Sosok Pemimpin Seperti Apa yang Diinginkan Dalam Pilkada Karo 9 Desember 2020 Catatan : Robert Tarigan, SH

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Karo, 9 Desember 2020 merupakan sebuah even penting bagi masyarakat Karo dalam upaya menghasilkan pemimpin daerah yang menjadi harapan masyarakat.

Pertanyaannya adalah sosok seperti apa dan bagaimana harapan masyarakat Karo terhadap figur pemimpin yang mereka inginkan ? atau adakah sosok secara personal tertentu yang dianggap mampu memimpin Karo ke depan kemudian menjadi sosok ideal yang paling diinginkan oleh masyarakat, ditengah bencana alam Gunung Sinabung yang berkepanjangan serta bencana non alam pandemi Covid-19 yang keduanya belum diketahui sampai kapan berakhir.

Untuk menjawab pertanyaan pertama tentu tidak mudah mengukur harapan dan ekspektasi masyarakat secara objektif, namun paling tidak kita dapat menakar kemauan dan keinginan masyarakat berdasarkan kriteria-kriteria normatif yang secara umum berlaku juga bagi semua masyarakat di berbagai daerah lainnya.

Kemudian dalam konteks personal, kriteria pemimpin yang diinginkan seringkali menjadi kabur dan sangat subjektif karena dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu untuk mengunggulkan kandidatnya yang akan bertarung pada pemilihan bupati nantinya.

Pemimpin Seperti Apa yang Diinginkan Dalam Pilkada Karo

Akan tetapi, poin pentingnya adalah Bupati terpilih hendaknya merupakan seseorang yang mampu membawa Kabupaten Karo tumbuh dan berkembang sesuai dengan dinamika kemajuan regional dan nasional bahkan internasional.

Tentunya, diperlukan seorang kandidat memiliki visi dan misi yang jelas dan memiliki komitmen yang kuat terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat serta memahami berbagai persoalan yang harus menjadi prioritas untuk diselesaikan kemudian mengimplementasikan berbagai gagasan yang dimilikinya secara konsisten dan bertanggung jawab.

Pilkada 2020 adalah pemililihan bupati secara langung oleh masyarakat Karo untuk keempat kalinya sejak era reformasi. Pelaksanaan otonomi daerah seharusnya dimanfaatkan mempercepat gerak pembangunan di segala sektor.

Harapan dan ekspektasi masyarakat tentunya sangat besar bahwa proses demokrasi yang berjalan adalah sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi itu sendiri, yaitu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.

Akan tetapi hal ini seringkali tidak dapat dimaknai dengan baik oleh para kandidat bahkan masyarakat itu sendiri yang menjadi pemilih. Bahkan sebagian kalangan menganggap setiap pemilu hanya sebagai reprensentasi pesta elite, bukan pesta rakyat.

Pimpinan Redaksi karosatuklik.com

Melalui tulisan singkat ini, Pimpinan Redaksi Karosatuklik.com, mencoba memberikan fariabel dan gambaran umum secara singkat kondisi Kabupaten Karo yang memerlukan perhatian dari kandidat pada Pemilihan Bupati dan Wakil Karo, baik dari aspek ekonomi, politik maupun sosial budaya dengan harapan bisa memberikan gambaran apa yang menjadi keinginan masyarakat di satu sisi sekaligus apa yang harus menjadi komitmen seorang kandidat seandainya ia terpilih.

Aspek Pembangunan Ekonomi

Kondisi geografis dan kebijakan daerah yang kurang optimal dalam menciptakan lapangan kerja merupakan suatu hal yang harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah.

Masalah lapangan kerja adalah sangat krusial, karena ia merupakan tolok ukur penting bagi kesejahteraan masyarakat. Tanpa ada pekerjaan, tentunya masyarakat tidak memiliki penghasilan.

Diam-diam masyarakat Kabupaten Karo, 20 tahun belakangan, sudah banyak menjadi pekerja di negeri tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Bahkan ke daerah Batam disamping pulau Jawa dan daerah lainnya juga pekerja dari Karo sudah banyak. Petani-petani Karo juga sudah tidak terhitung jumlahnya mencoba peruntungannya bertani jeruk dan sawit di seputaran Riau dan Kalimantan.

Sektor pertanian dan pariwisata yang sering digemborkan oleh pemerintah daerah sebagai iconnya Tanah Karo dalam kenyataannya tidak memiliki daya saing yang kuat dalam memacu pengembangan ekonomi masyarakat. Pertanyaannya mengapa bisa demikian?

Jawabannya cukup sederhana, bahwa sektor pertanian yang sebagian besar ditekuni oleh masyarakat Karo adalah sektor pertanian tradisional. Diakui, petani Karo adalah petani-petani tangguh, gigih dan ulet, namun secara implisit, ia tidak memiliki nilai tambah yang cukup besar untuk mengangkat derajat kesejahteraan petani menjadi lebih baik.

Sederhananya adalah tidak ada insentif yang cukup berarti bagi petani untuk dapat mengembangkan pertanian mereka. Misalnya petani padi sawah, tingginya biaya produksi dibandingkan dengan nilai produksi menyebabkan margin keuntungan yang diterima petani menjadi relatif kecil.

Sementara disisi lain mereka dihadapkan pada kemungkinan gagal panen dan keterlambatan musim tanam akibat kurang baiknya infrastruktur pengairan.

Demikian halnya dengan potensi pertanian holtikultura. Memang kita akui sebagian petani yang menggarap lahannya untuk budidaya tanaman sayur mayur, kentang dan tanaman holtikultura lainnya relatif berhasil meningkatkan kesejahteraan mereka.

Namun tantangan ke depan yang perlu diperhatikan adalah persaingan produk pertanian ini semakin ketat dan kompetitif di tengah pasar yang semakin terbuka dengan produk pertanian impor yang lebih murah, dan pada saat yang sama biaya produksi yang harus ditanggung petani kita juga semakin besar.

Disaat bersamaan, dampak buruk pandemi Covid-19 masih akan kita hadapi setidaknya 2 – 3 tahun kedepan.

Oleh karena itu, perlu dicari solusi yang efektif agar kesinambungan sektor pertanian holtikultura dapat terus berlanjut dan mampu menjadi leading sektor serta memberikan efek multiplier terhadap sektor perekonomian lainnya.

Aman, sehat dan produktif di masa pandemi bukanlah pekerjaan mudah. Membumikan perubahan perilaku menjadi budaya baru, disaat rakyat sudah berada di titik jenuh membutuhkan totalitas kerja kerja figur pemimpin yang sudah teruji dan berkomitmen mengutamakan kepentingan dan keselamatan rakyat diatas segalanya.

Kemudian sektor pariwisata, sudah lama Kabupaten Karo kaya dikenal memiliki objek wisata yang beraneka ragam dan berkelas didukung udaranya yang sejuk sepanjang musim.

Kita tentunya berharap kemajuan sektor pariwisata dapat menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Namun sampai saat ini sekedar upaya untuk memajukan sektor ini saja sama sekali belum menampakkan hasil yang menggembirakan, apalagi melakukan terobosan seperti misalnya, pembangunan cable car Puncak Gundaling – Berastagi, Mickie Holiday, Taman Simalem Resort (TSR) – Tongging – Sipiso-Piso.

Ini bukan pekerjaan sulit, kalau ada niat bisa menggandeng investor. Tentunya hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah pembangunan sektor pariwisata merupakan sebuah agenda yang serius atau justru hanya pepesan kosong untuk menutupi kelemahan kita yang belum mampu mengelola sektor pariwisata secara profesional.

Padahal sebenarnya kita memiliki potensi daya saing yang cukup kuat, namun belum optimalnya pemerintah, menjadikan sektor pariwisata kita dari tahun ke tahun tidak mengalami peningkatan signifikan.

Robert Tarigan SH

Aspek Politik

Dari perspektif politik, bagi masyarakat Karo hal ini cukup sederhana. Politik tidak selalu mutlak sebagai proses pengalihan kekuasaan, akan tetapi ia harus lebih dimaknai sebagai upaya memperbaiki keadaan menjadi lebih baik siapapun kandidat terpilih nantinya.

Namun hal ini menjadi tidak elok ketika kekuasaan dianggap sebagai politik aji mumpung yang memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan golongan, dan akibatnya timbul sikap antipati masyarakat terhadap pemerintah yang berkuasa.

Tentunya masyarakat kecewa, sakit hati dan jika dipengaruhi oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan dari hal ini bisa saja terjadi tindakan yang merugikan kita semua.

Ekspektasi masyarakat yang tinggi akan terjadinya perubahan yang lebih baik terhadap bupati terpilih justru sama sekali jauh dari realitas dan akhirnya muncul suara-suara sumbang yang kurang produktif dalam mendukung jalannya pemerintahan.

Aspek Sosial Budaya

Faktor ini penting untuk diperhatikan mengingat masyarakat Tanah Karo menurut hemat penulis adalah unik. Dari sisi sosial, terjalin hubungan yang erat antar sesama masyarakat Karo.

Tentunya ini adalah sebuah potensi sekaligus penghambat dalam berbagai aspek kehidupan yang semakin dinamis. Bagi bakal calon Bupati yang akan maju, mereka harus arif dan bijaksana dalam memandang hal ini serta dapat mengelola dan menjadikannya sebagai sumber daya yang potensial dalam membawa Karo ke pintu gerbang perubahan yang lebih maju dari sebelumnya.

Di sisi lain, kita pasti tidak rela jika terjadi pengkotakan masyarakat Karo hanya untuk kepentingan politik pragmatis seorang kandidat yang memang dalam prakteknya ia lebih sering dimanfaatkan untuk tujuan sesaat, tapi kita tentunya sangat berharap hal itu tidak terjadi pada pemilihan bupati dan wakil bupati yang akan digelar besok, Rabu 9 Desember 2020.

Dari beberapa pandangan di atas, perlu kita buat intisari yang lebih sederhana agar lebih mudah dipahami sehingga Pilkada Karo 9 Desember 2020 dapat menjadi momentum penting bagi kebangkitan Karo ke depan yaitu masyarakat Karo membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa petarung.

Selanjutnya, memiliki integritas kepemimpinan dan kompetensi yang tinggi, visi dan misi yang jelas dan terukur, bisa menjadi teladan bagi masyarakat Karo sehingga jasa-jasa pengabdian seorang pemimpin akan selalu dihargai oleh masyarakat meskipun pemimpin tersebut menyelesaikan masa jabatannya.

Dalam upaya mendapatkan pemimpin yang seperti ini tentunya semua pihak yang memiliki kepentingan dalam hal ini terutama para kandidat, masyarakat pemilih, tokoh masyarakat, partai politik, dan elemen masyarakat lainnya memiliki komitmen yang sama untuk memajukan Kabupaten Karo.

Jika hal ini tidak dimiliki, maka pembangunan Karo hanya jalan di tempat dan semakin jauh tertinggal dibanding dengan daerah-daerah lainnya. (R1)