Oleh: Sutrisno Pangaribuan Kader PDIP
Medan, Karosatuklik.com – Sebagai kader PDIP yang secara sadar memilih tidak maju sebagai caleg di Pemilu 2024, saya memastikan bahwa seluruh kader dan pengurus DPD, DPC, PAC, Pengurus Ranting, Pengurus Anak Ranting, serta Pengurus Badan dan Sayap PDIP di Sumut Solid menghadapi Pemilu 2024. Adanya dinamika berupa aksi protes dari sejumlah kader partai membuktikan bahwa PDIP Sumut hidup.
Energi para kader terlalu lama disimpan, sehingga butuh media aktualisasi, maka mereka aksi ke DPC Medan dan DPD Sumut. Aksi tersebut juga membuktikan bahwa PDIP meneguhkan dan mengokohkan diri sebagai partai “demokrasi” yang memberi ruang bagi kehidupan dan perkembangan demokrasi di internal. Pengurus dipastikan proaktif merespons setiap dinamika yang berkembang.
Tantangan Pemilu 2024 Berat
Meski memuncaki hasil survei, PDIP tidak mau jumawa, sebab setiap Pemilu memiliki tantangan tersendiri. Maka pengurus dan kader partai saat ini sedang sibuk turun, menyapa rakyat, ke bawah menjemput suara dan aspirasi rakyat. PDIP sebagai partai “wong cilik” memilih “menangis dan tertawa” bersama rakyat, maka kader PDIP harus mampu “live in” bersama rakyat.
Memiliki target “hattrick” Pileg dan Pilpres secara nasional, tentu tidak mudah bagi PDIP. Namun partai dengan semangat gotong royong diyakini mampu membujuk rakyat untuk merebut kemenangan rakyat. Maka PDIP pasti akan menghadapi tantangan dari pihak ekseternal partai, termasuk dari partai lain yang juga menginginkan kemenangan. PDIP pasti akan menghadapi berbagai tuduhan, tudingan, serangan dalam berbagai bentuk dengan tujuan melemahkan dan mengalahkan PDIP.
Stop Intervensi Proses Hukum
Adanya pihak- pihak yang mengaitkan proses hukum terkait penggunaan APBD kabupaten Samosir dalam kegiatan Penanggulangan COVID-19 dengan Rapidin Simbolon (mantan bupati) saat ini sebagai ketua DPD PDIP bertujuan untuk mendegradasi PDIP.
Akrobat politik tersebut sebagai politisi hukum yang tujuannya untuk merusak citra dan nama PDIP. Para lawan politik PDIP mulai kehabisan akal, kehilangan ide dalam menghadapi PDIP, maka kasus-kasus hukum dipolitisasi untuk melemahkan dan merusak citra PDIP.
Para pemrotes Rapidin Simbolon sudah melakukan aksi kepada Kejaksaan Tinggi Sumut hingga KPK RI, maka sebagai manusia beradab, yang memiliki akal sehat, seharusnya mereka percaya kepada lembaga penegak hukum. Lembaga penegak hukum di Indonesia itu bebas dan lepas dari intervensi politik termasuk tekanan massa.
Maka sebaiknya para pemrotes lebih baik tidak menghabiskan waktu dan energi untuk melakukan aksi. Sebab tanpa aksi dan tekanan massa, lembaga penegak hukum pasti akan bergerak jika alat bukti terkait kasus tersebut terpenuhi.
Aksi Mengusik PDIP
Aksi yang dilakukan terus menerus dengan mengusik dan menarik- narik PDIP dalam kasus Samosir sebagai aksi sengaja membangun front kepada PDIP, maka sebagai kader PDIP, saya menyampaikan sikap sebagai berikut:
Pertama, bahwa PDIP sebagai partai politik yang sah di negara hukum Indonesia, menjunjung tinggi dan menghormati hukum. Maka PDIP percaya bahwa semua lembaga hukum akan bekerja secara profesional tanpa intervensi dan tekanan dari pihak manapun.
Kedua, bahwa jika ada persoalan hukum menyangkut kader, maka PDIP meminta kepada semua pihak untuk menempuh upaya hukum melalui lembaga penegak hukum. Jika ada aksi di luar lembaga hukum, maka tujuannya jelas melakukan politisasi hukum dengan melakukan pengadilan di luar lembaga peradilan.
Ketiga, bahwa PDIP memiliki wadah dan forum untuk mengelola dinamika internal melalui rapat, musyawarah, dan mekanisme lainnya. Maka jika ada para kader yang keberatan terhadap berbagai keputusan partai, Pengurus Partai akan memfasilitasi rapat untuk menampung aspirasi kader secara berjenjang.
Keempat, bahwa kader PDIP harus waspada terhadap upaya provokasi dan penyebaran hoaks, isu-isu negatif yang bertujuan menghancurkan PDIP. Tuduhan dan tudingan yang diarahkan kepada Rapidin Simbolon tujuannya untuk merusak citra dan nama PDIP. Maka para kader justru harus solid dalam menghadapi berbagai serangan dari pihak eksternal PDIP.
Kelima, bahwa upaya politisasi hukum yang sedang dikembangkan oleh sejumlah pihak untuk merusak citra dan nama PDIP dilakukan secara sengaja oleh oknum-oknum yang diduga tidak puas dalam dinamika internal PDIP. Kolaborasi lawan politik dari internal dan eksternal bertujuan untuk merusak PDIP, maka para kader yang setia dan loyal kepada partai tidak akan tinggal diam membiarkan PDIP dirusak.
Sebagai kader PDIP yang setia dan loyal kepada partai, saya mengajak semua kader bangkit, bergerak, berjuang bersama membujuk dan merebut hati rakyat untuk memenangkan Pemilu 2024 dan memenangkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden ke- 8 Republik Indonesia. ®