Kisah Rica Asrosa, Dosen Muda USU Lulusan University College London

Edukasi927 x Dibaca

Medan, Karosatuklik.com – Rica Asrosa, SSi, MSc adalah seorang dosen tetap yang mengajar mata kuliah Fisika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA) Universitas Sumatera Utara (USU). Ia merupakan dosen dengan usia yang masih sangat muda yakni 27 tahun.

Rica, sapaannya, adalah perempuan kelahiran Lhokseumawe, 3 Oktober 1996. Ia menyelesaikan studi S1 hingga S2 dengan rentan waktu yang cukup cepat.

Pada jenjang S1, Rica lulus dari USU dalam waktu 3,5 tahun dengan predikat Cum Laude. Kemudian menyelesaikan pendidikan magisternya (S2) dalam waktu dua tahun di University College London (UCL) jurusan Advanced Material Science dengan bekal beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Kini, ia tengah menjalani pendidikan S3-nya di University College London (UCL) dari awal Januari 2022 lalu.

Hampir Berhenti Kuliah

Perjalanan studi hingga menjadi dosen muda dilalui Rica dengan banyak hal yang menguras tenaga dan mental. Bahkan ia nyaris berhenti kuliah karena finansial.

Namun, kecintaan Rica terhadap dunia pendidikan begitu besar, ia telah menanamkan pentingnya studi sejak dini. Ia telah menyabet beragam prestasi.

“Saya berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja, ayah saya seorang anggota TNI-AD berpangkat sersan dan sudah pensiun. Sedangkan ibu saya bekerja di kantor pertanian di Kutacane. Saya lahir di Lhokseumawe, namun besar di Kutacane hingga SMP. Lalu merantau pertama kali saat melanjutkan SMA di Banda Aceh,” ucapnya dikutip dari laman resmi USU.

Pada saat kuliah, Rica sempat mengalami kesusahan soal uang lantaran kondisi finansial keluarganya yang tengah menurun drastis. Hal ini membuat dirinya harus berhemat dalam hal keuangan selama kuliah di USU.

Saat itu, orang tuanya sempat terang-terangan meminta Rica untuk berhenti kuliah. Namun, Rica tetap teguh pada pendiriannya, demi mengejar impiannya.

Ia membulatkan tekad untuk tetap melanjutkan kuliahnya di USU, meski belum tahu bagaimana caranya. Perlahan ia mulai menunjukkan prestasinya di USU.

Tak Ada Kata Menyerah bagi Rica

Tercatat, ia pernah menciptakan alat pendeteksi diabetes melalui napas dengan sistem mobile yang sudah diuji klinis. Saat itu ia tergabung dalam Tim Micro Solar Matic (MSM) Departemen Fisika F-MIPA USU. Hasil penelitian ini juga telah dipublikasikan di Jurnal Internasional Bereputasi Sensor and Actuators B.

Prestasi ini turut menuntun Rica berusaha mencari pekerjaan sampingan yang bisa membiayai kuliahnya. Pagi kuliah, siang jadi asisten peneliti, dan malam harinya ia mengajar les privat.

Berkat usahanya dalam meneliti, ia telah berhasil mempublikasikan 4 paper, mendapatkan sertifikat paten dari hasil penelitiannya dan berkesempatan mengikuti beberapa konferensi internasional.

Saat hampir berhenti kuliah karena finansial keluarga yang memburuk. Itu merupakan titik terendah yang paling membuat saya patah semangat dalam hidup. Saya berinisiatif menawarkan diri membantu seorang dosen dalam me-review research paper, karena saya merasa punya kemampuan bahasa Inggris yang cukup baik,” paparnya.

“Tidak disangka, malah inisiatif tersebut yang mengantarkan saya untuk bisa sampai di titik sekarang ini. Dalam hidup, saya percaya yang memiliki tanggung jawab sepenuhnya terhadap masa depan yang ingin dijalani adalah diri sendiri. Tidak ada orang yang bisa menolong kita kalau tidak dimulai dari diri sendiri,” imbuh Rica.

Lolos LPDP ke Kampus Top Eropa dan Jadi Lulusan Terbaik

Dengan dukungan para dosen di USU, Rica kemudian melanjutkan studi S2 lewat beasiswa ke luar negeri. Akan tetapi, proses untuk mendapatkan beasiswa tersebut tak semudah yang dibayangkannya.

Ia harus bekerja keras mencari biayanya, dengan mengikuti penelitian dosen, mengajar les, dan bazar buku, yang antara lain hasilnya dipergunakan untuk biaya tes IELTS dan lainnya.

Kerja kerasnya pun menuai hasil. Pada tahun 2019 Rica berhasil lolos seleksi beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.

Ia diterima di salah satu kampus terbaik di dunia, University College London (UCL) jurusan Advanced Materials Science. Setelah menempuh studi S2 kurang dari dua tahun, Rica berhasil lulus dengan IPK tertinggi dan mendapat penghargaan Distinction (penghargaan tertinggi bagi mahasiswa di kampus Inggris).

Selepas lulus dan pulang ke tanah air, ia mendapatkan keberuntungan karena Universitas Sumatera Utara sedang membuka kesempatan penerimaan dosen tetap.

Rica pun mendaftarkan diri pada awal tahun 2021, hingga akhirnya diterima menjadi dosen tetap Universitas Sumatera Utara (USU) pada usia 24 tahun.

Lanjutkan Studi S3 di Inggris

Meskipun sudah bekerja sebagai dosen tetap, Rica tetap tidak melupakan cita-citanya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang S3.

Sembari mengajar, dia terus menjalin hubungan dengan teman-temannya di Inggris dan berkonsultasi dengan rekan kerjanya yang lebih senior di USU.

Rica memutuskan untuk mendaftar LPDP di tahun 2021 dengan jurusan Advanced Material Science di University College London (UCL) dan diterima sebagai awardee LPDP. Rica berhasil lulus dan mulai menjalani S3-nya pada awal Januari 2022 dan akan memperoleh gelar PhD setelah lulus nantinya.

“Hal yang paling berkesan di hidup saya adalah bisa melanjutkan studi S2 dan S3 di UCL London dengan beasiswa. Ini seperti miracle, keajaiban yang benar-benar tidak pernah dibayangkan sebelumnya bisa saya dapatkan, meskipun saya sangat menginginkannya,” tutur perempuan penyuka lagu-lagu Taylor Swift ini. (Dtc)

Baca Juga:

  1. Kisah dan Profil Astronot Indonesia Pertama, Pratiwi Sudarmono
  2. Pesan Inspirasi: Edy Rahmayadi Kisahkan Pernah Duduk Beralaskan Tikar di Taman Depan Rumah Dinas Gubernur Sumut Bersama Ibu
  3. Kisah Inspiratif: Ayah Tamat SMA, Mama Tamat SD, Kakak Beradik Bangga Jadi Abdi Negara