Berastagi, Karosatuklik.com – Ratusan pedagang yang berjualan di Pusat Pasar Berastagi, Kabupaten Karo banyak yang kenal dengan sosok Calon Bupati Karo nomor urut 1, Abetnego Tarigan.
Buktinya, segala persoalan yang didera, langsung dilaporkan ke Abetnego Tarigan. Mulai dari biaya sewa lapak dan bangunan kios tempat penampung sementara (TPS) pedagang korban kebakaran yang belum rampung.
Menurut salah seorang Emak-emak pedagang, yang diketahui Inda Br Ginting (Nd Yola), menerobos kerumunan pengunjung pasar demi mencurahkan uneg-uneg yang dialami pedagang kepada Abetnego Tarigan saat blusukan ke Pusat Pasar kota wisata Berastagi, Kabupaten Karo, Rabu (09/10/2024).
“Mana ada orang luar mau berbelanja di dalam pasar kalau modelnya seperti ini, semrawut. Kami pun pedagang korban kebakaran masih bertahan berjualan dengan payung kecil seadanya. Karena bangunan kios-kios tempat penampungan semenatara (TPS) belum rampung,” curhatnya.
Dikatakannya, sejak kebakaran terjadi pada tahun 2020 lalu, nasib pedagang korban kebakaran tak dipedulikan. Pemerintah daerah terkesan hanya tutup mata. Bayangkan, selama empat tahun lamanya harus bertahan terkena hujan dan panas matahari saat berjualan dagangannya.
“Kami sangat yakin jika bapak terpilih jadi Bupati Karo, pasar ini pasti dibenahi. Jadi intinya pak, perhatikanlah nasib kami di sini pak. Kami sepertinya hanya dipandang sebelah mata oleh pemerintah daerah.
Saya sengaja bilang begini, karena bapak sudah berpengalaman menangani segala persoalan bukan cuma di Kabupaten Karo saja tapi juga daerah lain. Apalagi bapak bekerja di pemerintahan pusat bersama presiden. Jadi itulah permohonan kami, doa kami bapak harus terpilih,” bebernya diamini serempak pedagang lainnya.
Revitalisasi Pasar Berastagi dan Kabanjahe Skala Prioritas
Menanggapi sejumlah keluh kesah nande-nande (Emak-emak), Abetnego Tarigan sejenak terdiam pertanda merasa miris melihat lokasi pasar yang nota bene sumber PAD Kabupaten Karo dibiarkan kumuh dan semrawut.
“Ia menilai, sebagai tujuan wisata favorit di Sumatera Utara bahkan dikenal di nusantara hingga mancanegara, kota Berastagi yang pusat pasarnya berada ditengah kota perlu mendapat perhatian yang khusus atau istimewa dari Pemerintah Daerah. Jangan biarkan berlarut larut, tidak menyelesaikan masalah, apalagi ini sudah empat tahun,” tegas dia.
Pariwisata Berkelanjutan Memiliki “Multiplayer Efek”
“Pariwisata menjadi salah satu sektor terpenting di Kabupaten Karo. Kami berkomitmen membenahi kota Berastagi sebagai ikon pariwisata. Mulai dari penataan kebersihan lingkungan, keindahan juga dari aspek keamanan dan ketertiban,” ungkapnya usai melakukan blusukan.
“Pariwisata berkelanjutan memiliki “multiplayer efek”. Pembangunan pariwisata harus mengedepankan ekonomi maka keberlanjutan pariwisata akan tumbuh, rakyat akan mandiri dan sejahtera,” sebut Abetnego Tarigan yang berpasangan dengan Suranta Bukit.
Di awal kunjungan ke lokasi Pusat Pasar Berastagi, Abetnego mendapati kondisi pasar yang begitu kumuh dan jorok di hampir seluruh kios pedagang. Selain itu, penataan lapak pedagang juga sangat semrawut, dan kondisi lahan parkir yang tak beraturan.
Padahal lokasi tersebut salah satu “lumbung” pendapatan asli daerah (PAD), sehingga ironis sekali jika pasar yang berada di jantung icon wisata Berastagi tersebut dibiarkan terlantar. Ini bukan sekedar omon-omon, harusnya tanpa “direngeki” warga atau pedagang, ini harus dibenahi pemerintah. Ini tanggungjawab pemerintah daerah. Jadi apa saja yang dikerjakan pemda selama ini, kenapa mesti empat tahun terlantar, ketusnya.
“Namun demikian dalam konteks ini kita tidak menyalahkan siapa, kita bicara kedepan. Semua permasalahan ini, harus kita benahi. Persoalannya sudah jelas solusinya juga sudah jelas harus direvitalisasi dan ditata,” tuturnya.
Ia menyebut, kondisi itu sangat tidak layak sebagai kota yang menjadi tujuan para wisatawan. Sebab, kawasan pusat pasar menjadi salah satu sasaran pengunjung jika sedang melakukan kegiatan wisata.
“Wisatawan biasanya akan mendatangi lebih dari satu tempat jika berwisata ke satu daerah. Pusat pasar jadi satu lokasi yang akan mereka datangi. Untuk itu, pusat pasar khusus di Kabanjahe dan Berastagi harus segera dilakukan penataan atau revitalisasi,” jelas Calon Bupati Karo nomor urut 1, Abetnego Tarigan.
Lebih lanjut pasangan ABDI yang mengusung tagline #KaroBerlari tersebut menguraikan, Tanah Karo dianugerahi alam yang indah dan subur, tidak bisa lepas dari sektor pariwisata. Kondisi yang jorok dan tidak tertata dengan baik, sangat berpengaruh besar. Kondisi ini, akan menjadi pandangan negatif wisatawan yang ingin berbelanja.
“Kita percaya, komitmen ini akan kita laksanakan. Jika diberikan kepercayaan, kami akan eksekusi dan tuntaskan persoalan ini sesegera mungkin. Kita harus buka mata melihat situasi. Pasar adalah salah satu urat nadi perekonomian dan banyak menyerap tenaga kerja,” ucapnya.
Dibutuhkan Intervensi dan Penanganan Serius
Termasuk di inti kota Berastagi. Minimnya penataan berbagai fasilitas umum untuk menciptakan kebersihan dan keindahan, masih membutuhkan penanganan khusus. Apalagi di sepanjang Jalan Veteran, pot-pot bunga ada yang sudah pecah dan minimnya fasilitas tong sampah.
“Jalan Veteran mempunyai peranan strategis di sektor pariwisata sebagai penopang pariwisata. Terlebih lagi sebagai wajah dan jendelanya Kabupaten Karo. Harusnya ditata dan dipercantik (estetika-red) sehingga akan meningkatkan geliat pariwisata di kota Berastagi baik siang maupun malam hari, sehingga ekonomi rakyat hidup,” tegas
“Khusus untuk Berastagi, sangat dibutuhkan intervensi dan penanganan serius. Termasuk hal-hal kecil seperti pot bunga dan tong sampah. Dalam diskusi kami dengan Karang Taruna Berastagi, begitu banyak permasalahan di Berastagi yang sudah lama tidak mendapat perhatian, akhirnya seoerti mengurai benang kusut,” pungkasnya.
Menurut eks Deputi II Kantor Staf Presiden ini, revitalisasi pasar yang dilakukan oleh Kemendag RI selama ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing dari pasar tradisional di tengah tumbuhnya pasar-pasar modern di tanah air. Sehingga diharapkan pasar rakyat ini mampu meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Nanti kita perjuangkan ke pusat (Kemendag RI) agar di tampung di APBN. Jadi revitalisasi pasar ini tidak mengganggu APBD Karo, minimal dana pendamping saja, imbuhnya.
“Upaya untuk menumbuhkan ekonomi dengan melakukan revitalisasi pasar rakyat khususnya di Berastagi dan Kabanjahe supaya sama dengan pasar modern. Jadi lebih bersih, indah dan tertata rapi,” kata dia.
Pantauan wartawan, Abetnego Tarigan disambut ramah ratusan pedagang di tiap-tiap kios yang disambanginya di Pusat Pasar Berastagi. Sejumlah pedagang juga terlihat mendatangi Abetnego untuk menyampaikan persoalan.
Sejak pagi sebelum blusukan, Abetnego Tarigan bersama puluhan warga Berastagi dan tim pemenangan menyempatkan sarapan pagi di Warung Kopi Purba di kawasan pusat kuliner eks Bioskop Ria Berastagi.
Pasca Empat Tahun Musibah Kebakaran Pedagang Merana
Sekedar informasi dan mengingatkan kembali, sekitar 500-an pedagang korban kebakaran “Losd Jahe-jahe di Jalan Penghasilan, Kelurahan Tambak Lau Mulgap II Berastagi, Kabupaten Karo, hingga hari ini belum mendapatkan kepastian kapan akan dibangun Tempat Penampungan Sementara (TPS) pasca terbakarnya pasar bertingkat pada tanggal 17 Nopember 2020 lalu, yang menghanguskan seluruh barang dagangan serta tempat berjualan pejuang cuan rumah tangga tersebut.
Sekitar 500-an pedagang yang berjejer di sepanjang Jalan Penghasilan terlihat tampak harus bertarung dengan terik matahari dan hujan dengan membentangkan barang dagangan mereka di bahu badan Jalan Penghasilan karena sampai hari ini belum ada kepastian penempatan dan tempat berjualan yang layak bagi pedagang korban kebakaran pasar bertingkat tersebut.
Sejatinya pilkada bukan pertarungan elektoral semata, tapi momentum bagaimana Kabupaten Karo lima tahun kedepan. (R1)
Komentar