Kabanjahe, Karosatuklik.com – Hujan lebat selama lebih kurang satu {1) jam, Rabu {23/09/2020} mulai Pukul 1.50 WIB hingga Pukul 14. 50 WIB, Jalan Letjen Jamin Ginting Kabanjahe – Berastagi, banjir seperti luapan anak sunga meluber ke atas badan jalan,
Banjir yang menggenangi badan jalan itu disebabkan saluran drainase di sekitarnya tidak mampu lagi menampung debit air hujan yang turun deras. Kondisi itu, antara lain disebabkan adanya penyumbatan dan pendangkalan drainase karena tidak dilakukan pengorekan secara rutin oleh instansi berwenang.
Pantauan karosatuklik.com, luapan air dari drainase di jalan nasional, yang selalu menjadi titik rawan banjir, yaitu Jalan Letjen Jamin Ginting mulai dari depan SMPN 2 Kabanjahe hingga Simpang Tiga depan Mesjid Agung.
Selanjutnya, KM 60 depan Hotel Suit Pakar, disini banjir sepanjang sekitar 1,5 km dan sudah bertahun tahun setiap hujan lebat, kemudian Jalan Mariam Ginting menuju Simpang Enam, Jalan, Rakoetta Brahmana/Jalan Kota Cane, Jalan Kapten Pala Bangun (persimpangan Centrum PPWG GBKP) yang pernah menelan korban jiwa terbawa arus luapan banjir akibat drainase tidak maksimal berfungsi.
Normalisasi dan Revitalisasi
Anggota DPRD Karo, Firman Firdaus Sitepu, SH menghimbau warga Tanah Karo agar berhati-hati. “Perubahan cuaca yang kadang tiba-tiba cukup ekstrim harus disikapi dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi, utamanya bagi warga yang bermukim di seputaran daerah-daerah yang rawan longsor, khususnya di lingkar Sinabung. Banjir lahar dari hulu harus diantisipasi sejak dini,” ujarnya.
Menyikapi banjir yang selalu terjadi setiap hujan lebat di jalan nasional, dia minta Bappeda dan Dinas PUPR Karo berkordinasi dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional {BBPJN} I Medan. “Normalisasi atau pelebaran drainase di titik-titik tertentu urgen dilakukan,” sebutnya.
Sebelumnya mantan anggota DPRD Karo, Frans Dante Ginting kepada karosatuklik.com sudah mengingatkan, revitalisasi drainase/parit jalan dan trotoar kota Kabanjahe dinilai sangat urgen dilakukan.
“Mengingat setahun terakhir ini setiap hujan turun, drainase di jalan-jalan protokol meluap memenuhi badan jalan bagaikan sungai, karena saluran parit tidak maksimal berfungsi akibat dipenuhi berbagai jenis sampah dan limbah,” ucapnya.
Sebelum drainase jalan direvitalisasi total, lanjut Frans Dante Ginting, sulit kota Kabanjahe bebas dari sampah, karena saluran parit jalan selalu dipenuhi sampah plastik, limbah pemukiman, endapan tanah dan pasir, sisa-sisa bahan rehab bangunan warga dan sampah bungkusan dan makanan yang dibuang warga sembarangan ke badan jalan, kata Ginting. {R1}