Sekilas Selayang Pandang Kabupaten Karo

Berita, Karo6268 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang terletak di dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan yang berada pada ketinggian 120 – 1600 m di atas permukaan laut. Ibukota kabupaten adalah Kabanjahe yang berjarak 75 Km atau 1,5 jam perjalanan darat dari Kota Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Di dataran tinggi Karo ini bisa ditemukan indahnya nuansa alam pegunungan dengan udara yang sejuk dan berciri khas daerah buah dan sayur. Di daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak yang masih aktif dan berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Arti kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang suku Karo.

Penduduk Kabupaten Karo adalah dinamis dan patriotis serta taqwa kepada Tuhan Yang Esa. Masyarakat Karo kuat berpegang kepada adat istiadat yang luhur, merupakan modal yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan. Dalam kehidupan masyarakat Karo, idaman dan harapan (sura-sura pusuh peraten) yang ingin diwujudkan adalah pencapaian 3 (tiga) hal pokok yang disebut Tuah, Sangap, dan Mejuah-juah.

Kota Berastagi

  1. Tuah berarti menerima berkah dari Tuhan Yang Maha Esa, mendapat keturunan, banyak kawan dan sahabat, cerdas, gigih, disiplin dan menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk generasi yang akan datang.
  2. Sangap berarti mendapat rejeki, kemakmuran bagi pribadi, bagi anggota keluarga, bagi masyarakat serta bagi generasi yang akan datang.
  3. Mejuah-juah berarti sehat sejahtera lahir batin, aman, damai, bersemangat serta keseimbangan dan keselarasan antara manusia dengan manusia, antara manusia dan lingkungan, dan antara manusia dengan Tuhannya. Ketiga hal tersebut adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain.

Pariwisata Jalan di Tempat

Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Sumatera Utara yang memiliki potensi tidak kalah baik dengan daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia. Namun potensi yang ada tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena keterbatasan dana dalam pembangunan dan pengembangannya.

Potensi Obyek Wisata Kabupaten Karo diintisarikan menjadi tiga bagian, adalah sebagai berikut :

Obyek wisata alam : Alam Pegunungan, Hutan Raya, Air Terjun. Danau, Air Panas Alam dan Gua.

  1. Obyek wisata budaya : Rumah Tradisional Karo, Kesenian Budaya Tradisional Karo, Upacara Ritual dan Pesta Tahunan.
  2. Obyek wisata peninggalan sejarah : Museum Karo Lingga, Peninggalan Meriam Putri Hijau, Peninggalan Bangunan Arsitektur Zaman Belanda.
  3. Agrowisata : perkebunan Jeruk, tanaman bunga-bungaan dan sayur-sayuran.

Walaupun begitu banyak dan beragamnya potensi kepariwisataan yang dimiliki oleh Kabupaten Karo, namun yang sudah berhasil diaktualisasikan atau difungsikan masih sangat terbatas. Pengembangan belum dilaksanakan secara optimal dengan dukungan dan perencanaan yang baik, pelaksanaan yang terkoordinir dan sistem manajemen pengelolaan yang mantap, sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa potensi pariwisata yang terdapat di Kabupaten Karo masih memerlukan berbagai upaya peningkatan dan pengembangan lebih lanjut, agar apa yang diharapkan dari sektor ini betul-betul dapat menjadi kenyataan.

Kabupaten Karo, memiliki kekayaan alam yang luar biasa, khususnya di sektor pertanian. Namun, potensi ini belum mampu menunjang kesejahteraan masyarakat Karo karena sejumlah persoalan.

Secara umum topografi wilayah Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, merupakan daerah perbukitan yang subur, view yang indah dan eksotis serta didukung iklim udara yang sejuk sepanjang musim. Barangkali karena faktor itu pula daerah ini dari dahulu dikenal sebagai salah satu sentra pertanian, terutama penghasil sayur dan buah-buahan terbesar di Sumatera Utara.

Pemahaman tentang jumlah, struktur, dan pertumbuhan serta distribusi penduduk sangat menentukan arah pembangunan di suatu daerah. Kondisi kependudukan akan mempengaruhi berbagai kebijaksanaan pembangunan dari berbagai sektor-sektor pelayanan dan pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintah. Jumlah penduduk Kabupaten Karo terus tumbuh secara relatif cepat dan hal ini akan membawa perubahan pada sistem pelayanan pemerintah secara keseluruhan.

Andalan Utama Pertanian Tidak Memiliki Daya Saing

PErtanian Kabupaten Karo

Produk pertanian dari Tanah Karo tidak saja menguasai pasar lokal di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), tetapi juga sudah merambah ke luar daerah. Berton-ton kentang, kol, cabai yang diangkut truk setiap hari tampak mengalir dari Karo menuju Pekanbaru (Riau), Palembang, bahkan juga dipasarkan sampai ke Jakarta.

Jeruk manis asal Tanah Karo dengan label yang sudah dikenal di mana-mana, yakni “Jeruk Berastagi”, juga merambah pasar di luar Sumut. Sebagai buah lokal dengan rasa manis, kulit tipis, dan daging buah yang lejat dan tidak banyak bijinya. Jeruk Berastagi memang makin diminati banyak orang. Oleh karena itu, tidak perlu heran, pasar jeruk yang semula dikuasai jeruk asal Pontianak akhir-akhir ini justru diambil alih jeruk Berastagi.

Dilihat dari sisi potensi dan produktivitas daerah, idealnya kehidupan masyarakat Tanah Karo bisa lebih makmur dan sejahtera. Akan tetapi, lahan pertanian yang luas dan subur serta produk pertanian yang melimpah ternyata bukan menjadi satu jaminan bahwa masyarakatnya akan hidup lebih baik dengan tingkat pendapatan yang lumayan.

Pada saat kentang dari Tanah Karo merambah pasar di mana-mana dan ketika jeruk berastagi dipajang di etalase toko buah serta swalayan modern di kota-kota besar, jangan bayangkan hidup petani ikut terdongkrak. Untuk saat sekarang, hal sepertinya itu adalah mustahil karena faktanya belum pernah mendengar ada petani sayur dan buah di Karo yang kaya raya.

Sepertinya sudah hukum alam, yang beruntung itu pedagang dan pemilik modal, sementara para petani Karo tampaknya akan tetap ‘gali lobang tutup lobang’. Perhatian total dari sang pengambil kebijakan sangat didambakan oleh 80 persen petani yang menjadi tulang punggung usaha ekonomi mayoritas masyarakat di daerah yang masih dilanda bencana erupsi vulkanik Gunung Api Sinabung itu.

Sumber Daya Mineral/Bahan Galian

Kabupaten Karo memiliki beberapa potensi pertambangan dan energi, antara lain: panas bumi, belerang, batu gamping, dolomit, fosfat, kalsit, lempung, marmer, sirtu, trass, andesit, feldspar dan granit. Sumber daya mineral/bahan tambang ini tersebar di beberapa kecamatan, baik yang sudah dieksploitasi maupun yang belum pernah dieksploitasi.

Inilah sejumlah pekerjaan rumah dan sedikit sekilas selayang pandang Kabupaten Karo di era kekinian, yang membutuhkan perhatian total dari Bupati Karo dan Wakil Bupati terpilih hasil Pilkada 2020 nantinya. Tantangan bertani di era pandemi Covid-19 yang sudah mulai terasa sengatannya di semua sektor diperlukan kerja keras, totalitas dan kepemimpinan yang mumpuni dengan melahirkan politik anggaran memihak petani. (R1)