Manado Kembali Berduka, Banjir Dan Longsor Menerjang Sejumlah Daerah

Nasional1062 x Dibaca

Manado, Karosatuklik.com – Banjir kembali melanda Manado dan Kabupaten Minahasa, Jumat (22/1/2021). Di beberapa tempat, selain banjir terjadi juga longsor, menyusul hujan deras sepanjang hari.

Di Manado, banjir melanda Kelurahan Karombasan Kompleks TK Pembina, Terminal Karomabasan, Perumahan PDK Kelurahan Malalayang, Kecamatan Malalayang, Kelurahan Taas, dan Kelurahaan Ranomuut.

Di ruas jalan Ranomuut-Perkamil, sejumlah kendaraan terpaksa balik arah karena air semakin tinggi.

Terlihat warga di lokasi itu mulai keluar rumah dan di depan lorong rumah mereka mengantisipasi banjir makin naik.

Kampus Farmasi di Jalan Manguni, Kelurahan Perkamil, juga terendam banjir.

Hujan lebat yang melanda Manado mengakibatkan Sungai Bahu meluap. Air sungai masuk ke rumah warga.

Di Minahasa, banjir terjadi di Perumahan Puri Alfa Mas Pineleng. Hujan lebat juga mengakibatkan longsor di ruas Jalan Manado-Tomohon.Longsor terjadi di beberapa titik ruas jalan itu.

Jalur Tomohon ke Manado sempat ditutup untuk mengantisipasi longsor di wilayah Tinoor.

Karena air yang terus naik, pihak PLN terpaksa memadamkan aliran listrik untuk menghindari terjadinya peristiwa sengatan listrik.

Hal ini membuat beberapa pemukiman warga di Manado gelap gulita dan suasana terasa sangat mencekam.

Kantor PLN Cabang Manado di Sario juga terendam banjir.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah membuat analisis sementara penyebab hujan lebat yang mengakibatkan longsor dan banjir di Manado dan Minahasa.

Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Ben Arther Molle mengatakan, berdasarkan kondisi dinamika atmosfer terkini adanya pusat tekanan rendah atau LPA (1008 hPa) di Laut China Selatan dan LPA (998 hPa) di Laut Timur.

Keadaan ini membentuk sirkulasi siklonal yang menyebabkan pola gradiend angin di Sulawesi Utara yaitu konvergensi massa udara atau pertemuan massa udara di wilayah Sulawesi Utara.

“Massa udara yang bertemu di Sulawesi Utara merupakan massa udara basah yang terbawa dari Samudera Pasifik sebelah barat,” katanya, Jumat.

“Kondisinya atmosfer demikian mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dalam durasi waktu yang lama,” sambungnya. (Siberindo.co)