Tiga Eks Petinggi FPI Ditangkap Densus 88 di Makassar

Nasional839 x Dibaca

Makassar, Karosatuklik.com – Tiga mantan petinggi Front Pembela Islam (FPI) ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Makassar, Sulawesi Selatan.

Penangkapan ketiga petinggi FPI ini diduga ada keterlibatan dengan kasus yang saat ini melibatkan Munarman.

Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol E Zulpan membenarkan adanya penangkapan Tim Densus 88 terhadap ketiga orang tersebut.

“Iya benar, ada tiga (eks) petinggi FPI yang ditangkap di rumahnya masing-masing di Makassar,” kata Kabid Humas Polda Sulsel, Selasa (4/5/2021).

Mereka yang ditangkap masing-masing berinisial, AR, MU dan AS. Namun, Kabid Humas Polda Sulsel belum dapat menjabarkan keterlibatan mereka dengan kasus Munarman dalam tindak pidana terorisme. Semuanya masih dalam proses pemeriksaan.

“Mereka punya jabatan strategis, infonya ada panglima dan bahkan ketua. Terkait pengembangan kasus Munarman,” jelas Kombes Zulpan.

Tim Densus 88 telah melakukan penggeledahan di bekas markas FPI yang berada di Jalan Sungai Limboto, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar pada Selasa (4/5).

Dari penggeledahan tersebut Tim Densus menyita sejumlah barang bukti.

Penggeledahan juga merupakan pengembangan kasus Bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar beberapa waktu lalu. Termasuk pula kaitannya dengan mantan Sekum FPI Munarman yang saat ini sudah menjadi tersangka dan ditahan kepolisian.

Sebelumnya Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Pol E. Zulpan menyatakan penggeledahan bekas Markas Front Pembela Islam (FPI) di Makassar oleh tim Densus 88 berkaitan dengan kasus bom bunuh diri di Katedral Makassar dan Munarman.
“Penggeledahan ini terkait pengembangan bom bunuh diri Katedral Makassar dan kelompok kajian Villa Mutiara yang ditangkap sekitar 20 orang di awal tahun,” kata Kombes Zulpan.

Penggeledahan dilakukan usai kepolisian mendapat informasi dari pengakuan sejumlah terduga teroris yang ditangkap sebelumnya oleh Densus 88. Dengan kata lain, pengembangan dari kasus sebelumnya. (cnnindonesia.com)