Panas dengan PDIP, Ganjar Pranowo Dapat Dukungan Relawan untuk Pilpres 2024

Politik1819 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Di tengah polemiknya dengan PDIP terkait pencapresan di 2024, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo justru mendapatkan dukungan dari sejumlah orang yang mengatasnamakan Relawan Ganjarist (Ganjar Pranowo Untuk Indonesia Satu) untuk maju dalam kontestasi lima tahunan tersebut.

Ketua Umum Relawan Ganjarist, Mazdjo Pray menyampaikan bahwa dukungan ini diberikan kepada Ganjar menyusul berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi pada 2024 mendatang.

Oleh karena itu, ia merasa Ganjarist sebagai relawan masyarakat perlu mencari sosok yang tepat untuk bisa meneruskan keberhasilan dari Presiden Jokowi.

“Kami menyepakati untuk mengusung yaitu pak Ganjar Pranowo sebagai salah satu putra terbaik bangsa yang kira-kira adalah yang paling compatible (sebagai Capres 2024),” kata Mazdjo dalam jumpa persnya di acara deklarasi dukungan Ganjarist, di sebuah hotel di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (1/6/2021).

Di sisi lain, kata dia, ada persoalan besar dalam perpolitikan di Indonesia yang disebutnya sebagai politik balas dendam. Dimana, tuturnya, setiap pergantian kepemimpinan nasional biasanya pemimpin baru tidak mau melanjutkan apa yang dikerjakan oleh pemimpin sebelumnya.

Ganjarist, kata Mazjdo, tidak ingin justru keberhasilan Presiden Jokowi tidak diteruskan pada tahun 2024 mendatang. Sehingga, ia berharap Ganjar Pranowo bisa mengemban tugas dan tanggung jawab keberhasilan Presiden Jokowi, bahkan membuat program-program yang jauh lebih baik lagi.

“Oleh karena itu kita merasa punya kewajiban, punya hak politik untuk mengawal agar apa yang telah dibangun oleh pak Jokowi, legacy-nya agar bisa dilanjutkan,” ujar dia.

Masdjo mengklaim bahwa gerakan relawan Ganjarist ini sudah tersebar di sejumlah wilayah. Mulai dari Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga sejumlah perwakilan WNI di sejumlah negara seperti Jerman, Belanda, Jepang, hingga Serbia.

“(Jumlah anggota relawan) kita belum bisa hitung hari ini. (Tapi) gelombangnya cukup besar. Mungkin beberapa peristiwa beberapa hari lalu itu jadi trigger juga,” pungkasnya. (sindonews.com)