Jakarta, Karosatuklik.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menetapkan besaran tarif LRT Jabodebek. Namun belum diresmikan melalui keputusan menteri (kepmen) perhubungan.
Juru bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan, besaran tarif LRT Jabodebek yang akan ditetapkan dalam kepmen sebesar Rp 5.000 untuk kilometer pertama dan Rp 700 untuk per kilometer selanjutnya. “Rp 5.000 untuk kilometer pertama, Rp 700 per km selanjutnya. Ya ini perhitungan yang dituangkan di kepmen,” ungkap Adita kepada Kompas.com, Jumat (8/7/2023).
Dengan demikian diperkirakan tarif LRT Jabodebek untuk jarak terjauh sebesar Rp 20.000-Rp 25.000 tergantung jarak akhirnya. Sebab, rute LRT Jabodebek memiliki tujuan akhir berbeda, yaitu Stasiun Harjamukti, Cibubur dan Stasiun Jati Mulya, Bekasi.
“Ya kira-kira seperti itu, kan tergantung jaraknya,” kata dia.
Dia menjelaskan, meski besaran tarif sudah ditetapkan, pihaknya masih harus memfinalisasi keputusan ini melalui kepmen perhubungan.
Setelah kepmen perhubungan terbit, barulah besaran tarif LRT Jabodebek bakal disosialisasikan ke publik. Namun Adita enggan mengungkapkan kapan kepmen perhubungan ini terbit.
“Pentarifan masih dalam finalisasi aspek hukumnya. Angkanya sudah ditetapkan, sekarang tinggal masalah administrasinya,” ujarnya.
Penentuan tarif LRT Jabodebek sangat dinanti oleh masyarakat yang akan menggunakannya. Pasalnya, pada 18 Agustus mendatang moda transportasi ini akan dioperasikan secara penuh.
Seharusnya petetapan tarif LRT Jabodebek ini sudah diumumkan tiga bulan sebelum tanggal operasional komersil sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Perhitungan dan Penetapan Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api.
Pada Pasal 3 Ayat 2 Permen Perhubungan itu disebutkan, tarif angkutan orang dengan kereta api harus diumumkan tiga bulan sebelum diberlakukan.
Sebelumnya, Adita menyebut tarif LRT Jabodebek akan diberikan subsidi tarif (public service obligation/PSO). Adapun besaran PSO yang akan diberikan untuk tarif LRT Jabodebek jarak terjauh sebesar 40%.
“Untuk jarak terjauh komponen subsidi sekitar 40%,” kata Adita kepada Kompas.com, Selasa (16/5/2023).
Pemberian PSO ini bertujuan agar tarif LRT Jabodebek terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat.
Tanpa Masinis, LRT Jabodebek Beroperasi dengan Tekonologi Grade of Automtion
Moda transportasi Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek akan melakukan uji coba dengan pernumpang terbatas mulai 12 Juli 2023 mendatang.
Menyoroti hal ini, Wakil Ketua Pemberdataan dan Penguatan Wilayah, Masyarakat Transportasu Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno sejalan dengan beroperasinya LRT Jabodetabek pemerintah daerah (Pemda) diminta menyiapkan sejumlah angkutan penghubung menuju stasiun LRT Jabodetabek tersebut.
Meski tanpa masinis, Manager Public Relations Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo memastikan LRT Jabodebek aman untuk digunakan.
Bahkan dia mengklaim hal ini justru lebih aman dibandingkan kereta yang dioperasikan manual oleh masinis. Pasalnya, kebanyakan kecelakaan kereta terjadi karena human error.
“Dengan operasional tanpa masinis tentunya akan lebih aman dibandingkan menggunakan orang. Lebih dari 60 peraen karena faktor manusia dalam kecelakaan kelelahan dan sebagainya,” ujarnya di sela uji coba LRT Jabodebek, Kamis (6/7/2023).
Dia memastikan LRT Jabodebek aman digunakan sebagai moda transportasi umum karena memiliki sistem keamanan berlapis.
Kenapa ini lebih aman? Pertama, sistem keamanan kita berlapis. Jadi artinya ketika kita menginstall sistem perjalanan ke dalam kerta ini di situ ada berbagai sistem yang mengatur,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, ketika kecepatan LRT Jabodebek melebihi kecepatan maksimal yang sudah diatur yakni 80 kilometer per jam, maka sistem akan otomatis menghentikan laju kereta. Begitupun dengan pengaturan akselerasi antar kereta.
Ketika kereta LRT Jabodebek yang sudah jalan lebih dulu kecepatannya 60 km per jam, maka kereta yang melaju di belakangnya akan mengikuti kecepatan kereta di depannya. (Sumber: Kontan.co.id)
Komentar