Review Film: He’s All That

Film3300 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Artikel ini mengandung beberan/spoiler. Film He’s All That yang dibintangi Addison Rae ini adalah sebuah tontonan yang paling membosankan yang pernah saya saksikan.

Meski bermodal embel-embel artis Tiktok yang sedang terkenal, nyatanya tidak menjamin kualitas akting sang bintang utama enak dipandang.

He’s All That secara garis besar bercerita tentang seorang influencer bernama Padgett (Addison Rae) yang memiliki lebih dari 800 ribu followers di TikTok.

Sebagai orang yang populer, Padgett memiliki kehidupan yang sempurna. Ia dikelilingi oleh teman-teman yang juga tidak kalah populer yakni Alden (Madison Pettis) dan Quinn (Myra Molloy).

Film He's All That

Padgett juga memiliki seorang kekasih yang tampan bernama, Jordan Van Draanen (Peyton Meyer). Namun, Jordan berselingkuh dengan Aniston (Vanessa Dubasso).

Parahnya lagi, Padgett menyaksikan langsung momen perselingkuhan mereka yang tidak sengaja tersiar secara live. Kejadian ini langsung viral dan membuat Padgett menjadi bahan pembicaraan banyak orang.

Proses ketika Padgett dari seorang influencer terkenal menjadi lawakan netizen itu dibuat cukup bagus layaknya kondisi yang terjadi sehari-hari mulai dari percakapan di kolom komentar dan meme-meme konyol di jejaring media sosial.

Sayangnya, perkara aib konyol yang menimpa Padgett ini seolah-oleh dipaksakan menjadi sebuah bencana besar yang membuat sang influencer menderita dan menyedihkan bahkan terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan.

Sungguh, suatu pengembangan cerita yang sungguh tidak masuk akal.

Sebut saja ketika Padgett kemudian menerima taruhan dari dua temannya untuk mengembalikan reputasinya sebagai influencer yang terlahir dengan bakat makeover yang luar biasa.

Padgett ditantang untuk mengubah teman sekelasnya yang dikenal ‘culun’ dan antisosial bernama Cameron Kweller (Tanner Buchanan) untuk menjadi Prom King di acara pesta dansa di sekolah.

Adegan demi adegan setelahnya hanyalah seputar upaya Padgett mendekati Cameron agar misinya untuk memenangkan taruhan bisa tereksekusi dengan lancar.

Padgett bahkan mendekati teman dekat Cameron, Nisha (Annie Jacob) dan adik perempuannya, Brin Kweller (Isabella Crovetti) yang juga memiliki penampilan yang sederhana dan tidak menarik seperti kebanyakan anak-anak terkenal di sana.

Representasi antara siswa populer dan non-populer dalam film ini seperti mengingatkan kembali pada kondisi di lingkungan sekolah dalam film Mean Girls. Hal itu tidak lepas dari kehadiran Mark Waters yang merupakan sutradara film ikonik tahun 2004 tersebut.

 

Walaupun sudah pernah menangani film dengan konsep yang hampir-hampir mirip, yakni tentang transformasi penuh drama seorang siswa biasa-biasa menjadi siswa keren di sekolah, Mark Waters gagal mengeksekusi cerita dalam film yang dibintangi oleh Addison Rae ini.

Konsep ‘makeover’ yang seharusnya bisa dikemas lebih apik dan natural justru terlihat berlebihan dan sangat menjengkelkan.

Saya mencoba memakluminya karena memang Mark Waters harus berusaha sekuat tenaga untuk mengubah sosok Addison Rae, yang notabene bukan seorang pemain film, terlihat seperti bisa akting di depan kamera.

Addison Rae yang begitu lugunya membawakan adegan demi adegan yang sudah dirancang sedemikian rupa menjadi biasa saja. Lihatlah, misalnya ketika Padgett dikhianati sahabatnya yang diam-diam ingin menjatuhkan reputasinya.

Adegan yang seharusnya menjadi klimaks dalam film ini malah terasa seperti lelucon karena emosi Rae yang datar sehingga saya yang menonton kurang bisa menangkap emosinya.

Film He's All That

Chemistry antara Addison Rae dan Tanner Buchanan pun sangat tidak natural bahkan cenderung seperti dua orang yang dipaksa untuk berkomunikasi tanpa ada ketertarikan satu sama lain.

Padahal, mereka seharusnya berakting menjadi sepasang muda-mudi yang dirundung kasmaran. Akibatnya, kadang-kadang dialog yang muncul bukannya membuat senang, melainkan jadi hambar.

Satu- satunya keunggulan yang bisa dinikmati dalam film debut Addison Rae ini adalah visual film yang mengambil banyak lokasi di kota Los Angeles, California, Amerika Serikat, salah satunya Stasiun Kereta Union Station yang ikonik.

Dipadukan dengan visual aktor dan aktrisnya yang super good looking, terlebih kehadiran Kourtney Kardashian sebagai cameo juga cukup baik untuk menutupi kekurangan akting bintang utama yang masih perlu banyak diasah.

Film He’s All That bisa disaksikan di saluran berbayar Netflix. (cnnindonesia.com)