Jakarta, Karosatuklik.com – Amerika Serikat dikenal sebagai negara yang sangat aktif dalam politik internasional.
Sebagai negara dengan kekuatan militer nomor satu di dunia, Amerika Serikat pun menjadi negara digdaya yang disegani.
Tak cuma kuat dalam bidang pertahanan, Amerika Serikat pun unggul dalam produksi alutsista buatan sendiri seperti pesawat tempur, helikopter dan kapal selam.
Banyak negara yang kemudian mengincar beragam alutsista buatan Amerika Serikat, salah satunya Indonesia.
Indonesia pun kini sedang dalam proses negosiasi lebih lanjut mengenai pembelian pesawat tempur F-15EX buatan Boeing, AS.
Sebelumnya, Indonesia juga telah menjadi salah satu pelanggan Lockheed Martin dan memiliki pesawat tempur F-16 Fighting Falcon.
Amerika Serikat pun menyambut baik keinginan Indonesia untuk kembali memboyong pesawat tempur dari negaranya.
Sebagai negara besar dan luas wilayahnya luas, Indonesia memang menjadi salah satu calon konsumen tepat untuk produk alutsista AS.
Kalau sebelumnya AS menolak permintaan Menhan Prabowo Subianto dalam hal pembelian pesawat tempur siluman F-35, kali ini soal F-15EX justru diberi restu.
Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan bahwa negaranya setuju untuk menjual pesawat tempur F-15EX ke Indonesia.
Nilai kontrak yang ditawarkan saat ini sebesar 13,9 miliar dollar AS atau setara hampir Rp 200 triliun.
Jumlah uang tersebut akan diwujudkan dalam paket alutsista sebanyak 36 unit F-15EX dan perlengkapan pendukungnya.
Jalan mulus dari AS ini sempat membuat kaget banyak pihak, pasalnya Indonesia sebelumnya telah meneken kontrak pembelian jet Rafale dari Perancis.
Selang 24 jam saja, tiba-tiba AS mengeluarkan pernyataan bahwa negaranya merestui Indonesia jika RI ingin membeli F-1EX.
Dilansir ZonaJakarta dari AP News, rupanya ada alasan tersendiri mengapa AS ingin kekuatan udara Indonesia semakin kuat.
“Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan mitra regional penting yang merupakan kekuatan untuk stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia Pasifik,” tulis penjelan dari Kemnteran Luar Negeri AS.
Indonesia dianggap sebagai mitra regional penting dalam kawasan Asia Pasifik.
Menurut AS, sangat penting bagi pihaknya untuk membantu mengembangkan kemampuan pertahanan Indonesia.
Apalagi saat ini rong-rongan dari China semakin terasa di wilayah Kepulauan dan Laut Natuna Utara.
“Sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan mempertahankan kemampuan bela diri yang kuat dan efektif,” lanjut penjelasan tersebut.
Walau tidak langsung menyebut China, hal ini menjadi salah satu upaya AS menangkal China di wilayah Laut China Selatan dan Pasifik.
Pasalnya, China secara terang-terangan merasa bahwa Laut Natuna Utara masih bagian dari wilayahnya.
Klaim sepihak China ini didasari peta sembilan garis putus (nine dash-line) yang tidak memiliki dasar hukum secara internasional.
Dilihat dari jumlah jet tempur yang saat ini dimiliki Indonesia pun jumlahnya kalah dari Singapura.
Dikutip dari data Global Fire Power, Singapura punya 100 unit jet tempur sedangkan Indonesia hanya 68 unit.
Jika Indonesia memboyong 42 unit jet tempur Rafale dari Perancis dan ditambah 36 unit F-15EX dari AS, kekuatan TNI AU akan bertambah sangat besar.
Jumlah jet tempur yang nantinya dimiliki Indonesia pun bisa lebih dari 100 unit.
TNI AU digadang-gadang bakal menjadi kekuatan matra udara terbesar di ASEAN.
Tak heran jika AS pun setuju untuk menjual F-15EX ke Indonesia.
Namun, hingga berita ini diturunkan, kontrak jual-beli resmi belum diteken oleh kedua pihak.
Kontrak pembeilan jet tempur F-15EX akan dibicarakan lebih lanjut temasuk nilai kontrak yang masih bisa berubah. (R1/ZJ)