Bupati Karo Bersama Konjen RRT Kunjungi PT Bumi Energy, 1 Tahun Tidak Beroperasi

Karo1003 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH, MH bersama perwakilan Konjen RRT Wu Boliang dan Kepala Dinas Koperasi dan Ketenagakerjaan Ir Adison Sebayang, Kepala Bappeda Nasib Sianturi, Plt. Kalak BPBD Natanail Peranginangin, SH, MAP, kunjungi PT Karo Bumi Energy, Rabu (17/3/2021) di Desa Kandibata Kecamatan Kabanjahe.

Kunjungan ke PT. Bumi Energy tersebut, kata Bupati, sebagai bahan masukan kepada pemerintah Konjen RRT, bahwa keberadaan perusahaan tersebut sejak pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk Indonesia dan khususnya di Kabupaten Karo terhenti pengoperasiannya sementara waktu hingga sekarang ini.

“Permasalahan berhentinya pengoperasian perusahaan sesuai laporan kita terima terkendala akibat pandemi Covid-19,” sebutnya.

Dengan kehadiran perwakilan Konjen RRT di lokasi PT. Bumi Energy, dapat menjadi peluang antara pengusaha PT Bumi Energy bertukar pikiran bahwa dampak penyebaran Covid-19 imbasnya perusahaan ditutup dan karyawannay dirumahkan, katanya.

Senada ditambahkan Kepala Dinas Koperasi dan Ketenagakerjaan Adison Sebayang, PT Bumi Energy saat ini tidak beroperasi. Sedangkan karyawannya dari sudah dirumahkan ketempat asalnya masing-masing, ujarnya.

Adison Sebayang, menyebutkan, karyawan perusahaan PT Bumi Energy yang berasal dari Pulau Jawa sudah dipulangkan begitu juga karyawannya TKA (tenaga kerja asing) dari Korea sebagian telah dideportasi, sisanya ada 2 orang lagi TKA yang masih bertahan di lokasi, tuturnya.

Sementara dalam kunjungan itu, perwakilan Konjen RRT didampingi juru bahasa Hendra mengatakan sangat berterima kasih kepada Pemkab Karo yang telah memberikan waktu mengunjungi PT Bumi Energy di Kabupaten Karo, ujarnya.

Dalam pembicaraan Wu Boliang dengan pihak PT Bumi Energy dengan bahasa korea, juru bahasa Hendra menerangkan bahwa Wu Boliang sangat prihatin perusahaan saat ini tidak beroperasi lagi lantaran imbas dari Covid-19, imbuhnya.

“Terlebih antara kedua negara lockdown. Apalagi karyawan tenaga ahli dari Korea tidak mendapat izin visa kerja, sehingga perusahaan ini memilih berhenti beroperasi. Iya sudah ada sekitar 1 tahun tidak beroperasi,” terangnya.

Sungguh miris, perusahaan rugi milyaran rupiah akibat tidak bisa beroperasi, inilah perlunya kerjasama dalam perang melawan Covid-19, sehingga hal seperti ini tidak terlalu lama terjadi, kata Hendra. (R1)