Terjadinya Danau Vulkanik Lau Kawar di Kaki Gunung Sinabung

Karo, Travel6298 x Dibaca

Kabanjahe, Karosatuklik.com – Menawarkan pemandangan Gunung Sinabung dan alam pertanian perkebunan sayur milik warga serta sejumlah desa yang sebagian “kosong” akibat dampak bencana erupsi vulkanik Gunung Sinabung, Danau Lau Kawar seluas 200 hektar persis berada di kaki gunung ‘petarung’ itu tetap memikat hati pengunjung.

Dikunjungi tim liputan wisata Karosatuklik.com, Minggu sore (14/2/2021), disambut udara yang sejuk dan air yang jernih serta nampak biru bila dilihat dari kejauhan, seketika menghilangkan rasa lelah perjalanan 1 jam dari kota Kabanjahe. Danau Lau Kawar menjadi spot foto keren favorit kaum milineal sekarang ini.

Selain itu, pepohonan hijau yang tersebar di sekitar danau membuat objek wisata ini terlihat begitu indah untuk dipandang. Lokasi ini menjadi semakin ramai saban hari, semenjak jalan tembus Kabupaten Karo – Langkat resmi dibuka sejak dua tahun lalu.

Memang sungguh dilematis bagi Pemkab karo, semenjak letusan Gunung Sianbung 2010, kawasan ini tidak bisa dibenahi, bahkan harus ditutup, mengingat lokasinya berada di radius Zona Merah dari puncak Sinabung. Namun di sisi lain, mengingat bencana vulkanik Gunung Sinabung yang belum diketahui sampai kapan berakhir ditambah pandemi Virus Corona hampir setahun lebih, membuat warga menjadi jenuh dan butuh lokasi wisata.

Area danau ini pun merupakan spot memancing yang populer, maka dari itu tak heran jika saat berkunjung ke area ini akan nampak orang-orang yang memancing. Di sisi lain lokasi wisata ini pun kerap dijadikan tempat berkemah bagi pecinta petualangan alam.

Danau Lau Tawar juga diselimuti mitos dan legenda rakyat. Bila mengunjungi Danau Lau Kawar, pengunjung harus bersikap dan bicara sopan, dilarang berbuat asusila, hingga membuang sampah ke danau. Bila dilanggar, penunggu danau dan gunung akan marah, ditandai dengan datangnya badai.

Selain keindahan yang disuguhkan oleh pemandangan danau yang tenang, ternyata banyak pula versi tentang terbentuknya danau. Dari cerita mistis hingga legenda yang sudah menjamur di masyarakat.

LAU KAWAR 1

Sinabung dan Sibayak

Ada yang bilang, kalau Danau Lau Tawar terbentuk dari air mata kesedihan seorang ibu yang melihat anak-anaknya berkelahi. Dua orang anaknya Sinabung dan Sibayak tidak mau dipisahkan, meski sang ibu berteriak-teriak dan menangis. Rasa sedih sang ibu membuat dirinya menyumpahi kedua orang anaknya, sehingga terjadi bencana besar yang menenggelamkan desa tersebut.

Versi lain dari terbentuknya Danau Lau Kawar menurut masyarakat setempat adalah nama sebuah desa. Desa Kawar terkenal sebagai desa yang subur dan masyarakatnya yang memiliki mata pencarian bercocok tanam, sehingga hasil panen desa ini selalu melimpah.

Suatu saat, di Desa Kawar panen meningkat dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya. Semua persediaan padi di desa sangat berlebih-lebih. Untuk mengucapkan rasa syukur terhadap rezeki panen yang melimpah, penduduk mengadakan pesta adat yang lebih meriah dari tahun sebelumnya.

Semua persiapan dilakukan, dari memasak, pakaian yang warna-warni, perhiasan hingga desa berhias. Semua penduduk bergotong royong saling bahu-membahu demi kelancaran upacara adat yang akan mereka gelar.

Tibalah saat pelaksanaan upacara adat yang dimeriahkan dengan pagelaran Gendang Guro-Guro Aron yang merupakan musik khas masyarakat Karo. Pesta yang dilaksanakan setahun sekali itu, dihadiri seluruh penduduk kecuali seorang nenek tua renta yang sedang lumpuh. Namun anak, menantu maupun cucunya turut hadir dan melupakan mengirim makanan kepada sang nenek.

kawar

Air Mata Seorang Nenek

Saat pesta usai, mereka baru ingat untuk mengirim makanan melalui sang cucu. Namun, di tengah perjalanan si cucu telah memakan sebagian isi bungkusan itu, sehingga yang tersisa hanyalah tulang-tulang.

Si nenek tua yang tidak mengetahui kejadian yang sebenarnya, mengira anak dan menantunya telah tega melakukan hal itu. Maka, dengan perlakuan itu, ia merasa sangat sedih dan terhina. Air matanya pun tak terbendung lagi. Ia kemudian berdoa kepada Tuhan agar mengutuk anak dan menantunya itu.

Langit pun menjadi mendung, guntur menggelegar bagai memecah langit, dan tak lama kemudian hujan turun dengan lebatnya.

Penduduk desa pontang-panting menyelamatkan diri, tapi semua tidak bisa diselematkan. Desa dan seluruh penduduknya tenggelam dari keganasan alam. Konon jika hari baik dan cerah akan terlihat permukaan danau yang sangat subur.

Suasana yang menyelubungi Danau Lau Kawar ini sarat dengan mitos atau legenda rakyat. Banyak versi cerita dibalik keindahan danau yang membuat orang ingin selalu mengunjunginya.

Tidak hanya itu saja, wisatawan dilarang berkata kotor dan berbuat maksiat apabila berada di lingkungan danau. Bila dilanggar, konon, penunggu danau akan marah ditandai dengan datangnya badai secara tiba-tiba.

Dengan segala berkah dan musibah yang menyertai setiap letusannya, Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo memiliki karakter dan keunikan tersendiri di banding gunung api aktif lainnya di dunia.

Gunung Api aktif terlama erupsi di dunia. Namun dibalik itu Gunung Sinabung juga sudah banyak memberi alam yang subur, indah dan eksotis, seperti danau vulkanik Lau Kawar. (R1/Berbagai sumber)