Skadron Udara 14 Resmi Operasikan F-16C/D, KSAU Minta Jajarannya untuk Maksimalkan Alutsista yang Ada

Nasional1100 x Dibaca

Magetan, Karosatuklik.com – Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., CSFA., meresmikan operasional pesawat tempur F-16 C/D, di Skadron Udara 14, Lanud Iswahjudi, Magetan, Rabu (28/9/2022).

Operasional pesawat ditandai penandatanganan Berita Acara Serah Terima (BAST) oleh Danlanud Iswahjudi, Danlanud Sultan Hasanuddin dan Danlanud Roesmin Nurjadin.

Dengan demikian, Skadron Udara 14, yang beberapa waktu sempat mengoperasionalkan pesawat Sukhoi Su-27/30, kini berganti diperkuat pesawat tempur F-16 C/D.

Selanjutnya pesawat Sukhoi Su-27/30, kembali memperkuat Skadron udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar.

Peresmian operasional pesawat F-16 di Skadron Udara 14, ditandai penekanan sirine, pemotongan pita selubung logo Sukhoi SU 27/30 dan F-16 C/D, serta pemecahan kendi di nose wheel pesawat F-16 C/D oleh Kasau.

Kasau berharap, pengoperasian pesawat F-16 C/D di Skadron Udara 14 dapat berjalan dengan baik, sehingga seluruh pelaksanaan tugas-tugas operasi dan latihan penerbangan dapat berjalan dengan lancar.

Pengoperasionalan pesawat F-16 C/D di Skadron Udara 14 akan menambah efektifitas operasional dan pemeliharaan alutsista pesawat tempur.

Pesawat F-16 C/D Skadron udara 14 didatangkan dari skadron udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, dan Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi.

Dengan pengoperasionalan F-16 C/D di Skadron udara 14, maka Skadron Udara 3 fokus operasional F-16 AM/BM (F-16 A/B yang diupgrade dengan program eMLU), dan Skadron Udara 16 fokus operasionalkan F-16 C/D.

KSAU menjelaskan bahwa perpindahan pengoperasian pesawat Su-27/30 dari Skadron 14 ke Skadron 11 adalah sepenuhnya atas alasan efektivitas dan pembinaan.

Skadron Udara 14 diresmikan pada 8 Agustus 1962 di Kemayoran, setelah keluarnya Surat Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Udara tanggal 1 Juli 1962 tentang pembentukan Skadron Udara 14 dengan markas utama di Lanud Iswahjudi.

Skadron ini cukup melegenda dan pernah menggoperasikan pesawat tempur MiG-21F Fishbed, F-86 Avon Sabre, dan F-5E/F Tiger II.

Dari skadron ini lahir para pemimpin TNI AU seperti Marsekal Roesmin Nurjadin, Marsekal Djoko Suyanto, dan Marsekal Yuyu Sutisna.

Saat pesawat F-5E/F grounded pada 2016, Skadron 14 sempat vakum sebelum pimpinan TNI AU memutuskan untuk menempatkan Su-27/30 di Skadron ini pada Februari 2020.

Pilihan jatuh ke Su-27/30 dikarenakan saat itu santer pemberitaan rencana pembelian pesawat tempur Su-35. Dengan asas commonality sarana dan prasarana yang dibangun dan sebagai langkah penyiapan, ditempatkanlah beberapa unit pesawat Su-27/30 dari Skadron 11 ke Iswahjudi.

Namun pembelian alutsista khususnya pesawat tempur sangat tergantung diplomasi, lingkungan strategis serta kemampuan keuangan negara. “Sehingga yang direncanakan awalnya pengadaan Su-35 tidak tercapai,” jelas KSAU.

Karena jumlah pesawat yang ditempatkan di Skadron 14 tidak proporsional, menjadi persoalan tersendiri bagi TNI AU menyangkut masalah kesiapan, logistik, dan pembinaan penerbang.

“Saya dan pejabat Mabesau terus berpikir, tidak bisa dibiarkan seperti itu karena akan terkait dengan pembinaan penerbang dan kesiapan tempur,” ungkap Fadjar.

Pada saat bersamaan, TNI AU mengoperasikan 24 jet tempur F-16 C/D Block 52ID yang diterima secara resmi pada 28 Februari 2018. Pesawat ini dioperasikan Skadron 16.

“Kita memiliki aset F-16 yang kesiapannya tinggi. Oleh karena itu setelah diskusi, saya memutuskan untuk Skadron 14 mengoperasikan pesawat F-16C/D. Skadron 3 mengoperasikan F-16AM/BM dan Skadron 16 juga mengoperasikan F-16C/D,” beber KSAU.

KSAU menyampaikan harapannya agar Skadron 14 segera mengoperasikan pesawat F-16C/D, dengan cara memilih penerbang yang sudah operasional sehingga Skadron bisa langsung melaksanakan misi.

Marsekal Fadjar juga menyampaikan bahwa program modifikasi dan upgrade untuk pesawat F-16 masih akan terus dijalankan.

“Kedepan semoga dapat berjalan perencanaan yang ada, banyak perencanaan yang bisa dikatakan modifikasi khususnya untuk F-16 dan Sukhoi. Kita memiliki rencana ke arah itu. Mari kita doakan rencana itu dapat diwujudkan,” urai KSAU.

Sepintas, Marsekal Fadjar Prasetyo menyinggung keberlanjutan program F-16 MLU (Mid Life Update) yang akan meningkatkan kemampuan F-16 TNI AU menjadi sekelas Viper dengan menggunakan radar AESA (Active Electronically Scan Array). F-16 Block 72 merupakan varian tercanggih keluarga F-16 yang diujuluki Viper.

Dengan pindahnya Su-27/30 ke Skadron 11, KSAU berharap pengoperasiannya akan lebih fokus dan maksimal. Karena Skadron 11 juga mengoperasikan Sukhoi Su-27/30 Flanker.

“Saya ingin berpesan kepada Skadron 14, tolong laksanakan pengoperasian pesawat F-16 dengan baik dan semoga menjadi penambah kekuatan TNI AU,” jelas KSAU

Turut hadir, Pangkoopsudnas Marsdya TNI Andyawan Martono Putro, S.IP, Dankodiklatau Marsdya TNI M.Tonny Harjono, S.E., M.M, Ketum PIA Ardhya Garini Ny. Inong Fadjar Prasetyo, para Asisten Kasau, Pangkoopsud II Marsda TNI Widyargo Ikoputra, S.E., M.M., Pangkoopsud I Marsma TNI Bambang Gunarto, S.T., M.T., M.Sc dan sejumlah Kepala Dinas di lingkungan Mabesau. (R1)