Jakarta, Karosatuklik.com – Serangan dua calon presiden atau capres Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo ke capres Prabowo Subianto disebut senjata makan tuan.
Alih-alih meningkatkan simpati, Anies dan Ganjar malah disebut mendapatkan sentimen negatif.
Sementara Prabowo yang mendapatkan serangan dari kiri dan kanan malah meraup simpati dari publik.
Hal itu terkuak berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indonesia Polling Stations (IPS) yang dilaksanakan pada 7 hingga 14 Januari terhadap 1.220 responden yang tersebar di 38 provinsi.
“Duet ofensif atau strategi menyerang secara koletif yang dilancarkan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo ternyata menjadi bumerang. Kedua capres itu semakin kehilangan simpati publik dan elektabilitas mereka pun kian merosot,” kata Direktur Riset IPS Alfian Sugianto saat memaparkan surveinya secara daring, Selasa (16/1/2024).
“Sementara capres Prabowo Subianto yang menjadi ‘pesakitan dalam Debat Capres 7 Januari 2024 lalu, justru kian mendulang empati publik. Elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran semakin melesat,” sambungnya.
Kepada responden, IPS mengajukan pertanyaan terkait siapa capres yang tampil paling baik dalam debat ketiga Pilpres 2024.
Hasilnya, sebanyak 43,2 persen responden menjawab Prabowo, dan 25,8 persen Anies, Ganjar 24,2 persen.
Sisanya 6,5 persen responden menjawab tidak tahu.
Kemudian, pada pertanyaan suka atau kurang suka soal capres yang menyerang personal, sebanyak 67 persen responden menyatakan ketidaksukaannya, 27,8 persen menyatakan suka dan 5,2 persen menjawab tidak tahu.
Lalu, pertanyaan capres yang melakukan serangan personal, sebanyak 72,2 persen menjawab Anies, 23,7 persen Ganjar, dan 2,2 persen Prabowo, serta 1,7 persen menjawab tidak tahu.
Adapun, untuk elektabilitas tertinggi ditempati oleh pasangan capres dan cawapres nomor urut dua, Prabowo-Gibran sebanyak 51,8 persen.
Sementara pasangan capres dan cawapres nomor urut satu, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar 21,3 persen. Lalu pasangan capres dan cawapres nomor tiga, Ganjar Pranowo-Mahfud MD 19,2 persen.
Sementara 7,7 persen responden menjawab tidak tahu.
Untuk diketahui, IPS mengklaim survei yang mereka lakukan menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multistage random sampling).
Margin of error pada survei ini kurang lebih 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95 persen.
Sementara pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara melalui telepon (telepolling) oleh tenaga terlatih dengan bantuan/pedoman kuesioner. (suara.com)
Komentar