Aktivitas Gunung Sinabung Terus Meningkat, Kota Kabanjahe Dihujani Abu Vulkanik

Karo3007 Dilihat

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Aktivitas vulkanis Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, terus meningkat setelah erupsi beberapa hari ini. Sinabung masih terus mengeluarkan embusan asap dari kawah. Kegempaan dan tremor juga meningkat.

Teranyar, pada Sabtu (17/4/2021) sekitar pukul 15.50 WIB hingga Pukul 16.10 WIB, salah satu gunung teraktif di Indonesia itu kembali mengalami erupsi dan luncurkan abu vulkanik.

Pantauan Karosatuklik.com, kali ini debu vulkanik yang berasal dari Gunung Sinabung ‘hujani’ Kota Kabanjahe mulai Pukul 15.50 WIB. Debu vulkanik berwarna abu-abu itu, membuat sejumlah jalan terlihat berdebu, sehingga banyak warga dalam beraktivitas memakai masker dan ada juga yang memakai payung supaya terhindar dari debu vulkanik Sinabung.

Sebelumnya, pada Kamis (15/4/2021) Gunung Sinabung juga meluncurkan abu vulkanik dengan tinggi kolom 1500 meter. Selanjutnya, erupsi kembali terjadi pada Selasa (13/4/2021) dengan tinggi kolom abu vulkanik teramati 1.000 meter dari atas puncak gunung.

Kepala Pos Pantau Gunung Sinabung Armen Putra mengatakan, kolom abu yang berwarna kelabu dengan intensitas tebal dibawa angin ke arah timur dan tenggara. “Erupsi beramplitudo 30 mm dengan durasi 2 menit 7 detik,” katanya.

Aktivitas Sinabung semakin tinggi dalam beberapa hari ini. Erupsi dan awan panas guguran bisa terjadi seiring dengan peningkatan aktivitas tersebut, ujarnya sembari mengingatkan bahwa alarm bahaya bisa sewaktu waktu bisa terjadi sehingga butuh kepekaan dan menghindari zona-zona bahaya dari Gunung Sinabung.

Salah satu warga Kota Kabanjahe yang juga pembaca setia Karosatuklik.com, Reinhard Satrya Yuda Tarigan pelajar SMPN 1 Kabanjahe mengatakan, saat terjadinya erupsi Gunung Sinabung itu, debu vulkanik kelihatan beterbangan di daerah Kabanjahe, belum diketahi apakah abu itu sampai juga ke kota wisata Berastagi.

“Selain itu, sebagian warga Kabanjahe enggan ke luar rumah, karena pengaruh debu vulkanik Sinabung yang rentan dengan penyakit Ispa.”

“Namun bagi warga yang terpaksa beraktivitas di luar rumah, seperti para pengendara mobil pribadi, mobil angkutan kota, dan sepeda motor tetap ramai di jalan raya, dan tidak terpengaruh dengan debu vulkanik dengan tetap memakai masker,” katanya.

Gunung Sinabung Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi:

1. Masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas pada desa-desa yang sudah direlokasi, serta lokasi di dalam radius radial 3 km dari puncak G.Sinabung, serta radius sektoral 5 km untuk sektor selatan-timur, dan 4 km untuk sektor timur-utara.

2. Jika terjadi hujan abu, masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.

3. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.

Menyandang status Gunung ‘Petarung’, Gunung Sinabung dengan ketinggian 2.451 meter di atas permukaan laut (mdpl) memiliki sejarah panjang sebagai gunung berapi aktif.

Sekedar mengingatkan kembali, tahun 2010, tiba-tiba meletus freatik hingga tahun 2011. Berhenti sesaat, kemudian tahun 2013 meletus menerus hingga sekarang. (R1)