Tidak Rela USU Dicap Intoleran, Ragam Kelompok Mahasiswa Tolak PKKMB Dihari Minggu

Sumut1502 x Dibaca

Medan, Karosatuklik.com – USU resmi melaksanakan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) pada tanggal 18-20 Agustus 2033 yaitu pada hari Jum’at, Sabtu dan Minggu di Lapangan Mini Universitas Sumatera Utara, Medan, mendapat kritikan tajam dari ragam kelompok mahasiswa.

PKKMB yang akan diikuti oleh puluhan ribu mahasiswa baru dari berbagai jalur masuk ke USU. Namun, Pema USU selaku koordinator gerakan ini, tegaskan menolak pelaksanaan PKKMB dihari tersebut dikarenakan hari Minggu adalah waktu ibadah bagi umat Kristiani.

Kampus USU yang berada di Kota Medan terkenal dengan keberagamannya. Keberagaman Suku dan Agama adalah ciri khas bagi kota Medan dan USU sebagai kampus didalamnya, sehingga kewajiban menghormati pelaksanaan ibadah setiap umat beragama adalah tanggung jawab bersama. Sehingga keputusan melaksanakan PKKMB dihari Minggu dinilai sangat intoleran oleh PEMA USU.

Pada aksi itu, Sholihin Ikhwan selaku Menteri Pergerakan Nasional PEMA USU dengan tegas mengatakan, penyelenggaran PKKMB seharusnya dilaksanakan melalui koordinasi dengan mahasiswa, namun hingga saat ini koordinasi mengenai jadwal dll hanya dilaksanakan atas kehendak pihak rektorat, ucap dia.

“Dilaksanakannya PKKMB di hari Minggu, tentunya merugikan Mahasiswa-mahasiswa yang beribadah,” ungkapnya.

Hal senada dikatakan Renaldo Diaz Simbolon, selaku Ketua Umum Majelis Permusyawaratan Mahasiswa USU menyayangkan penetapan tanggal PKKMB hari ketiga yang jatuh dihari Minggu.

“Sudah jelas bahwa hari Minggu adalah hari dimana umat Kristiani dan Katolik beribadah, jika kampus menyelenggarakan kegiatan resmi apalagi untuk mahasiswa baru dihari Minggu, artinya kampus memperkenalkan tindakan deskriminatif dan intoleran sejak dini kepada mahasiswa-mahasiswa baru,” ujar Diaz.

Selanjutnya, Mukhlis Mahasiswa MIPA USU juga menekankan hal yang sama, yang menyesalkan pihak Rektorat USU tidak peka akan pelaksanaan PKKMB digelar saat hari ibadah.

“Seharusnya USU sebagai lembaga pendidikan harusnya menjadi contoh yang baik bagi masyarakat terkhusus dalam toleransi beragama. Karena kegiatan seperti ini sangat tidak layak dikarenakan mengganggu waktu ibadah saudara kita Kristiani,” ujarnya.

Baru masuk saja mahasiswa baru sudah di hambat ibadahnya gimana ketika sudah full kegiatan dikampus?

Sementara, Evan Sitompul selaku Pengurus KAM Erat FH USU mengaku bahwa Kelompok Aspirasi Mahasiswa Erat sebagai wadah dan forum yang menerima dan menyambungkan aspirasi mahasiswa, juga sangat menyayangkan perencanaan jadwal maupun hari kegiatan PKKMB yang tidak di rumuskan dengan perhitungan matang.

“Kenapa mesti digelar dimana mahasiswa sedang melaksanakan ibadah, kebijakan ini yang menurut kami sangat tidak tepat dan terkesan pemaksaan,” kecam Evan Sitompul.

“Dari kampung mahasiswa itu dipesan orang tua dan keluarga agar beribadah, tapi di kampus sendiri (USU) malah tidak menginjinkan beribadah karena PKKMB-nya digelar pada hari Minggu, ini kan sungguh miris, jadi harus dilawan,” ujarnya lantang.

“Terlepas daripada prosesi PKKMB yang penting dilaksanakan sebagai bekal pertama mahasiswa baru dalam kehidupan kampus, seharusnya unsur penting seperti pelaksanaan kegiatan di hari minggu menjadi pertimbangan yang utama diperhatikan,” lanjutnya.

Alasannya jelas, pada hari Minggu teman-teman Kristen maupun Katolik melaksanakan ibadahnya, yang tentu saja karena adanya pelaksanaan PKKMB di hari Minggu menyebabkan terganggunya aktivitas ibadah teman-teman mahasiswa Kristen dan Katolik, pungkasnya.

Setelah ini, PEMA USU akan mengambil langkah-langkah protes ke USU terkait kebijakan sepihak dan sangat intoleran ini. Pada Sabtu 19 Agustus PEMA USU akan melaksanakan aksi di USU dalam rangka protes kebijakan intoleran tersebut. (R1)

Komentar