Jakarta, Karosatuklik.com – Ajang pameran otomotif seperti GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) tak hanya melulu berbicara soal produk-produk mobil yang dipajang. Tapi juga banyak sisi lainnya yang menarik diulas.
Tempo lalu sudah dibahas mengenai profesi pembersih mobil pameran, sekarang kami akan bahas mengenai suka duka para usher di GIIAS 2021.
Bagi yang belum tahu, usher merupakan para wanita yang berdiri di samping produk mobil, motor, bus, maupun truk yang dipajang di pameran. Para usher tersebut biasanya tampil dengan busana khusus menyesuaikan tema booth para peserta.
Seperti dikatakan seorang usher booth Nissan bernama Regina, profesi usher merupakan salah satu pekerjaan menantang karena dia harus berdiri selama kurang lebih 5 jam di kondisi ruangan ber-AC.
Setiap pekerjaan pasti ada suka dukanya. Kalau dukanya, paling ya kedinginan (karena AC) sih,” buka Regina kepada detikOto di arena GIIAS 2021, ICE, BSD City, Tangerang, Jumat (19/11/2021)
Duka lainnya tak lain dan tak bukan adalah banyaknya kaum lelaki yang meminta nomor kontak atau meminta berkenalan.
“Usher di pameran seperti ini pasti banyak orang yang minta kenalan. Kalau sekarang pakai masker (jadi nggak banyak yang mendekat), kalau dulu (sebelum pandemi) banyak yang minta kenalan, dan ada yang sampai annoying (mengganggu),” sambung perempuan yang sedang melanjutkan studi di bidang perhotelan tersebut.
Regina sendiri mengaku telah menjalani profesi usher sejak 2018 lalu. Dia menjadikan profesi ini sebagai sampingan.
Regina suka profesi ini karena dia memang senang berpose di depan lensa kamera. Di samping itu, Regina juga bisa bersosialisasi dengan para pengunjung.
“Sukanya banyak juga si. Kayak aku pribadi suka foto-foto, suka bergaya. Kalau kayak gini banyak fotografer, banyak yang minta foto ya happy juga sih. Terus ngobrol ketemu banyak orang itu kan ngelatih komunikasi juga sih sebenarnya,” sambung wanita yang berdomisili di Jakarta Barat itu.
Di GIIAS 2021 sendiri Regina mengatakan harus berdiri seharian total 5 jam, dengan rincian 4 jam berdiri dan 1 jam untuk istirahat.
“Aturan setelah ada pandemi (berdiri) sekitar 5 jam sih. Istirahat kalau di sini (booth Nissan) 30 menit. (Tapi kita tidak berdiri terus-terusan) kita ada rolling duduk. Jadi diri 30 menit, duduk 30 menit. Jadi total diri sehari ya sekitar 4 jam, 1 jam buat istirahat,” lanjut Regina.
Bicara gaji, Regina tidak mau merincinya. Tapi dia memiliki kisarannya. Menurut Regina, setiap brand memiliki budget berbeda-beda dalam menggaji para tenaga usher-nya.
“Kalau yang lain-lain aku kurang tahu, tapi yang so far (sejauh ini) aku tahu mungkin sekitar Rp 600 ribuan, sampai ada yang dua koma jutaan rupiah. Kalau yang dua koma jutaan rupiah itu mungkin itu long shift (di brand lain),” katanya lagi.
Pengalaman kurang lebih sama diungkapkan Narita Ayu. Usher berusia 25 tahun asal Jakarta ini juga kerap merasa kedinginan ketika harus bekerja di ruangan dingin dan harus berdiri selama berjam-jam.
“Kalau sekarang ditanya dukanya, ya pastinya dingin banget. Tapi kita harus tetap profesional. Duka lainnya, kalau ada orang bolak-balik, maksa minta nomor telepon. Padahal kita nggak mau dan nggak boleh juga sama brand atau agency buat ngasih data pribadi,” ujar Narita.
Narita juga mengatakan jika dia memiliki jam kerja sekitar 5 jam, dengan rincian 4 jam berdiri dan 1 jam untuk istirahat.
“Kita ada rolling, 45 menit kita duduk, 45 menit kita berdiri. Kan kita ada dua shift, per shift ada dua usher. Jadi setiap 45 menit, kita ganti-gantian duduk, jadi ya nggak terlalu capek,” sambungnya.
“Untuk gaji, setahu aku kisarannya dari 800 ribu sampai 1 juta rupiah. Itu dibayarkan per hari. Aku kurang tahu kalau brand lain ada yang lebih gede atau nggak,” tukasnya. (Dtc)