Sarang Burung Walet RI Dibeli Tiongkok Rp 2,2 Triliun

Berita2565 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Tiongkok resmi menandatangani kontrak baru pembelian sarang burung walet Indonesia senilai USD150 juta atau Rp2,2 triliun.

Hal ini seiring melonjaknya permintaan produk sarang burung walet di negara Tirai Bambu itu.

Letter of Intent (LOI) pembelian produk ini ditandatangani Atase Perdagangan (Atdag) Beijing, Marina Novira dan General Manager of Production Center dari Xiamen Yan Palace Seelong Food Co, Ltd, Huang Danyan.

Hingga saat ini, perusahaan importir dan pabrik pengolahan sarang burung walet tersebut telah menggunakan 100 persen bahan bakunya dari Indonesia.

“Diharapkan seluruh perwakilan perdagangan di luar negeri dapat semakin aktif dalam mempromosikan produk Indonesia yang dapat meningkatkan nilai ekspor,” ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto melalui keterangan tertulis, Kamis sore, 5 November 2020.

Atdag Beijing Marina Novira menyampaikan bahwa LOI tersebut bisa meningkatkan kinerja ekspor nonmigas Indonesia.

Pasar produk sarang burung walet selama pandemi covid-19 mengalami kenaikan yang cukup signifikan lantaran dikonsumsi untuk meningkatkan daya tahan kesehatan tubuh.

“Dengan LOI ini diharapkan nilai ekspor produk sarang burung walet Indonesia akan meningkat dan dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja ekspor nonmigas nasional,” katanya.

Hal ini mengingat Indonesia merupakan produsen sarang burung walet terbesar di dunia, sedangkan Tiongkok merupakan konsumen sarang burung walet terbesar di dunia, lanjut Marina.

Marina memaparkan baru ada 23 perusahaan sarang perusahaan sarang burung walet yang terdaftar di Bea Cukai Tiongkok dan secara resmi dapat mengekspor produknya ke Tiongkok.

Selain itu, ada 13 perusahaan terdaftar yang telah diinspeksi Bea Cukai Tiongkok pada Desember 2019 terkait permohonan izin peningkatan kapasitas volume ekspor.

“Kami masih membahas secara intensif dengan Pemerintah Tiongkok proses inspeksi dapat segera selesai sehingga nilai ekspor produk sarang burung walet dapat bertambah mengingat tingginya permintaan terhadap komoditas tersebut di Tiongkok,” ungkap Marina.

Sementara itu, Dubes Djauhari optimistis peluang peningkatan penjualan produk sarang burung walet bisa dimanfaatkan maksimal oleh pengusaha di Indonesia. Kinerja ekspor pun diharapkan bisa terus tumbuh.

“Saya berharap kerja sama ini dapat terus ditingkatkan oleh kedua negara karena saya percaya, masyarakat Tiongkok sangat menyukai the Caviar of the East dari Indonesia ini,” ungkap Djauhari.

Pada periode Januari-Agustus 2020, Tiongkok telah mengimpor USD275,7 juta sarang burung walet dari dunia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 73,7 persen impornya berasal dari Indonesia dengan total nilai sebesar USD203 juta.

Adapun impor Tiongkok terhadap sarang burung walet pada periode tersebut tercatat telah meningkat 90,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. (Setkab)