PDIP: Pernyataan Jokowi soal Boleh Kampanye dan Memihak Wujud Nyata Ambisi 3 Periodenya

Politik6036 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai tidak adanya larangan kepala negara ikut berkampanye menjadi wujud nyata ambisi tiga periodenya yang terhalang oleh aturan konstitusi. Menurutnya, pernyataan tersebut juga telah menimbulkan sentimen negatif di tengah masyarakat.

“Dengan ketegasan Pak Jokowi untuk ikut kampanye, artinya menjadi manifestasi tidak langsung dari ambisi kekuasaan tiga periode,” kata Hasto di Jakarta, Kamis (25/1/2024).

Di samping itu, Hasto juga mengatakan pernyataan Jokowi tidak terlepas dari dukungannya terhadap pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Ia menyebut pasangan capres dan cawapres tersebut menjadi bentuk cita-cita tiga periode Jokowi yang ditentang oleh PDIP.

“Apa yang disampaikan Pak Jokowi akhirnya membuktikan bahwa pasangan Prabowo-Gibran merupakan cermin Jokowi tiga periode yang selama ini ditolak oleh PDI Perjuangan bersama seluruh kelompok pro demokrasi, para budayawan, cendekiawan dan juga kekuatan yang berjuang menjaga konstitusi,” jelasnya.

Selain itu, Hasto juga mengungkapkan tindakan ketakutan Jokowi kehilangan dukungannya terlihat dalam jejak safari politiknya yang terkesan seolah membuntuti pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md. Ia meyakini keduanya merupakan gambaran pemimpin rakyat yang memiliki ketegasan dalam menegakkan hukum Indonesia.

“Itulah yang ditakutkan dari Ganjar-Mahfud, sampai lebih sepertiga pengusaha penyumbang perekonomian nasional pun dikerahkan untuk dukung paslon 02,” ujarnya.

Terakhir, Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ini juga menyoroti pernyataan Jokowi yang disampaikan di depan Menteri Pertahanan sekaligus Capres 02 Prabowo Subianto beserta jajaran TNI. Baginya, pernyataan tersebut bertentangan dengan kekuatan pertahanan yang seharusnya mencondongkan netralitas mereka.

“Namun hal tersebut justru mengungkapkan motif sepertinya ingin melibatkan TNI, setidaknya secara psikologis,” ujar Hasto.

“Jadi akhirnya terjawab mengapa banyak intimidasi. Ganjar-Mahfud dikepung dari seluruh lini, meski kami meyakinan kekuatan rakyat tidak bisa dibendung dan akan menjadi perlawanan terhadap kesewenang-wenangan yang terjadi,” tuturnya, menambahkan. (Inilah.com)