Turki hingga Rusia Lirik Potensi Investasi Jalan Tol di Indonesia

Berita, Nasional2457 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan sederet negara mulai melirik potensi investasi pada proyek jalan tol di Indonesia.

Dia mengatakan sudah ada Turki, Rusia, dan Hungaria yang tertarik untuk berinvestasi.

Hingga saat ini pihaknya terus menyiapkan data-data pendukung kepada para investor dari luar negeri untuk melakukan investasi. Baik melalui jalur kerja sama biasa maupun lewat sovereign wealth fund (SWF).

“Yang cukup menarik adalah siapa target investor asing ini. Saat ini ada beberapa negara yang tertarik masuk ke Indonesia. Ada Turki, Rusia, Hungaria,” ujar Danang dalam paparan kinerja BPJT 2020 secara virtual, Jumat (8/1/2021).

Bahkan khusus untuk Hungaria ada rencana membentuk kerja sama pendanaan Indonesia-Hungaria fund untuk proyek-proyek infrastruktur.

Danang mengaku gembira karena proyek jalan tol di Indonesia menarik perhatian dari luar negeri. Menurutnya, banyak negara membawa kelebihan tersendiri apabila mau melakukan investasi.

Ada yang memiliki kelebihan pada keahlian konstruksi, China misalnya. Ataupun memiliki kekuatan berupa pembiayaan yang besar.

“Kami happy juga ruas tol ini menarik perhatian dari investor luar negeri, ada banyak negara dari berbagai background. Ada yang memiliki kapabilitas finansial, ada juga di bidang konstruksinya,” ujar Danang.

Dia juga sempat memaparkan pertumbuhan investasi pada proyek jalan tol di Indonesia terus bertumbuh. Di tahun 2020 saja, total nilai investasi untuk jalan tol secara nasional mencapai Rp 729,54 triliun. Di tahun 2019 sendiri jumlahnya Rp 691,43 triliun.

“Infrastruktur, khususnya jalan tol memang diandalkan berikan dorongan pemulihan ekonomi nasional, akumulasi investasi pada jalan tol tumbuh jadi Rp 729,54 triliun di tahun 2020. Ini kita harapkan tumbuh sampai Rp 1.100 triliun di tahun 2024,” kata Danang.

Meski begitu, investasi asing yang masuk dari seluruh jumlah investasi tersebut masih sangat sedikit. Jumlahnya hanya mencapai Rp 9,9 triliun di tahun 2020, tak berubah jumlahnya dari tahun 2019.

“Ini karena kondisi tak menentu COVID-19 jadi sangat terbatas masuk ke Indonesia, kami akan terus dorong keyakinan investor,” kata Danang. (Dtc)