya.
Dari laporan tersebut dijelaskan bahwa Indonesia adalah satu-satunya mitra asing dalam program pengembangan KF-X, yang dikenal sebagai program Indonesian Fighter eXperimental (IF-X) dan sebelumnya telah berkomitmen untuk membayar 20% dari total biaya pengembangan, meskipun sebagaimana dikabarkan sebelumnya tertinggal dalam pembayaran dan diyakini akan menegosiasikan kembali posisinya.
Sementara itu, menurut Asian Military Review sebelumnya menyatakan bahwa pesawat produksi awal akan dioptimalkan untuk pertempuran udara-ke-udara dan akan memiliki kemampuan udara-ke-darat yang terbatas.
Ini akan menampilkan tiga cantelan di bawah setiap sayap untuk senjata dan/atau penyimpanan bahan bakar eksternal, sementara rudal juga dapat dibawa secara eksternal di bawah badan pesawat.
Pesawat produksi serial, bagaimanapun, akan sepenuhnya mampu melakukan kedua set misi.
Proses produksi awal diharapkan akan dimulai dari tahun 2026, dengan produksi tingkat penuh menyusul dari tahun 2028.
Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi dengan radar active electronically scan-array (AESA) yang dikembangkan bersama oleh Agency for Defense Development (ADD) dan Hanwha Systems, yang diklaim mampu mendeteksi dan melacak lebih dari 1.000 target secara bersamaan.
Konten lokal lainnya termasuk penargetan elektro-optik dan sistem pencarian dan pelacakan inframerah (IRST) dari Hanwha Systems, sementara LIG Nex1 memasok sistem perlindungan diri peperangan elektronik (EW).
Lebih lanjut, jet tempur KF-21 Boramae juga akan menampilkan sistem penghindaran medan/penghindaran medan (TF/TA) dari Sistem Elbit Israel dan beberapa sistem penting dari Collins Aerospace, termasuk Sistem Kontrol Lingkungan (ECS) – yang terdiri dari AC dan kontrol udara.
Semuanya itu akan dipersenjatai dengan berbagai senjata buatan Eropa dan AS, dengan integrasi sistem yang direncanakan seperti rudal udara-ke-udara jarak pendek Diehl Defense IRIS-T dan Sistem Rudal MBDA Meteor di luar jangkauan visual udara-ke-udara.
Rudal udara (BVRAAM), serta Boeing GBU-31/38 Joint Direct Attack Munition (JDAM), GBU-54/56 Laser JDAM, dan GBU-39/B Small Diameter Bomb1 (SDB1) Raytheon GBU-12 Paveway II. (R1/ZonaJakarta)
Baca juga:
1. AS Dengki Lihat Indonesia Mampu Produksi Secara Mandiri KF-21 Boramae
2. 36 Rafale akan Perkuat TNI AU, Siap Adu Kecepatan dan Performa dengan Su-35 dan F-15 EX
3. Kecanggihan 2 Jenis Jet Tempur Pilihan Prabowo Bertarung di Udara
Komentar