Jakarta, Karosatuklik.com – Kasus positif Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) terus menunjukkan tren penurunan. Selama Maret 2022, kasus positif Covid-19 tercatat 448.552 orang, turun 63% dibandingkan Februari (1.211.078 orang).
Sebagai catatan, Februari merupakan periode puncak gelombang III yang disebabkan varian Omicron. Pada 16 Februari, kasus Covid-19 bahkan mencatatkan rekor tertingginya dengan jumlah 64.718.
Jakarta dan Jawa Barat menjadi episentrum dari gelombang III pada Februari lalu.
Seiring melandainya kasus di dua provinsi tersebut, kasus Covid-19 nasional juga menurun. Pada Maret, kasus Covid-19 di Jakarta menyentuh tercatat 62.897, turun 76% dibandingkan Februari (62.897).
Sementara itu, kasus di Jawa Barat pada Maret tercatat 95.033, turun 65,7% dibandingkan Februari (276.886).
Perkembangan kasus juga semakin menurun pada April. Pada Minggu (3/4/2022), Indonesia melaporkan kasus positif sebanyak 1.933, turun 97% dibandingkan pada periode puncak 16 Februari lalu.
Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit juga terus mengalami penurunan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, tingkat keterisian rumah sakit pada pertengahan Maret ada di kisaran 17% sementara pada pertengahan Februari sekitar 33%.
Namun, angka kematian akibat Covid-19 melonjak pada Maret yakni mencapai 6.754 orang. Angka tersebut naik 68,2% dibandingkan Februari (4.015 orang).
Penurunan kasus Covid-19 di Indonesia juga tidak bisa dilepaskan dari fakta bahwa jumlah orang yang menjalanites Covid-19 berkurang drastis. Pada Maret, jumlah orang yang menjalani tes Covid-19 turun 46,8% menjadi 4.143.905 dari 7.799.812 orang pada bulan Februari.
Sebagai catatan, pemerintah menghapus ketentuan wajib tes antigen/PCR sebagai syarat perjalanan sejak 8 Maret 2022. Penghapusan syarat ini berdampak besar terhadap jumlah orang yang diperiksa.
Menurunnya jumlah kasus dan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat aktivitas masyarakat sudah bergerak ke arah normal.
Semakin normalnya aktivitas masyarakat tercermin dari kembali macetnya jalanan Jakarta, ramainya perkantoran, hingga tingginya pengunjung di pusat perbelanjaan.
Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Kapolda Metro Jaya), mengungkapkan volume kendaraan yang masuk ke Jakarta melonjak 15% selama pekan terakhir Maret.
Tiingginya volume kendaraan yang masuk membuat jalan-jalan besar Jakarta macet parah ketika pagi dan sore hari.
Jumlah pengguna moda transportasi MRT Jakarta juga melonjak drastis pada Maret. Pada bulan lalu, jumlah penumpang MRT Transjakarta menembus 916.306, melonjak 72% dibandingkan Februari (532.671).
Padatnya aktivitas masyarakat di jalanan dan tempat umum juga terekam dalam Google Mobility Index. Pada Maret, mobilitas masyarakat di tempat kerja sudah tumbuh 6,23%, berbanding terbalik dengan kontraksi sebesar 6,57% di Februari.
Aktivitas di tempat perdagangan ritel dan rekreasi tumbuh 6,62% di Maret, lebih tinggi dibandingkan 3,82% pada Februari. Pergerakan masyarakat di tempat belanja kebutuhan sehari-hari tumbuh 27,85% dibandingkan di Februari yakni 25,75%.
Salah satu titik kemacetan di Jakarta adalah sekitar pusat belanja Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Tingginya pengunjung membuat arah lalu lintas ke pusat dan dari pusat grosir tekstil terbesar di Asia Tenggara tersebut macet parah pada jam-jam tertentu.
Pengelola Pasar Tanah Abang Hery Supriyatna mengatakan jumlah pengunjung Pasar Tanah Abang pada awal Maret sudah mencapai 25-30 ribu orang. Hery mengatakan kunjungan ke Pasar Tanah Abang biasanya memang melonjak sebulan sebelum puasa dan pekan kedua Ramadhan.
Tahun ini bulan Ramadhan jatuh di awal April. Jumlah kunjungan tersebut sudah jauh lebih baik dibandingkan periode sebulan sebelum Ramadhan tahun 2020 dan 2021.
“Pada 2020, gedung tutup total sehingga tidak ada pengunjung sama sekali. Pada 2021 masih landai karena orang masih pada takut. Sempat naik drastis satu hari selama puasa tahun lalu tapi cuma sehari,” tutur Hery, kepada CNBC Indonesia.
Hery menambahkan kendati jumlah kunjungan sudah meningkat drastis dibandingkan periode sebelum Ramadan tahun 2021, tetapi angkanya masih di bawah periode normal.
Pada 2019,misalnya, pengunjung Tanah Abang bisa mencapai 100 ribu per hari dengan omzet diperirakan menembus sekitar Rp 200-300 miliar.
“Orang sudah dua tahun tidak belanja jadi tahun ini lebih ramai,” imbuhnya. (Sumber Tim Riset CNBC Indonesia)