Medan, Karosatuklik.com – PSMS Medan yang gagal lolos ke Liga 1 Indonesia musim depan mengundang reaksi dari sejumlah suporter, salah satunya dari suporter. Sejumlah pendukung militan tim dengan julukan ayam kinantan itu, ingin agar PSMS diambilalih oleh Muhammad Bobby Afif Nasution, Wali Kota Medan saat ini.
Edy Rahmayadi selaku pembina pun memberikan tanggapannya. Pemilik saham 51% PT Kinantan Medan Indonesia, yang adalah pemilik klub PSMS itu, memberi pernyataan tegas.
Berbicara saat bertemu dengan wartawan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Jumat (28/01/2022), Edy menegaskan PSMS tak boleh dikelola sembarang orang.
PSMS adalah heritage
Gubernur Sumut itu bukan tak punya alasan menyampaikan itu. Sebab PSMS adalah heritage (warisan sejarah) yang harus dijaga. “Dia (PSMS) punya sejarah panjang yang tak boleh sembarang orang mengelolanya,” ujar eks Ketua PSSI itu.
Apalagi bagi dirinya, PSMS adalah hatinya. Ia menyebutkan sampai “berdarah-darah” memperjuangkan PSMS, sejak diambilalihnya pada 2015 saat menjabat Pangdam I/BB hingga saat ini, yang bahkan prosesnya sudah ia mulai saat menjabat Danyon linud 100/PS.
“Begitu kuambil PSMS ini, saya pun digugat orang. Dilaporkan polisi, sana-sini. Tapi karena saya Pangdam. Mau apa kau. Habis uangku Rp 6 miliar. Bayar utang, gaji pemain, laundry dan lain-lain,” ujar Edy.
Saat itu, PSMS hanya dibuat sebagai taruhan. “Berapa skor kau mau. 3-2. Berapa kau bayar. Hanya dibuat kayak gitu PSMS ini,” sambungnya lagi.
Diakuinya, tantangan membuat PSMS sebagai klub sepakbola profesional terus berdatangan. “Begitu saya jadi Pangkostrad di Jakarta, hancur lebur ni PSMS. Berantam sana-sini, tak selesai-selesai,” jelasnya.
Ia ingin PSMS berlaga di Liga 1, kompetisi tahta tertinggi tanah air. “Dari Liga 1 degradasi ke Liga 2. Sekarang saya mau PSMS naik lagi ke Liga 1. Saya bayar berapapun. Tapi ini bukan pakai uang APBD. Karena PSMS tak boleh pakai uang rakyat,” tegasnya.
Edy menyebut saat ini pembinaan terhadap klub lebih utama dari apapun. Bukan sikap untuk mengakuisisi PSMS kepada pihak lain. Apalagi melempar kesalahan kepada manajemen atau pengurus PSMS.
Nanti Berantam Lagi
“Kalau kau mau menang beli pemain. Sekarang PSMS, Mulyadi yang pegang. Dikasi sama orang lain pun nanti belum tentu dia bisa. Berantam lagi. Sudah berapa banyak uangku habis kesitu. Klen tanya Mulyadi itu,” kata Edy sambil menunjuk Mulyadi Simatupang yang juga Manager PSMS Medan sekaligus Kadis Perikanan dan Kelautan Sumut itu.
Oleh karena itulah selaku pembina PSMS Medan, Edy Rahmayadi tak ingin PSMS jatuh ke tangan yang salah, apalagi orang yang tidak kenal akan sejarah dan kebesaran PSMS Medan.
Jangan sikit-sikit ambil, nanti hancur lagi, capek
“PSMS ini adalah warisan para senior kita dan kebanggaan rakyat Sumatera Utara. PSMS adalah buah hati saya. Kalau wali kota mau kelola silakan. Tapi jangan sampe dibuat hancur lagi. Progresnya ke depan PSMS Medan harus masuk ke Liga 1,” jelasnya.
Untuk memuluskan langkah PSMS menuju Liga 1, Gubernur Edy bersama manajemen klub sudah mempersiapkan langkah-langkah pembenahan. Salah satunya termasuk pendanaan.
“Kita akan persiapkan ini semua. Pendanaan sponsor itu penting. Karena untuk main di Liga 2 harus ada uang 12 miliar. Liga 1 sekitar 25 miliar. Bukan main-main. Nanti saya kasi tahu wali kota soal ini. Jangan sikit-sikit ambil. Kasikan sana-sini. Nanti hancur lagi. Berantam lagi. Capek,” pungkas Edy. (R1/MedanBisnis)