Jakarta, Karosatuklik.com – Dittipidnarkoba Bareskrim Polri berhasil menangkap Roman Nazarenko, buronan internasional yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) internasional. Roman Nazarenko merupakan WNA asal Ukraina terlibat dalam jaringan narkotika Clandestine Lab Hydra di Bali.
Roman Nazarenko dikenal juga bigbos jaringan narkoba kelas kakap telah menjadi buronan sejak Mei 2024. Ia ditangkap di Bandara U-Tapao Rayong, Thailand, ketika hendak menuju Dubai.
Nazarenko terlibat dalam produksi mephedrone dan ganja hidroponik di Bali terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup sesuai UU Narkotika.
Sebelumnya, dua rekannya dari Ukraina dan Rusia sudah diserahkan ke kejaksaan bersama barang bukti.
“Kapolri telah memberikan arahan tegas untuk memproses siapa pun yang terlibat dalam peredaran narkoba, baik melalui jalur pidana maupun sanksi kode etik tanpa pengecualian,” ujar Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa, SIK, MH di di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (22/12/2024).
Mukti mengatakan Roman Nazarenko mengendalikan clandestine lab di Bali yang dibongkar pada Mei 2024. Nazarenko menyulap vila di Bali yang disewanya sebagai lab ganja hidroponik di dalam basement yang dibuatnya sesuai dengan pesanannya.
“Dia yang mengendalikan cara pembuatan dari mulai dia bikin laboratorium sampai dia juga yang mesan barang. Dia juga yang membuat basement ya, karena vila kan beda tuh, waktu di Bali ada vila yang tanpa basement, tapi dia ada basement di dalam sendiri, underground. Itulah mereka yang merancang,” jelasnya.
Jenderal polisi bintang satu ini mengatakan Roman sudah melarikan diri selama tujuh bulan. Warga negara Ukraina itu tidak ada di lokasi saat polisi berhasil membongkar pabrik narkoba yang dikendalikannya pada Mei lalu.
“Dia lari dari bulan Mei, selama 109 hari dia berada di Thailand,” tutur Mukti.
Pelarian Roman berhenti saat akan pergi dari Thailand ke Dubai. Roman saat itu ditangkap oleh pihak Imigrasi.
“Begitu dia akan berangkat dari Thailand menuju ke Dubai, alhamdulillah bisa diamankan oleh Imigrasi. Dan dari Hubinter beserta kami turut semua langsung ke Thailand untuk menjemput pelaku ini,” imbuh Mukti. (R1)
Komentar