Di Tengah Gempuran Teknologi, Bill Gates Sebut 3 Pekerjaan Ini Tak Akan Tergerus AI

Catatan Redaksi2576 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Bukan sebuah rahasia jika salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, sangat optimis akan perkembangan kecerdasan buatan atau lebih dikenal sebagai AI (artificial intelligence). Namun, dia kini memperkirakan teknologi tersebut akan membawa perubahan bagi semua orang dalam lima tahun ke depan, termasuk pekerjaan.

Munculnya AI juga menimbulkan kekhawatiran akan menghilangkan jutaan lapangan kerja di seluruh dunia. Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) pada Minggu (14/1/2024) melaporkan, sekitar 40 persen pekerjaan di seluruh dunia dapat terkena dampak AI.

Gates tidak serta-merta menolak gagasan tersebut. Kendati demikian, menilik sejarah, dia yakin setiap teknologi baru menimbulkan ketakutan dan peluang baru bagi manusia.

Kehadiran AI mempermudah pekerjaan manusia Bill Gates mencontohkan, munculnya alat untuk meningkatkan produktivitas pertanian pada era 1900-an sempat membuat orang-orang bingung dan khawatir akan digantikan oleh mesin.

“Faktanya, banyak hal baru, banyak kategori pekerjaan baru yang diciptakan dan keadaan kita jauh lebih baik dibandingkan ketika semua orang melakukan pekerjaan di pertanian,” kata Gates, dilansir dari CNN.

Salah satu orang terkaya di dunia ini menganggap, kondisi serupa akan terjadi saat manusia mulai menghadapi masifnya perkembangan kecerdasan buatan di masa kini dan mendatang.

Dia memperkirakan, AI akan membuat hidup semua orang lebih mudah, khususnya membantu dokter mengerjakan dokumennya. “(Dokumen) bagian dari pekerjaan yang tidak mereka (dokter) sukai, kita dapat membuatnya menjadi sangat efisien,” tutur Gates

Dalam tayangan siniar bertajuk Unconfuse Me with Bill Gates bersama CEO OpenAI Sam Altman, Kamis (11/1/2024), pendiri Microsoft ini mengungkapkan kecanggihan kecerdasan buatan.

Bill Gates menilai kemampuan chatbot bertenaga AI milik OpenAI, ChatGPT sangatlah dramatis. Sebab, teknologi ini pada dasarnya dapat membaca dan menulis, sehingga hampir menyamai pekerja kerah putih untuk menjadi tutor, memberikan nasihat kesehatan, hingga membantu menulis kode.

Menurutnya, memasukkan teknologi tersebut ke dalam sektor pendidikan atau kesehatan akan menjadi hal yang luar biasa dan sangat membantu manusia. Kendati demikian, Gates mengakui dirinya dan banyak orang mungkin akan kehilangan pekerjaan.

“Saya bahkan bisa kehilangan pekerjaan saya,” ujar Gates dalam siniarnya, dikutip dari Daily Mail, Sabtu (13/4/2024).

Untungnya, kata dia, masih ada tiga bidang pekerjaan yang tidak akan tergerus oleh masifnya perkembangan AI. Tiga bidang tersebut relatif aman bagi lulusan baru untuk meniti karier yang menjanjikan di tengah dunia yang penuh teknologi buatan.

Gates merinci, tiga pekerjaan yang dimaksud meliputi bidang energi alternatif, biosains kesehatan, serta memajukan kecerdasan buatan itu sendiri.

“Ketika mesin itu berkata kepadaku, ‘Bill, ayo main acar, aku sudah bisa memberantas malaria. Kamu hanya berpikir lambat,” katanya, mengungkap kemungkinan kemampuan AI di masa depan.

Bidang energi alternatif, lanjutnya, membantu membangun lingkungan yang bersih dengan harga terjangkau, yang sangat penting untuk memerangi kemiskinan dan perubahan iklim.

Sementara biosains kesehatan, akan tetap menjadi jalur karier yang layak dan bermanfaat karena penuh dengan peluang untuk membantu orang hidup lebih lama dan lebih sehat. “Serangkaian keterampilan dan produk yang akan selalu diminati,” ucapnya.

Di sisi lain, meski menggerus sejumlah lapangan pekerjaan, saat ini Gates masih dapat merasakan potensi manfaat AI. Oleh karena itu, dia mengimbau semua orang untuk melakukan investasi cerdas termasuk mempertimbangkan pengembangan AI mulai dari sekarang.

Hal tersebut guna memastikan bahwa kehadiran AI dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih adil bagi umat manusia.

“Apakah AI dapat membantu kita, Anda tahu, mengurangi peperangan, mengurangi polarisasi, Anda akan berpikir bahwa AI seharusnya mendorong kecerdasan (manusia)” kata Gates.

“Jadi, saya ingin ada orang yang mengatasi masalah manusia yang paling sulit, seperti apakah kita bisa rukun satu sama lain. Saya pikir itu akan menjadi hal yang sangat positif jika kita berpikir AI dapat berkontribusi pada keakraban manusia satu sama lain,” sambungnya. (Kompas.com)

Baca Juga:

  1. Mantan CEO Google Ingatkan Bahaya Besar AI, Apa Itu?
  2. Protes untuk Google Street View di Berbagai Negara
  3. Tekhnologi Semakin Mencengangkan, Tesla Pamerkan Robot Bernama Optimus

Komentar