Pagindar, Karosatuklik.com -Kepemimpinan yang ideal adalah kepemimpinan yang menempatkan hidup sebagai pelayan dan bukan sebagai penguasa.
Pada saat ini kita melihat betapa besarnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan, terutama dari pemimpin. Spirit pelayanan ini semestinya menyesap dalam sanubari dan menjadi enerji positif bagi pemimpin. Kepemimpinan menyangkut kemauan dan kemampuan untuk berubah, suatu sikap yang dinamis dan tidak statis. Begitulah yang tergambar dari kepemimpinan Bupati Pakpak Bharat Franc Bernhard Tumanggor.
Cara pandangnya luas dan fokus terlebih keinginannya membangun infrastruktur jalan untuk kepentingan warganya sangat tinggi.
Infrastruktur jalan memiliki multidimensi. Tidak sekedar tentang teknis konstruksinya, tapi jauh lebih luas dari itu.
“Karena jalan adalah pemicu dari evolusi berbagai sektor kehidupan, ekonomi, kebudayaan, dan sebagainya. Bisa dibayangkan, betapa luas spektrum infrastruktur jalan terhadap kesejahteraan sosial sebuah bangsa,” kata Bupati Pakpak Bharat Franc Bernhard Tumanggor saat meninjau langsung kondisi jalan penghubung Salak menuju Kecamatan terjauh di Kabupaten Pakpak Bharat, Rabu (2/3/2022).
Franc Bernhard Tumanggor sendiri berpendapat bahwa majunya suatu Daerah harus ditopang dengan kondisi infrastruktur yang memadai, akses terbuka serta fasilitasi Pemerintah yang cukup. Hal ini dia sampaikan saat berhenti di Bantun Kiung, titik puncak tertinggi dan terekstrim di jalur Lagan-Pagindar.
“Membangun infrastruktur yang merata dan memadai menjadi salah satu bagian dari visi dan misi kami sebagai Bupati, khususnya Kecamatan Pagindar harus segera kita upayakan untuk terbebas dari keterisolasian, ini harus, karena kemajuan suatu Daerah tidak boleh terpisahkan dari kondisi infrastrukturnya yang memadai dan layak,” urai Bupati di Bantun Kiung.
Mendukung Super Prioritas Danau Toba
Pembenahan jalur Lagan-Pagindar ini selain untuk membuka keterisolasian Kecamatan Pagindar, juga untuk mendukung rencana Pemerintah Pusat yang ingin mengembangkan kawasan pariwisata Pulau Banyak di Kabupaten Aceh Singkil untuk bisa terhubung langsung dengan Kawasan Pariwisata Super Perioritas Nasional Danau Toba yang mana dengan terbukanya akses penghubung Aceh Singkil dengan Pakpak Bharat melalui Lagan-Pagindar ini nantinya akan mampu memotong jarak dan waktu tempuh hingga minimal empat jam, papar Franc Bernhard Tumanggor.
Beberapa waktu lalu kami sudah sampaikan hal ini kepada Bapak Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Bapak Luhut Binsar Panjaitan yang bahkan telah mengirimkan Tim khususnya untuk melihat dan membicarakan hal ini ke Pakpak Bharat beberapa waktu lalu, kita perlu bersabar sedikit lagi dan yakin akan ada perubahan baik dalam waktu dekat ini, ungkap Bupati kemudian.
Lagan-Pagindar, jalan berkelok memotong pegunungan bukit barisan ini membentang jauh diantara gugusan pegunungan terjal dan rimbunnya hutan, puluhan sungai berair jernih dan indah banyak ditemui dikawasan ini.
Jalan penghubung yang menjadi tumpuan harapan Pemerintah dan masyarakat Pakpak Bharat khususnya masyarakat Pagindar ini memang sudah bisa dilalui, meskipun dengan berbagai keterbatasan, kondisi jalan berbatu tajam dan belum beraspal, di beberapa titik sungai bahkan belum memiliki jembatan penyeberangan sama sekali, sebutnya.
“Namun semua keterbatasan ini tidak menyurutkan niat Pemerintah Pakpak Bharat dibawah komando seorang Franc Bernhard Tumanggor untuk terus memberikan yang terbaik, membangun bumi Pakpak Bharat menuju kininduma.”
Jalur Lagan-Pagindar yang sejak lama digadang-gadang sebagai jalan penghubung untuk membuka keterisolasian wilayah Pagindar memang telah menjadi perhatian serius dari seorang Franc Bernhard Tumanggor. Sebuah jalan penghubung yang mampu memotong jarak dan waktu tempuh dari Pusat Kota Salak menuju Kecamatan Pagindar, menembus hutan dan gugus pegunungan bukit barisan kini memang telah terbuka dan telah pula bisa dipergunakan selama beberapa tahun belakangan.
Sangat Strategis
“Patut kita syukuri dengan adanya jalan penghubung ini, kami warga Pagindar bisa langsung tembus ke Salak yang sebelumnya kalau mau ke Salak kami harus melalui jalan Aceh, ke Kabupaten Aceh Singkil dulu, baru ke Subulussalam, barulah masuk wilayah Pakpak Bharat di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe,” ucapnya.
Lanjutnya, kalau dihitung total kami bisa menghabiskan waktu lima sampai enam jam sekali perjalanan dari Pagindar ke Salak, belum lagi kalau ada kendala dijalan dan juga kondisi jalan yang sangat buruk dan berbahaya, tapi dengan adanya jalan Lagan-Pagindar yang sangat strategis ini sangat membantu bagi kami meskipun memang kondisinya masih seadanya begini, jelasnya.
“Terimakasihlah buat Pemerintah yang selalu mengingat kami, mengupayakan yang terbaik bagi kami di Pagindar, ucap B.Manik,” warga Pagindar yang ditemui dalam perjalan menuju Salak. (R1)