Popularitas Jokowi Tetap Tinggi Meski Dihantam Bertubi-tubi

Catatan Redaksi1619 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Hasil survei nasional LSI Denny JA pada akhir November 2023, dan awal Desember 2023 memperlihatkan, kepuasan publik kepada Jokowi masih sangat tinggi, yakni di angka 79,1%.

“Ini angka yang sangat kuat sekali padahal lebih dari sebulan ini begitu banyak hantaman bertubi-tubi kepada Jokowi,” ungkap Denny JA dalam siaran pers yang diterima Beritasatu.com, Rabu (6/12/2023).

“Pemimpin yang dicintai rakyatnya akan lama bertahan di hati rakyatnya, walau ia dikritik habis-habisan oleh lawan politiknya. Bahkan ia tetap dicintai walau Ia kadang juga membuat kesalahan dalam kebijakannya, sejauh rakyat meyakini bahwa niat pemimpin itu baik-baik saja,” jelas Denny JA mengambil kutipan terkenal dari tokoh kemerdekaan India, Mahatma Gandhi.

Gandhi pernah menjelaskan pentingnya menjadi pemimpin yang dicintai dan memelihara niat baik.

“Bagaimana kita memahami fenomena ini? Kita mulai dari berita, rentetan berbagai kritik yang dialamatkan kepada Jokowi,” ujar Denny JA.

Ia memerinci dengan melihat pemberitaan media di Tanah Air. Pertama, ada kritik dari Ganjar Pranowo calon presiden dari partai Jokowi sendiri PDIP. Ini yang menjadi judul berita: “Ganjar Mulai Sering Serang Jokowi”.

Lebih keras lagi, judul berita ini: “Megawati Serang Jokowi Kenangan Orde Baru Kembali Dibuka Penguasa”. Tak tanggung-tanggung kritik Megawati yang frontal, sebagai ketua umum PDIP, partai Jokowi sendiri.

Tak hanya dari PDIP, ada juga judul berita keras lain.“Blak- Blakan Mantan Ketua KPK Sudutkan Jokowi”.

Bahkan mantan ketua KPK ikut mengkritik Jokowi.

Hantaman juga datang dari media, contohnya dari majalah Tempo.“Dinasti Politik Jokowi Menghancurkan Demokrasi”. Majalah Tempo memilih sikap menjadi aktivis, mengkritik Jokowi secara beruntun dan bertubi-tubi.

Bahkan juga sebagian Civil Society ikut mengkritik, seperti judul berita ini, “Mengapa Civil Society Sangat Kritis Kepada Jokowi?”

“Namun apa yang terjadi? Jokowi tetap populer di mata mayoritas rakyatnya, secara agregat. Approval ratingnya masih 79,1%, di akhir November, setelah lebih dari 40 hari ia dikritik habis-habisan,” kata Denny JA.

Bahkan terjadi efek elektoral yang kuat sekali kepada pengkritik utamanya. Yaitu eksodus dari para pendukung Jokowi yang pergi dari Ganjar Pranowo dalam jumlah besar.

Pendukung militan Jokowi memberi respons dengan memindahkan dukungan, dari Ganjar ke Prabowo atau ke Anies Baswedan. Hal ini ikut menjelaskan mengapa elektabilitas Prabowo terus menerus naik, elektabilitas Anies juga terus-menerus naik. Sementara elektabilitas Ganjar merosot drastis, dan sedikit lagi akan dilampaui oleh Anies Baswedan.

Mengapa Jokowi tetap populer setelah dihantam sana dan sini?

“Pertama, hubungan Jokowi dengan sebagian besar pendukungnya sudah sangat emosional. Ini hubungan yang sudah terbina panjang sejak lama.

Jokowi menjadi wali kota dua periode, gubernur dan presiden juga dua periode. Sudah lebih dari 20 tahun hubungan batin ini terbina dan terus terjaga,” jelas Denny JA.

Hubungan emosional yang panjang ini tak mudah digerus oleh informasi rasional yang datang belakangan.

Kedua, banyak program Jokowi sebagai presiden yang memang dirasakan manfaatnya. Walau informasi yang kritis itu masuk akal, ia dikalahkan kesan publik luas atas program positff Jokowi yang lain.

“Yang termasuk populer adalah program BPJS untuk kesehatan. Kepuasan publik luas atas asuransi kesehatan yang dikembangkan di era Jokowi ini sangatlah nyata,” kata Denny JA.

Survei menunjukkan, peningkatan kepuasan publik pada program BPJS ini, dari tahun ke tahun.

Ketiga, Jokowi pun terus merawat pendukungnya. Ia tetap rutin berjumpa dengan para relawannya, yang sejak 10 tahun lalu membantunya.

“Jokowi juga masih rajin pergi ke daerah-daerah, bertatap muka dengan rakyat banyak, ke NTT bahkan ke Papua,” kata Denny JA.

Jokowi pun intensif juga menurunkan bantuan sosial terutama ketika ia melihat rakyat banyak sedang mengalami kesulitan ekonomi.

Keempat, yang juga penting, respons elegan Jokowi ketika ia dikritik. Misalnya ketika Megawati mengkritiknya, lalu dikonfirmasi oleh media padanya, Jokowi tenang dan senyum saja, dan mengatakan.“Saya tak ingin menanggapi.”

“Ini justru membuat simpati mayoritas publik datang padanya. Jokowi haters tentu hadir, sebanyak 20 persen. Tapi Jokowi lovers lebih banyak lagi, sebesar 79,1 persen,” jelas Denny JA.

Jokowi tetap populer dan juga memberikan efek elektoral positif kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang teridentifikasi padanya. Dalam hal ini, itu adalah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. (BeritaSatu)

Komentar