BMKG Terbitkan Peringatan Dini Potensi Banjir Rob di Indonesia

Nasional1304 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini bahwa banjir rob bisa berpotensi melanda kota-kota besar di Indonesia.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan kota-kota besar yang berpotensi terdampak ini terutama yang berada di pesisir atau pinggir pantai.

“Dampak gelombang tinggi ini terutama terjadi di laut dan di pesisir. Nah, kota-kota besar yang ada di pesisir misalnya Jakarta dan kemudian juga Semarang, kemudian juga Surabaya, dan beberapa kota besar lainnya di pesisir,” kata Dwikorita saat Konferensi Pers secara virtual, Rabu (8/12/2021).

Dwikorita mengatakan kota-kota besar tersebut terutama yang menghadap ke Samudera Hindia, Samudra Pasifik, dan juga di beberapa titik di laut Jawa.

“Itu juga mengalami tadi apa adanya pengaruh dari Rob ataupun gelombang tinggi. Namun biasanya yang gelombang yang hingga mencapai 4, 6 meter itu adalah di wilayah yang berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia,” katanya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini bahwa banjir rob bisa berpotensi melanda kota-kota besar di Indonesia.

Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan bahwa kota-kota besar yang terdampak banjir rob ini terutama yang seamless atau garis pantai dengan wilayah daratannya tidak ada batas.

“Bahwa sebenarnya kita melihat dulu, dampaknya itu kalau gelombang tinggi itu terhadap kota-kota besar, kita lihat kota-kota besar mana yang masih memiliki jarak antara garis pantai dengan tanahnya atau wilayah ketinggiannya,” kata Guswanto.

Guswanto pun memberikan contoh seperti di Manado yang juga terdampak banjir rob beberapa hari yang lalu.

“Seperti contoh di Manado maka dia akan sangat berdampak. Karena apa? Ini seamless antara pantai dengan tanahnya. Kemudian kalau kita lihat ini, dia masuk ke Mall, ini perlu kita bedakan apakah Kota itu seamless dengan pantai, maka kalau seamless otomatis dia akan sangat berdampak. Kalau tidak, dia tidak akan sampai terdampak.”

“Misalkan seperti daerah-daerah yang memiliki ketinggian kotanya lebih tinggi dari pantai, maka masih aman. Harus dibuatkan mungkin penghalang baik itu yang berupa beton ataupun dari tanaman,” kata Guswanto.

Baca juga:

1. Indonesia Berduka, BMKG : Awas, Gempa Susulan Cukup Kuat di Majene, Jauhi Gedung Tinggi!

2. BMKG Jelaskan Kondisi Cuaca Saat Sriwijaya Air Jatuh

3. Sumut Bakal Dilanda Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Awas Longsor Susulan di Jalan Medan – Berastagi