Hingga Kini 91,9 Juta Dosis Vaksin Telah Diterima Indonesia

Kesehatan726 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, angka vaksinasi Covid-19 di Indonesia tergolong tinggi. Hingga saat ini, 26,9 juta warga Indonesia sudah memperoleh suntikan vaksin.

Namun, jumlah vaksinasi tersebut masih harus terus ditingkatkan karena Indonesia masih kalah ketimbang negara dengan jumlah penduduk besar lainnya, seperti China dan Amerika Serikat.

”Akan terus ditingkatkan. Dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara, vaksinasi kita sudah tinggi. Kita tidak berpuas diri. Dibandingkan dengan China, Amerika, kita masih di bawah. Harus terus ditingkatkan,” ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir.

Hal itu disampaikan Erick dalam jumpa pers secara daring setelah menerima kedatangan vaksin Covid-19 tahap ke-14 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (31/5/2021).

Pada Senin ini, vaksin berupa bahan baku (bulk) yang tiba dengan pesawat Garuda GA 891 itu disimpan dalam 4 envirotainer besar dan 1 envirotainer kecil. Untuk kedatangan vaksin tahap ke-14 ini,

Indonesia menerima 8 juta dosis vaksin yang diproduksi Sinovac Biotech Ltd. Vaksin ini selanjutnya akan diberangkatkan ke fasilitas Bio Farma di Bandung, Jawa Barat.

Dengan kedatangan vaksin berupa bahan baku tersebut, total vaksin yang telah diterima Indonesia menjadi 91,9 juta dosis kombinasi antara vaksin berbentuk jadi dan bahan baku.

Dengan rincian 3 juta dosis vaksin jadi produksi Sinovac, 6,41 juta dosis vaksin jadi produksi AstraZeneca, 1 juta dosis vaksin jadi produksi Sinopharm dengan 500.000 dosis di antaranya hibah Uni Emirat Arab, dan 81,5 juta dosis bulk atau bahan baku produksi Sinovac.

Dari 81,5 juta dosis vaksin dalam bentuk bahan baku produksi Sinovac, setelah diolah di Bio Farma akan menjadi 65,5 juta dosis vaksin jadi. Jumlah vaksin jadi yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah awal vaksin bahan baku karena ada wastage dan overfill (yang terbuang) dalam proses produksi. ”Jadi, secara total, terdapat 75,9 juta dosis vaksin dalam bentuk jadi,” kata Erick.

Vaksin Merah Putih

Pemerintah menyatakan komitmen melindungi warganya dengan mengamankan dan meningkatkan pasokan vaksin. ”Kita patut syukuri karena walau di tengah disrupsi pasokan dan alokasi pengadaan vaksin di dunia, stok vaksin kita aman dan terus ditingkatkan,” ujar Erick.

Pemerintah terus berkomitmen akan konsisten menjalankan program Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja, dan Indonesia Tumbuh. Dalam upaya penanganan pandemi Covid-19, Erick kembali mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa vaksinasi merupakan ”game changer”.

Namun, vaksinasi juga harus didukung oleh kepatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan agar bisa berkelanjutan.
”Kami berharap rakyat Indonesia bisa bergotong royong, kami berharap dengan percepatan vaksinasi, ekonomi tumbuh lagi. Prediksi pemerintah tahun ini kita akan mulai tumbuh 4-5 persen di akhir tahun ini. Kami berharap dukungan dari masyarakat segala golongan,” ucap Erick.

Kementerian BUMN, menurut Erick, terus berusaha keras memproduksi vaksin Merah Putih, vaksin buatan dalam negeri. Saat ini, Kementerian BUMN telah bekerja sama dengan lima universitas dengan dua lembaga penelitian untuk menghasilkan vaksin Merah Putih. Kementerian BUMN juga terus membuka diri untuk bekerja sama dengan pihak lain.

”Kita ingin juga bisa memproduksi vaksin sendiri, tidak hanya vaksin impor. Kerja keras bisa kita lihat di akhir tahun dan di awal tahun depan, apakah kita ada kemajuan dengan vaksin Merah Putih atau vaksin kerja sama dengan pihak lain,” kata Erick. (Kompas.com)