Jakarta, Karosatuklik.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, transformasi SDM kesehatan saat ini menjadi fokus utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pasalnya Indonesia masih kekurangan sekitar 150.000 dokter umum akibat keberadaan fakultas kedokteran (FK) yang tidak merata.
“Dokter umum kita masih kurang 150.000 orang. Fakultas kedokteran kita ada 92, dan tidak merata di seluruh provinsi. Akibatnya pemenuhan dokter di provinsi susah,” kata Menkes dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Selasa (24/1/2023).
Menkes menyampaikan, kondisinya akan sulit apabila misalnya orang yang dididik di Bali kemudian harus bekerja di Kalimantan. Idealnya dibuka fakultas kedokteran di Kalimantan, atau di masing-masing provinsi.
“Memang ada isu kualitas, tetapi kita berdiskusi karena alasan kualitas, lalu tidak dibuka fakultas kedokterannya, ya kasihan,” kata Menkes.
Minimnya jumlah dokter umum dan dokter spesialis di Indonesia masih menjadi perdebatan. Namun Menkes dengan tegas menyampaikan bahwa dalam matrik apapun, jumlah dokter umum dan dokter spesialis memang kurang.
“Ini memang menjadi perdebatan, tetapi saya sudah cek ke negara-negara lain, sudah cek ke organisasi profesi negara lain, sudah cek ke WHO dan World Bank, dalam matriks apapun jumlah dokter dan dokter spesialis kita sangat kurang,” kata Menkes
Menurut Menkes, kondisi tersebut juga bisa terlihat dari banyaknya masyarakat Indonesia yang pergi berobat ke luar negeri dengan alasan layanan yang lebih baik.
Selain itu, banyaknya rumah sakit yang tidak memiliki dokter spesialis, masih banyaknya puskesmas yang tidak memiliki dokter umum dan dokter gigi, serta banyaknya dokter yang bisa praktik di beberapa tempat.
“Padahal di luar negeri umumnya dokter praktik di satu tempat. Itu menunjukkan bahwa memang dokter umum dan dokter spesialis kurang. Diskusinya dengan organisasi profesi dan perguruan tinggi terus kita lakukan, karena memang masih ada beberapa pihak yang merasa dokter umum dan dokter spesialis kita sudah cukup, padahal kenyataannya sangat kurang,” kata Menkes. (BeritaSatu)
Komentar