Jakarta, Karosatuklik.com – Mantan CEO Google Eric Schmidt memperingatkan bahwa artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dapat menimbulkan risiko eksistensial yang dapat membuat banyak orang ‘terluka atau terbunuh’, sehingga pemerintah perlu tahu bagaimana memastikan teknologi tersebut tidak disalahgunakan oleh orang jahat. Eric Schmidt menambah daftar tokoh teknologi dunia yang peduli tentang bahaya AI.
ChatGPT, chatbot yang menjadi viral tahun lalu, bisa dibilang memicu lebih banyak kesadaran akan kecerdasan buatan. Perusahaan besar di seluruh dunia kini berlomba-lomba meluncurkan produk saingan dan membicarakan kemampuan AI mereka.
Berbicara di CEO Council Summit The Wall Street Journal di London, Schmidt mengatakan keprihatinannya bahwa AI dapat menimbulkan risiko eksistensial.
“Dan risiko eksistensial didefinisikan sebagai banyak, banyak, banyak, banyak orang terluka atau terbunuh,” kata Schmidt dikutip CNBC, Rabu (24/5/2023)
Schmidt tidak merasa ancaman itu serius saat ini, tetapi dalam waktu dekat AI dapat membantu menemukan kelemahan keamanan perangkat lunak atau jenis biologi baru. Karenanya, penting untuk memastikan sistem ini tidak disalahgunakan.
Schmidt, CEO Google dari tahun 2001 hingga 2011, tidak memiliki pandangan yang jelas tentang bagaimana AI harus diatur. Dia mengatakan tidak mungkin ada badan pengatur baru yang didirikan di AS yang didedikasikan untuk mengatur AI.
Schmidt sebelumnya berpartisipasi dalam Komisi Keamanan Nasional AI yang meninjau teknologi tersebut dan menerbitkan laporan tahun 2021. Laporan ini menyatakan bahwa AS belum siap menghadapi dampak teknologi tersebut. (BeritaSatu)
Berita Terkait:
- Ingatlah Pesan Bang Napi, Pembunuh Berantai Dua Wanita Incar Korban dari Facebook
- Ketahui Modus-Modus Penipuan Online Terbaru
- Marak Kasus Penipuan Bermodus Like Subscribe Youtube, Polisi Turun Tangan
- Modus Wanita Cantik di Online Scam: WNI Pakai Foto Perempuan dan Tipu Pria Mapan
- Selebgram Cantik Medan Ditetapkan Tersangka Kasus Penipuan Arisan Daring
Komentar