Jakarta, Karosatuklik.com – Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Purn) Doni Monardo meninggal dunia pada hari ini, Minggu (3/12/2023).
Menurut informasi yang diterima, Doni Monardo menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 17.35 WIB.
“Telah meninggal dunia Letjen Purn DR HC Doni Monardo, (Kelahiran 10 Mei 1963) pada hari Ahad, 3 Desember 2023 pukul 17.35 WIB,” ucap Stafsus Kepala BNPB periode 2019-2020 Egy Massadiah melalui pesan singkat, Minggu (3/12/2023).
Doni Monardo dirawat intensif di rumah sakit sejak beberapa waktu lalu. Informasi itu dibenarkan oleh Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Pada 22 Oktober lalu, Sekretaris Utama BNPB Rustian mengatakan kondisi Doni Monardo sempat membaik setelah menjalani operasi.
“Kondisi ya namanya [setelah] operasi sudah agak mulai membaik,” kata Rustian ketika ditemui di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Jumat (22/9).
Lalu pada 7 November lalu, Presiden Jokowi sempat menjenguk Doni di Rumah Sakit Siloam, Semanggi, Jakarta,
Sejak dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala BNPB pada Januari 2019 Doni menginisiasi pembentukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang kemudian menjadi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 pada Maret 2020.
Doni meraih penghargaan penanggulangan COVID-19 dari Presiden Jokowi pada Maret 2023 berkat strategi Pentahelix yang menitikberatkan semangat kegotongroyongan seluruh sumber daya, meliputi kerja sama pemerintah daerah, masyarakat setempat, pakar, dan akademisi, media, serta sektor swasta.
Kopi Karo
“Secangkir Kopi Karo Harganya Harus Setara Dengan Segelas Wine Perancis”.
Kalimat itu dilontarkan spontan dari bibir Kepala BNPB Doni Monardo saat berkunjung ke Tanah Karo, Sumatera Utara, 18 Oktober 2019 lalu.
Agenda resminya adalah meletakkan batu pertama pembangunan hunian tetap relokasi Tahap III di Siosar, Kabupaten Karo akibat erupsi Gunung Sinabung.
Di situ, hadir Gubernur Sumatera Utara Letjen TNI (Pur) Edy Rahmayadi, serta para pejabat daerah dan tokoh masyarakat lain. Edy adalah sohib satu angkatan Doni sama sama AKABRI lulusan 85.
Ketika itu panitia menyajikan segelas kopi di depan podium tempat ia berpidato. Tak pelak, penggemar kopi itu berhenti berbicara, dan memusatkan perhatian ke arah segelas kopi di hadapannya.
Sejenak ia menyeruput kopi Karo. Matanya terbelalak, ekspresinya sumringah. Ia segera mendekati mic dan spontan berkomentar, “Kopi Karo luar biasa. Setara dengan wine Perancis.
Pak Gubernur, ini benar-benar luar biasa. Ke depan kita harus bisa menjadikan segelas kopi Karo setara harganya dengan segelas wine Perancis,” kata Doni disambut tepuk tangan gemuruh dari hadirin.
Peletakan Batu Pertama Huntap Siosar Tahap Ketiga
Sekedar mengingatkan kembali, berdasarkan Catatan Redaksi Karosatuklik.com, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia Doni Monardo bersama Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi dan Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH, melakukan peletakan batu pertama dan penandatanganan prasasti, sebagai tanda dimulainya pembangunan 892 unit rumah hunian tetap (Huntap) Relokasi Tahap III, untuk korban terdampak erupsi Gunung Sinabung, di Siosar, Tiga Panah, Kabupaten Karo, Sumut, Jumat (18/10/2019)
Huntap Tahap III ini akan dihuni oleh warga korban terdampak erupsi Gunung Sinabung yang direlokasi dari 3 desa dan 1 dusun. Yakni Desa Sigarang-Garang, Desa Sukanalu, Desa Mardingding dan Dusun Lau Kawar.
Ditargetkan pembangunan 892 unit rumah ini akan rampung pada Desember 2019. Sedangkan sejumlah infrastruktur pendukungnya ditargetkan pembangunannya selesai pada tahun 2020.
Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan, pemerintah telah menggalokasikan dana sekitar Rp734,8 miliar untuk relokasi masyarakat terdampak erupsi Gunung Sinabung. Untuk relokasi hunian tahap III pemerintah mengalokasikan dana senilai Rp161,7 miliar.
Dikatakannya, kedatangannya Siosar antara lain untuk memastikan pembangunan rumah Huntap untuk korban erupsi Gunung Sinabung ini berjalan dengan baik.
“Saya ke mari memastikan apakah pembangunannya sudah berjalan dengan baik dan apa yang perlu mendapat perhatian lagi dari pemerintah pusat,” kata mantan Danjen Kopassus ini.
Doni juga menyampaikan, bencana tidak dapat diprediksi. Untuk itu perlu dilakukan pencegahan resiko bencana dalam hal ini, mitigasi, pencegahan, dan kesiapsiagaan. Untuk bencana gunung api, yang bisa dilakukan sebagai pencegahan adalah melakukan vegetasi atau menjaga kelestarian alam di sekitar kawasan gunung.
“Antara lain dengan melakukan vegetasi yang bisa memberikan perlindungan suatu saat jika ada awan panas,” ungkap Doni saat itu. Jajaran Redaksi Karosatuklik.com ikut berduka cita. Semoga keluarga tetap kuat dan tabah menghadapi cobaan ini. Selamat jalan Jenderal (R1/CNN Indonesia)
Komentar