Protes untuk Google Street View di Berbagai Negara

Teknologi1897 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Google Street View adalah dua sisi mata uang, membantu netizen sekaligus bisa melanggar privasinya. Jejak protesnya sudah lama dan banyak perbaikan juga.

Protes seorang warga di Tangerang mungkin adalah contoh terbaru, ketidaksetujuan terhadap Google Street View. Selama bertahun-tahun, protes ini sudah terjadi di seluruh dunia.

Dilansir detikINET dari Mashable, Senin (25/10/2021) Google Street View meluncur tahun 2007 sebagai inovasi yang menawarkan foto 360 jalanan dunia.

Pada tahun 2008, sudah ada protes dari warga North Oaks, Minnesota yang tidak mau foto pemukiman mereka ada di Google Street View.

Google sampai menghapus fotonya. Pada tahun yang sama Google mulai mengembangkan teknologi untuk memburamkan wajah di Google Street View.

Protes untuk Google Street View di Berbagai Negara

Tahun 2009, giliran Privacy International mengadukan Google ke Kantor Komisi Informasi Inggris terkait identitas orang yang terpotret Google Street View. Masih ada sejumlah aduan lain di Amerika, Inggris, Jepang dan Swiss.

Pada 2010, Google mulai meluncurkan secara resmi teknologi memburamkan wajah orang di Google Street View. Pada tahun yang sama Google Street View setop operasi di Australia selama setahun menyusul investigasi otoritas setempat.

Di tahun 2011 menurut IB Times, Google Street View juga sempat setop ambil foto di India atas permintaan kepolisian.

Pada 2012 diberitakan New York Times, pengadilan Swiss meminta Google mengurangi ketinggian kamera, supaya tidak mengintip ke balik pagar rumah orang.

Pada 2014, Google Street View sudah memulai kebijakan untuk memburamkan rumah, sesuai permintaan pengguna, menurut The Guardian. Sejak itulah mekanisme pengaduan pelanggaran privasi di Google Street View secara online mulai dikenal dan dijalankan.

Protes untuk Google Street View di Berbagai Negara

Namun bukan artinya semua tanpa masalah. Selain soal privasi ada lagi masalah Google Street View terkait tempat yang disucikan etnis tertentu. Pada Oktober 2020, pemerintah Australia meminta Google Street View menghapus foto Uluru, tempat yang disucikan Suku Anangu dari etnis Aborigin di Taman Nasional Uluru-Kata Tjuta.

Pihak Google pun tidak berdiam diri. Aneka protes ini mereka jawab dengan perbaikan teknologi yang bisa otomatis memburamkan wajah dan plat nomor mobil. Ada juga saluran pengaduan untuk pengguna lewat fitur Report A Problem.

Fitur Report A Problem di Google Street View tampaknya menjadi jalan keluar yang dipilih Google sejak 2014.

Namun artinya, publik juga harus tahu ada fitur semacam ini yang bisa dimanfaatkan mereka untuk menyampaikan keluhan. (R1/Dtc)