Pertanian Kabupaten Karo di Tengah Pandemic Covid-19

Karo2830 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Kabupaten Karo dikenal sebagai daerah pertanian yang memberi konsekuensi perlunya perhatian serius pemerintah pada sektor pertanian yang kuat dan tangguh.

Oleh karena itu, salah satu sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian disamping sektor pariwisata.

Pemerintah diminta memberikan proteksi kepada petani khususnya petani holtikultura yang terdampak Covid-19 di daerah itu. Artinya, pertanian memegang peranan yang sangat penting dari keseluruhan perekonomian daerah.

“Hal ini, ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang terserap pada sektor pertanian. Pertanian merupakan basis perekonomian Kabupaten Karo sekitar 80 persen,” sorot Malem Ukur Ginting, tokoh adat dan budaya yang sehari-hari juga menggeluti pertanian, Selasa petang (24/8/2021).

Dampak ekonomi akibat pandemi Virus Corona atau Covid-19 sangat dirasakan hampir seluruh elemen masyarakat. Kondisi tersebut juga turut dirasakan petani di Kabupaten Karo yang saat ini bergelut dengan tidak adanya kepastian harga jual harga di pasar.

“Tidak banyak yang mengetahui kalau sektor pertanian juga ikut merasakan imbas sengatan tajam Corona. Petani hanya berhadap pemerintah atau lembaga sosial dapat melihat kondisi tersebut untuk memberikan sedikit asa bagi petani di tengah pandemic Covid-19”

Mereka menunggu empati dan keberpihakan anggaran. Saat ini kampanye penanganan Covid-19 masih tampak bias hanya di perkotaan. Bagaimanapun juga, petani adalah salah satu profesi yang sering mengalami ketidakpastian, baik dari alam, seperti cuaca, maupun dari realisasi pasar. “Krisis pandemi Covid-19 menambah sumber ketidakpastian di kalangan pelaku perekonomian termasuk petani di Kabupaten Karo,” tuturnya.

Faktanya, sambung dia lagi, kenapa harga jual produksi petani sering cepat berfluktuasi, lebih sering tidak memiliki harga jual, sementara harga pupuk dan pestisida tidak pernah turun, dimana peran pemerintah,?,” kecamnya.

Memang sebagian harga jual pertanian saat ini sedang cukup bagus, tapi harga-harga pupuk dan pestisida yang terus melambung, bisa membuat petani tidak memiliki daya saing yang cukup kuat, sebut MU Ginting.
Sektor pertanaian, selain pariwisata, memberikan kontribusi cukup besar bagi pembangunan ekonomi Kabupaten Karo. Namun sayangnya, dibiarkan saja seperti “anak terlantar” tanpa ada upaya konkret dibuktikan dengan alokasi APBD yang tidak pernah berpihak ke petani.

Padahal pertanian merupakan tulang punggung ekonomi mayoritas penduduk Kabupaten Karo sekaligus sektor penyangga (buffer sector) untuk menjaga dan membangun kedaulatan dan kemandirian pangan. Petani selaku kunci dari pangan Indonesia selama masa pandemi ini diharapkan dapat tetap sehat dan bekerja dengan maksimal. (R1)