Kenakan Baju Adat Karo, Wali Kota Medan Tegaskan Pendidikan Tanpa Diskriminasi

Medan, Sumut2762 Dilihat

Medan, Karosatuklik.com – Dengan mengenakan busana adat Karo, Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional, Jumat (2/5/2025) di SMP Negeri I Medan.

“Pendidikan adalah hak asasi dan hak sipil yang melekat dalam diri setiap insan baik sebagai pribadi maupun warga negara,” ucapnya pada peringatan yang bertema ‘Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua’ itu.

Dalam upacara yang diikuti antara lain Sekda Wiriya Alrahman, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Benny Sinomba Siregar dan segenap pimpinan perangkat daerah lain, camat, dan para kepala sekolah itu, Rico Waas membacakan amanat tertulis Menteri Pendidikan Dasar Menengah.

Dia menyampaikan, sesuai amanat konstitusi, tidak boleh ada diskriminasi atas dasar agama, fisik, suku, bahasa, ekonomi, jenis kelamin, domisili dan sebab- sebab lain yang menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan.

Wali Kota mengatakan Hari Pendidikan Nasional ini momentum meneguhkan dan meningkatkan dedikasi, komitmen, dan semangat untuk memenuhi amanat konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan layanan pendidikan yang terbaik, bermutu, dan berkemajuan bagi seluruh anak bangsa.

Rico Waas menyebutkan, hakikatnya pendidikan proses membangun kepribadian yang utama, akhlak mulia, dan peradaban bangsa.

Secara individual, pendidikan adalah proses menumbuhkembangkan fitrah manusia sebagai makhluk pendidikan (homo educandum) yang dengannya manusia menguasai ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan, dan berbagai kecerdasan yang memungkinkan mereka meraih kesejahteraan dan kebahagiaan material dan spiritual.

Dalam konteks kebangsaan, lanjutnya, pendidikan adalah sarana mobilitas sosial politik yang secara vertikal mengangkat harkat dan martabat bangsa.
Rico membacakan amanat tertulis Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyoroti pentingnya menghapus segala bentuk diskriminasi dalam akses pendidikan—termasuk yang berbasis agama, suku, gender, domisili, dan status ekonomi.

“Tidak boleh ada satu pun anak bangsa kehilangan kesempatan untuk belajar hanya karena perbedaan yang melekat pada dirinya,” tegasnya.

Lebih lanjut, Rico menyampaikan bahwa pendidikan tidak hanya berfungsi membentuk kecakapan akademik, tetapi juga membangun karakter, akhlak, dan peradaban bangsa. Ia menekankan bahwa pendidikan merupakan sarana mobilitas sosial dan jalan untuk meningkatkan harkat dan martabat warga negara.

Menyoroti kebijakan nasional, Wali Kota menyambut baik prioritas yang diberikan Presiden Prabowo Subianto terhadap sektor pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Asta Cita keempat.

Ia menyebut bahwa penguatan sumber daya manusia menjadi fondasi penting menuju Indonesia yang adil dan makmur.

Revitalisasi infrastruktur pendidikan, digitalisasi pembelajaran, serta peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru menjadi fokus utama dalam agenda pembangunan sektor pendidikan ke depan.

“Guru bukan sekadar fasilitator, tetapi agen pembelajaran dan agen peradaban. Mereka adalah pendamping dan pembimbing murid dalam mencapai cita-cita,” ujarnya.

Untuk mencapai hal itu, Rico menegaskan perlunya sinergi seluruh pemangku kepentingan—pemerintah, orang tua, masyarakat, pelaku usaha, dan media—dalam membentuk ekosistem pendidikan yang kuat dan berkelanjutan. (R1)

Komentar