Medan, Karosatuklik.com – Medan adalah salah satu kota terbesar yang ada di Indonesia. Selain sebagai kota terbesar, Medan juga sangat populer karena keragaman budaya dan keindahan lain yang ditawarkan oleh kota yang identik dengan Suku Batak ini.
Medan juga merupakan kota multikultural dengan keragaman yang masih banyak menyimpan cerita unik yang belum banyak diketahui oleh khalayak luas. Biasanya, orang datang ke Medan untuk menikmati keragaman kuliner dan keindahan alamnya.
Di antara sekian banyak kota yang ada di Sumatera, Medan dianggap menjadi kota tersukses dan termaju di Pulau Sumatera. Tak heran jika bisnis properti pun melesat pesat di kota ini.
Sejak dibangun Bandar Udara Internasional Kuala Namu yang merupakan bandara terbesar kedua setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta, pembangunan di Sumatera Utara, khususnya Medan, semakin tumbuh pesat. Bandar udara yang berdiri di atas lahan seluas 1.300 hektare ini seakan menjadi magnet kuat yang membuat para investor datang ke tempat ini.
Pembangunan di segala sektor pun kian tumbuh pesat. Dari sekian banyak sektor pembangunan, sektor properti yang perkembangannya paling signifikan. Medan tergolong kota yang pertumbuhan propertinya sangat pesat, selain Jakarta, Surabaya, Bandung, Balikpapan, Pekanbaru, Solo, dan Yogyakarta.
Tidaklah heran jika pembangunan di Sumut dengan ibu kotanya, Medan, saat ini sedemikian cepat. Ini ditandai dengan pembangunan gedung-gedung tinggi, baik apartemen, hotel, pusat perbelanjaan, maupun perkantoran yang diiringi pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, elevated railway untuk kereta cepat yang tentunya membutuhkan tenaga-tenaga profesional.
Hal itu mendorong laju urbanisasi ke Medan semakin tinggi, tidak hanya dari kota-kota penyangga di sekitarnya, seperti Berastagi, Binjai, Belawan, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, tapi juga dari luar Sumut, bahkan dari luar Pulau Sumatera. Penduduk Kota Medan pun semakin padat yang mengakibatkan bertambahnya volume kendaraan. Akibatnya, sering terjadi kemacetan saat jam-jam sibuk.
Podomoro Mengubah Wajah Medan
Agung Podomoro Land dengan jeli menangkap fenomena tersebut dengan membangun apartemen, pusat perbelanjaan, hotel, dan perkantoran dalam satu kawasan terintegrasi (superblok) di atas lahan seluas 5,2 hektar.
Lokasinya berada di persimpangan Jalan Putri Hijau dan Guru Patimpus yang merupakan jalur utama di pusat kota Medan seruas dengan pusat kuliner dan hiburan Merdeka Walk, Bank Indonesia, Kantor Pos Besar Kota Medan, kantor pemerintahan, balai kota, hotel bintang 5 Grand Aston dan JW Marriott, serta Railink yaitu moda transportasi kereta cepat dari Medan menuju Bandara Internasional Kualanamu. Sulit dibantah, lokasi Podomoro City Deli Medan ini sangat strategis di ‘jantung’ kota Medan.
Podomoro City Deli Medan didesain oleh DP Architects Singapura yang berpengalaman dalam merancang bangunan mewah di dunia, seperti Dubai Mall, Marina Bay Center Singapura, Esplanade Singapore, Singapore Flyer, Resort World Sentosa Singapura, Paragon Shopping Center, dan Mumbai Airport India.
Pembangunan perkantoran ini sudah rampung secara keseluruhan, bahkan untuk Kondominium Tribeca telah diserahterimakan secara bertahap sejak 2 Desember 2018. Untuk Mal Deli Park juga sudah dibuka untuk masyarakat.
Kota Baru
Bukan itu saja, pembangunan kawasan sport center yang diproyeksikan menjadi ikon baru Provinsi Sumatera Utara akan semakin mempercepat denyut nadi perekonomian di daerah itu.
Kawasan sport center menempati area seluas 300 hektar di Kecamatan Batangkuis, Deliserdang. Seluas 200 hektar di antaranya dimanfaatkan untuk sport center, dan 100 hektar sisanya akan dibangun sebagai pusat bisnis, dan fasilitas umum lainnya seperti rumah sakit bertaraf internasional, taman botani, taman rekreasi, sekolah, pendidikan keolahragaan dan lainnya.
Sebagai tuan rumah PON 2024, Medan sudah bersolek sejak dini. Pembangunan kawasan mega proyek dengan dana diatas Rp13 Triliun itu akan memacu pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Bukan hanya untuk jangka pendek sebagai tuan rumah PON 2024, namun banyak manfaat jangka panjang yang akan diperoleh.
Pemprov Sumut dengan menjadikan kawasan ini sebagai kota baru karena lokasinya strategis, dekat dengan Bandara Internasional Kualanamu sehingga bisa menjadi persinggahan dan menghidupkan perekonomian.
Sport center ini akan berisi venue-venue cabang olahraga dengan stadion utama berkapasitas 75.000 penonton yang berdesain mengacu pada konsep kelapa sawit. Sementara pusat bisnisnya akan dilengkapi dengan mal dan hotel.
Untuk diketahui, lokasi pengembangan kawasan sport center ini telah dikunjungi oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan A Djalil. Edy mengaku sudah berkoordinasi dengan bupati untuk menyiapkan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR).
Kota baru ini akan terintegrasi dengan jalur kereta api dan Moda Raya Terpadu (MRT) untuk mengantisipasi kemacetan. “Akan dilakukan pelebaran jalan umum, kawasan ini bakal jadi kota baru di Deliserdang,” kata Edy. Sementara itu, Menteri Sofyan mendukung berdirinya sport centre yang terintegrasi dengan MRT sebagai transportasi publik.
Guru Patimpus Sembiring Pelawi
Guru Patimpus Sembiring Pelawi merupakan ‘founding father’ atau pendiri Kota Medan. Kini kota Medan yang dengan luas 265,10 km2 memang telah berubah, mengikuti perkembangan zaman karena beban yang juga menggunung. Penduduk kota kini sekitar 2,3 juta dan bertambah pada siang hari. Mayoritas penduduk kota Medan adalah penduduk lokal seperti suku Melayu, Batak, Mandailing, dan Karo.
Kota Medan berdiri pada 1 Juli 1590 sejak ditemukan Guru Patimpus Sembiring Pelawi, sehingga bisa disimpulkan kota Medan sudah berusia 431 tahun pada 1 Juli 2021 nanti.
Gedung Bersejarah
Indonesia memiliki banyak kota – kota besar yang tersebar di berbagai pulaunya, dan mengandung banyak cerita sejarah tersendiri. Kota Medan juga memiliki nilai historisnya sendiri berdasarkan sejarah yang telah lama membentuk latar belakang kota tersebut.
Kebanyakan gedung bersejarah di kota Medan, berasal dari masa kolonial Belanda, sebab pada saat itu terdapat banyak arsitek Belanda dan arsitek asing lain yang memiliki kemampuan mumpuni banyak dipekerjakan untuk membuat gedung – gedung megah di seluruh Indonesia, termasuk di kota Medan. Semoga gedung bersejarah itu tetap lestari sepanjang masa. (R1)