Profil Tim Hukum Prabowo-Gibran Hadapi Sengketa Pilpres di MK, Ada Hotman Paris, Otto Hasibuan, dan OC Kaligis

Nasional2841 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Sejumlah advokat ternama bergabung ke dalam Tim Hukum Prabowo-Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Mereka disiapkan menghadapi gugatan sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang telah diajukan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Mahkamah Konstitusi (MK).

Wakil Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Yusril Ihza Mahendra mengatakan, total ada 45 oraag yang bergabung di dalam Tim Hukum Prabowo-Gibran itu. Di antara 45 nama, terdapat sejumlah advokat populer di Tanah Air, di antaranya Hotman Paris Hutapea, Otto Hasibuan, dan OC Kaligis.

Selain itu, ada Wakil Ketua Umum Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman, serta anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat sekaligus anggota Komisi III DPR RI Hinca Pandjaitan yang juga tergabung dalam Tim Pembela Prabowo-Gibran.

Nama lainnya dalam Tim Pembela Prabowo-Gibran adalah Yuri Kemal Fadlullah, Adnial Roemza, Ahmad Maulana, M Gamal Resmanto, Rivai Kusumanegara, Nicholay Aprilindo, Yakup Putra Hasibuan, dan sejumlah advokat profesional lain utusan partai politik anggota Koalisi Indonesia Maju.

“Tim Pembela Prabowo-Gibran akan menyampaikan permohonan ke Mahkamah Konstitusi untuk diterima dan ditetapkan sebagai pihak terkait guna membantah permohonan dari pasangan calon 01 dan 03,” kata Yusril, dikutip dari Kompas.com, Senin (25/3/2024).

Tim Hukum Prabowo-Gibran telah mendatangi MK untuk menjadi tim pembela pasangan capres cawapres terpilih menghadapi gugatan sengketa Pilpres 2024 pada Senin (25/3/2024) malam.

Profil Tim Hukum Prabowo-Gibran

Tim Hukum Prabowo-Gibran diketuai oleh Yusril dan akan dibantu oleh Otto Hasibuan sebagai wakil ketua.

Berikut profil advokat yang tergabung dalam Tim Hukum Prabowo-Gibran:

1. Yusril Ihza

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (2001-2004), dan Menteri Sekretaris Negara (2004-2007), selain menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril adalah seorang advokat. Dia memiliki firma hukum Ihza & Ihza Law Firm yang dipimpinnya sendiri. Dilansir dari laman Ihza & Ihza Law Firm, Yusril merupakan Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia (UI).

Berikut pendidikan yang ditempuh Yusril:

  • Sarjana Ilmu Filsafat di UI
  • Pascasarjana bidang studi Hukum dan Ilmu Islam di UI
  • Pascasarjana Humaniora dan Ilmu Sosial di Universitas Punjab Pakistan
  • Master of Science di Universitas Sains Malaysia
  • Doktor of Philosophy bidang ilmu politik di Institut Pendidikan Doktoral.

Dia juga pernah menjabat sejumlah posisi di pemerintahan, seperti Menteri Hukum dan Perundang-undangan (1999-2001), Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (2001-2004), dan Menteri Sekretaris Negara (2004-2007).

2. Otto Hasibuan

Otto Hasibuan merupakan advokat yang telah malang melintang di bidang hukum. Ia tercatat pernah menangani sejumlah kasus besar, seperti menjadi pengacara Jessica Kumala Wongso dalam kasus kopi sianida pada 2016.

Otto Hasibuan juga mendirikan kantor hukum Otto Hasibuan Law & Associates yang menjadi salah satu kantor hukum terkemuka di Indonesia. Dikutip dari laman Otto Hasibuan Law & Associates, Otto merupakan lulusan Sarjana Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta pada 1981.

Ia kemudian menempuh doktor hukum pada tahun 2006 dengan predikat cum laude. Otto kemudian mengambil kursus perbandingan hukum di University of Technology Sydney, Australia pada 1990 dan memperoleh gelar Magister Manajemen dari IPWI, Jakarta 1998.

Sebagai seorang cendekiawan dan politisi yang terkenal di industri hukum Indonesia, Otto dianugerahi gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Jayabaya, Jakarta pada tahun 2015.

Otto juga pernah menjabat sebagai Presiden Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) pada 2003 dan 2015. Dia juga pernah menjadi Presiden Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) selama dua masa jabatan, yakni 2004 dan 2015.

3. Hotman Paris Hutapea

Sosok Hotman Paris Hutapea merupakan pengacara kondang yang kerap muncul di media Indonesia. Dia dikenal sebagai pengacara yang bergerak di bidang hukum bisnis internasional.

Dia juga pernah menjadi bagian dari kuasa hukum Manohara Odelia Pinot dalam kasus KDRT dengan Pangeran Kesultanan Kelantan, Malaysia Tengku M Fakhry pada 2009.

Hotman juga tercatat menjadi pengacara mantan Kapolda Sumatera Barat, Irjen Teddy Minahasa yang terjerat kasus narkoba.

Dilansir dari Kompas.com, Hotman Paris menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan (FH Unpar), Bandung, dan lulus pada 1981.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan gelar Master of Laws atau LL.M di University of Technology, Sydney, Australia pada 1990. Pada 2005, Hotman Paris menempuh pendidikan magister di UGM, Yogyakarta. Dia melanjutkan studi doktor di doktor di Universitas Padjadjaran.

4. OC Kaligis Otto Cornelis (OC)

Kaligis adalah advokat yang kerap menangani kasus non-Itigasi dan Itigasi, baik dalam hukum pidana maupun perdata, dalam negeri maupun internasional.

Dia tercatat pernah menangani kasus-kasus yang melibatkan tokoh penting, seperti Soeharto dan BJ Habibie.

Selain menjadi pengacara, OC Kaligis juga seorang Guru Besar bidang Hukum di Universitas Negeri Manado yang mengajar di beberapa kampus, seperti Sekolah Kepolisian Negara, Universitas Trisakti, dan sebagainya.

Ia juga seorang penguji Ph.D. calon Universitas Arilangga dan Universitas Diponegoro, serta penguji LL.B. calon Universitas Tarumanegara. Dilansir dari laman OCK & Associates, OC Kaligis memperoleh gelar Sarjana Hukum di Parahyangan Bandung pada 1966.

Dia kemudian mengambil Pendidikan Kenotariatan di Universitas Indonesia dan menjadi mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Rheinisch-Westfaelische Technische Hochschule di Aachen, Jerman sejak 1972-1975. Pada 1990-an, OC Kaligis mengikuti beberapa pelatihan eksekutif mengenai Hukum Kepailitan dan Pasar Modal.

Ia kemudian mendapatkan gelar Magister Hukum dari Universitas Padjajaran Bandung pada 2003 dan gelar Doktor Ilmu Hukum pada 2006. (Kompas.com)

Komentar