Jakarta, Karosatuklik.com – Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto merespons mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie yang menyebut Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali jika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maju sebagai calon presiden pada 2004. Marzuki mengatakan kecolongan yang dimaksud diucapkan sendiri oleh SBY.
Marzuki membeberkan hal tersebut dalam sebuah perbincangan yang diunggah di akun YouTube Akbar Faizal Uncensored, 11 Februari lalu.
Hasto berkata, cerita Marzuki merupakan bukti bahwa selama ini SBY memang memiliki desain untuk melakukan misi pencitraan.
“Dalam politik, kami diajarkan moralitas politik yaitu satunya kata dan perbuatan. Apa yang disampaikan oleh Marzuki Alie tersebut menjadi bukti bagaimana hukum moralitas sederhana dalam politik itu tidak terpenuhi dalam sosok Pak SBY,” kata Hasto, Rabu (17/2/2021).
“Terbukti bahwa sejak awal Pak SBY memang memiliki desain pencitraan tersendiri termasuk istilah ‘kecolongan dua kali’ sebagai cermin moralitas tersebut,” sambungnya.
Lewat cerita Marzuki itu, kata Hasto, rakyat bisa memberikan penilaian tentang tuduhan SBY telah dizalimi oleh Mega di masa silam. Menurutnya, SBY justru menzalimi diri sendiri demi politik pencitraan.
“Ternyata kebenaran sejarah membuktikan bahwa Pak SBY menzalimi dirinya sendiri demi politik pencitraan,” kata Hasto.
Dari pernyataan Pak Marzuki itu pula, Hasto pun mengaku menjadi paham alasan Blok Cepu yang merupakan wilayah kerja Pertamina, diberikan kepada Exxon Mobil pascapilpres 2004.
“Nah kalau terhadap hal ini, rakyat dan bangsa Indonesia yang kecolongan,” katanya.
Terpisah, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief, menyebut bahwa Marzuki telah membuat pernyataan hantu. Menurutnya, Marzuki telah mengarang cerita.
“Kenapa hantu, karena Marzuki mengarang bebas. Lebih mengejutkan saya, ternyata ada dendam PDIP terhadap SBY karena sebagai menantu Jenderal Sarwo Edhie Wibowo. Dendam Ideologis?” tuturnya.
Kisah Pilpres 2004 kala itu pada akhirnya mengantarkan SBY dan Jusuf Kalla sebagai pemenang. Marzuki pun mengaku diajak SBY untuk masuk Partai Demokrat. (cnnindonesia.com)