Tanggapi Megawati soal Orde Baru, Bahlil: Biasanya yang Mau Kalah Bawaannya Marah-marah

Headline4438 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Ketua Dewan Pembina Pilar 08 Prabowo-Gibran, Bahlil Lahadalia, mempertanyakan ucapan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menyebut para penguasa saat ini bertindak seperti zaman orde baru.

Padahal, menurut Bahlil, ketika zaman reformasi dimulai sejak 2014 sampai 2023, menteri terbanyak berasal dari partai pendukung pemerintah.

“Para menteri tersebut di antaranya berasal dari PDIP, Golkar, Nasdem, PKB dan PPP. Jadi siapa yang sebenarnya orde baru itu?” kata Bahlil Lahadalia di hadapan relawan Prabowo-Gibran di Surabaya, Minggu (2/12/2023).

Mantan Ketua HIPMI itu kemudian menyinggung jika sekarang masih zaman orde baru, maka dirinya tidak akan menjadi menteri seperti sekarang ini.

“Bapak, ibu, semua, jangan kita lupa, di zaman orde baru, orang kayak saya belum tentu jadi menteri karena dari kampung. Dalam konteks keputusan Mahkamah Konstitusi, Undang-Undang Pemilu kita, untuk calon presiden itu sebenarnya harus S1. Tapi kemudian direvisi untuk SMA, enggak ada yang ribut. Itu semua demokrasi. Kenapa sekarang kita harus mempersoalkan tentang persoalan ini?” ujar Bahlil.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini pun mengajak para pendukung Prabowo-Gibran untuk tidak memedulikan pihak manapun, termasuk capres atau cawapres yang menyinggung kubu Prabowo-Gibran.

Ia menilai, pihak yang marah-marah biasanya adalah pihak yang panik dan akan kalah.

“Bapak, ibu, semua, kalau ada capres atau cawapres yang menyinggung kita, jangan kita tanggapi serius. Kita hepi dan santai saja. Biasanya yang mau kalah bawaannya panik dan marah-marah saja. Itu biasanya marah terus dan yang menang senyum-senyum saja,” ucap Bahlil.

Jokowi Enggan Komentari Pernyataan Megawati

Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan menanggapi sindiran Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang menyebut ada penguasa yang bertindak seperti zaman orde baru. Dia hanya merespons dengan senyuman.

“Saya tidak ingin memberi tanggapan,” kata Jokowi singkat kepada wartawan di Hutan Kita JIEP Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta Timur, Rabu (29/11/2023).

Tanggapi Megawati, Kaesang: Zaman Orde Baru Saya Masih Kecil, Enggak Mengalami

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep turut menanggapi pernyataan Megawati Soekarnoputri yang menyebut penguasa saat ini seperti orde baru.

“Saya enggak tahu, maksudnya definisi seperti orde baru itu seperti apa dulu? Karena saya sendiri kan tidak mengalami. Karena waktu itu saya masih umurnya kecil, jadi saya enggak mengalami,” kata Kaesang Pangarep dilansir dari Antara, Kamis (30/11/2023).

Kaesang meyakinkan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat ini berbeda dibandingkan dengan masa orde baru.

“Teman-teman semua saya katakan, di medsos (media sosial) ngomong sesuatu menghina presiden ditangkap enggak?” tanya putra bungsu Presiden Jokowi itu.

Walaupun demikian, adik calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka itu menjelaskan kembali bahwa di masa pemerintahan Jokowi-Ma’ruf bukanlah seperti orde baru, kecuali seseorang tersebut telah menghina terlalu jauh atau kelewat batas.

“Oke ditangkap ketika menghina terlalu jauh, tetapi apakah sebuah forum diskusi atau apa yang namanya, sampai ada orang yang menangkap atau melakukan seperti itu? Apakah ada? Enggak ada toh?” ujar Kaesang.

Megawati Sebut Penguasa Sekarang Bertindak seperti Zaman Orde Baru

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merasa jengkel dengan para penguasa saat ini yang bertindak seperti zaman orde baru. Sebab kemerdekaan Indonesia penuh dengan perjuangan.

Hal tersebut disampaikan Megawati Soekarnoputri dalam acara rakornas organisasi sukarelawan dan simpatisan pendukung capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud Md di Hall B3-C3 JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023).

“Mustinya ibu enggak boleh ngomong gitu, tapi sudah jengkel tahu enggak. Kenapa? Republik penuh dengan pengorbanan tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman orde baru?” kata Megawati.

Megawati pun menyerukan agar seluruh relawan Ganjar-Mahfud untuk melawan dan memenangkan pasangan nomor urut 3 itu di pilpres 2024 dengan satu putaran.

“Benar tidak? Merdeka, menang kitaaa Ganjar-Mahfud satu putaran,” ucap Mega, disambut riuh tepuk tangan dari seluruh relawan yang hadir.

Lebih lanjut, dia merasa sudah tidak dihargai. Padahal, dirinya juga pernah memimpin Indonesia. Namun, Megawati menegaskan sebagai partai dengan logo banteng tidak akan pernah keok dengan siapa pun.

“Ndak, kadang-kadang ya, kadang-kadang apa ya, saya manusia juga dong. Tetapi ya bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah presiden lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 republik Indonesia lho,” ujar dia.

“Saya tentu tidak, apa, nurani saya ya terbuka dong. Lho ini gimana sih? Maunya apa sih? Mari kalau mau bersaing, kita, saya kalau suka di PDI Perjuangan. Biar ibu ini perempuan tapi ibu petarung, kita aja lambangnya banteng, mana ada banteng itu keok,” imbuh Megawati. (Sumber: Merdeka.com)