Jakarta, Karosatuklik.com – Sebagai salah satu kekuatan bulutangkis dunia, Indonesia tercatat memiliki delapan pasang ganda putra terbaik sepanjang masa. Pada dekade 70-an kita memiliki pasangan Christian Hadinata/Ade Chandra yang berhasil menjuarai All England pada 1972 dan 1973.
Kesuksesan Christian Hadinata berlanjut pada pasangan Tjun Tjun/Johan Wahyudi yang tak terbendung. Berlanjut ke 80-an dan 90-an, kita juga memiliki tiga sampai empat ganda putra papan atas dunia. Di era modern ini Indonesia pun masih mendominasi nomor ganda putra. Bahkan, dalam 2-3 tahun terakhir dominasi Indonesia di ganda putra mencapai puncaknya dengan menempatkan tiga pasangan di lima besar dunia.
Berikut deretan ganda terkuat dunia dari Indonesia sepanjang masa :
1. Christian Hadinata/Ade Chandra
Pada era 70-an, pasangan Christian Hadinata/Ade Chandra begitu disegani. Sejumlah turnamen bergengsi berhasil mereka sabet, seperti juara berturut-turut All England 1972 dan 1973, Asian Games 1978 dan 1982.
Hingga terakhir pada tahun 1980 keduanya mampu menyabet gelar juara dunia. Mereka juga anggota tim juara Thomas Cup Indonesia pada tahun 1973 dan 1976.
Namun, pada awal tahun 1980, kedua pasangan tersebut memutuskan berpisah. Saat itu, nama Ade Chandra mulai meredup, berbeda dengan Christian Hadinata yang masih terus eksis hingga sekitar tahun 1984 bersama pasangan barunya kala itu yakni Icuk Sugiarto.
2. Tjun Tjun/Johan Wahyudi
Pasangan ganda putra Tjun Tjun/Johan Wahyudi merupakan pesaing kuat Christian Hadinata/Ade Chandra. Kedua pasangan itu bisa dibilang sebagai pemegang kekuasaan tribun juara di era 1970-an hingga 1980-an. Prestasi gemilang yang berhasil Tjun/Johan persembahkan untuk Indonesia, yakni juara empat kali All England di tahun 1974, 1975, 1977, dan 1980.
Pada Tahun 2009, Tjun Tjun terpilih menjadi salah satu atlet World Badminton Hall of Fame, membuktikan pamornya dalam sejarah bulutangkis dunia. Kabar terakhir pada tahun 2007 silam, Johan Wahyudi sedang menekuni bisnis kayu di daerah Sulawesi.
3. Eddy Hartono/Rudy Gunawan
Pada era 1990-an, Eddy/Hartono menjadi pasangan ganda terbaik Indonesia sejajar dengan tiga ganda terbaik dunia saat itu yakni Park Joo-Bong/Kim Moon-Soo (Korea Selatan), Tiang Bingyi/Li Yongbo (China), dan Razif Sidek/Jailani Sidek (Malaysia).
Eddy Hartono/Rudy Gunawan memperoleh medali perak di Olimpiade Barcelona 1992 setelah kalah dari pemain legendaris Korea Park Joo- Bong/Kim Moon-Soo di partai puncak. Di semi final Eddy Hartono/Gunawan menaklukkan andalan Tiongkok, Li Yongbo/Tiang Bingyi yang menjadi kandidat juara.
Tak hanya medali perak Olimpiade Barcelona saja yang mampu diraih Eddy/Rudy. Keduanya pernah menjuarai Indonesia Open 1989 dan 1992, serta All England 1992. Setelah pensiun dari dunia bulutangkis, Gunawan menjadi pendeta senior di JKi Miracle Center di Los Angeles dan San Fransisco
Sementara Eddy Hartono masih terlihat di sejumlah pertandingan eksibisi bersama legenda-legenda bulutangkis Indonesia lainnya.
4. Rexy Mainaky/Ricky Subagja
Setelah nama Eddy Hartono/Rudy Gunawan bersinar, munculah pasangan Rexy Mainaky/Ricky Subagja. Kedua pasangan asal Indonesia itu menjadi pesaing kuat ganda putra dunia di sepanjang tahun 90an.
Setelah Eddy/Hartono tak mampu merebut emas Olmpiade Barcelona 1992, akhirnya lewat pasangan Rexy/Ricky emas pertama ganda putra di Olimpiade mampu dibawa pulang ke tanah air.
Di final Rexy/Ricky menaklukkan wakil Malaysia, Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock. Deretan gelar juara bergengsi pun mampu Rexy/Ricky persembahkan untuk Indonesia, seperti juara All England dua kali berturut-turut 1995 dan 1996, juara dunia 1995, juara Indonesia Open 1993 dan 1994, juara Asian Games 1994 dan 1998, dll.
5. Candra Wijaya/Tony Gunawan
Di era 2000-an, kekuatan ganda putra Indonesia diteruskan oleh pasangan Candra Wijaya/Tony Gunawan. Sayangnya, setelah keberhasilan Candra/Tony di Olimpiade Sydney 2000 Tony memutuskan untuk berpindah kewarganegaraan Amerika Serikat. Meski demikian keduanya terhitung sering berpasangan meski sudah berbeda negara.
Setelah berpisah dengan Tony, Candra sering berpasangan dengan Sigit Budiarto, dan prestasi keduanya pun tak bisa diragukan. Beberapa turnamen internasional mampu mereka raih seperti All England 2003, Juara Dunia 1997, dan beberapa gelar level grand prix.
6. Markis Kido/Hendra Setiawan
Sebelum berpasangan dengan Mohamad Ahsan, Hendra Setiawan lebih dulu berpasangan dengan Markis Kido. Kido/Hendra merupakan peraih medali emas Olimpiade terakhir di sektor ganda putra hingga saat ini setelah menjadi penyumbang satu-satunya emas Indonesia di Olimpiade Beijing 2008.
Kido/Hendra banyak merebut gelar bergengsi dunia. Kido/Hendra merupakan Juara Dunia 2007, peraih emas Asian Games 2010, dan beberapa turnamen berlevel Super Series. Mereka juga pernah menduduki ranking satu dunia.
7. Mohamad Ahsan/Hendra Setiawan
Sempat mengalami krisis gelar ganda putra pascacerainya Markis Kido/Hendra Setiawan sekitar tahun 2010 hingga 2012, ganda putra Indonesia kembali mampu melahirkan pasangan kuat racikan pelatih Herry IP yang memasangkan Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan di awal tahun 2013.
Hasilnya gemilang. Pada tahun 2013 dua gelar bergengsi mampu diraih kedua pasangan baru itu yakni menjadi juara dunia 2013, Malaysia Open 2013 dan Indonesia Open 2013.
Walau sudah tak muda lagi, penampilan Ahsan/Hendra malah makin menggila. Di kurun waktu 2018-2019 keduanya sanggup tampil gemilang dengan menjuarai All England, Juara Dunia, dan BWF World Tour Series. Keduanya saat ini juga mantap di ranking ke-2 BWF.
8. Kevin Sanjaya/Marcus Gideon
Dari sekian banyak pasangan legendaris Indonesia, mungkin Kevin Sanjaya/Marcus Gideon yang paling menghebohkan.
Pasangan ganda putra muda Indonesia ini mencetak sejumlah rekor yang salah satunya adalah menjadi ganda putra terlama di ranking satu dunia.
Tak hanya itu, The Minions juga berhasil menyabet seabrek gelar yang tidak bisa ditandingi para pendahulunya. Mulai dari All England, French Open, Japan Open, Indonesia Open, China Open, dan lain-lain.
Kevin/Marcus saat ini memegang status sebagai pasangan ganda putra nomor satu dunia. Meski Kevin dan Marcus terpaut usia yang cukup jauh, Marcus kini sudah menginjak 29 tahun sedangkan Kevin berusia 24 tahun, mereka tak kesulitan beradaptasi satu sama lain.
Namun, PBSI harus bersiap mencari rekan baru bagi Kevin, jika Marcus akhirnya memutuskan untuk pensiun. Mungkin Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan atau Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang bakal muncul pengganti seniornya. (R1/Berbagai Sumber)