Indonesia Bentuk Skadron Angkut Berat, Dua Unit Pesawat Airbus A400M Atlas Perkuat TNI AU

Nasional4464 x Dibaca

Jakarta, Karosatuklik.com – Indonesia rupanya kekurangan armada pesawat angkut berat.

Karena selama ini Indonesia mengandalkan C-130 Hercules untuk Airlift.

Selain untuk kebutuhan militer, C-130 Hercules dicap sebagai pesawat angkut serbaguna karena bisa mengirim beragam logistik ke seluruh penjuru Indonesia.

Jika dalam perang militer, C-130 Hercules digunakan sebagai wahana pengangkut pasukan Lintas Udara.

Contohnya saat Operasi Seroja merebut Dili, TNI menggunakan Hercules untuk melakukan penerjunan ke wilayah Timor Timur.

Selain untuk kebutuhan militer, C-130 Hercules dicap sebagai pesawat angkut serbaguna karena bisa mengirim beragam logistik ke seluruh penjuru Indonesia

Jauh sebelum itu, Hercules sudah digunakan dalam Operasi Trikora merebut Irian Barat dari tangan Belanda.

Perannya kembali vital lagi di masa depan dimana pergeseran material tempur seperti meriam tarik, amunisi, personel hingga Howitzer Swa Gerak seperti Caesar 155mm bisa diangkut menggunakan C-130 Hercules.

Bagi TNI AU, adanya Skadron Angkut Berat yakni 31 dan 32 yang diisi oleh C-130 Hercules mempunyai peran penting.

Contoh lain, saat ini TNI selalu menyiagakan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC).

Dikutip dari tniad.mil.id, PPRC sendiri bermarkas tak jauh-jauh dari Lanud dimana salah satunya berada di Skadron Udara 32 Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Tugas PPRC ini erat kaitannya dengan skadron angkut berat TNI AU yang diisi Hercules tadi.

Sekitar 5.000 personel masuk dalam PPRC dimana mereka siap dikerahkan dalam waktu 1 x 24 jam ke seluruh wilayah Indonesia untuk menangani segala bentuk ancaman kepada NKRI.

Selain untuk kebutuhan militer, C-130 Hercules dicap sebagai pesawat angkut serbaguna karena bisa mengirim beragam logistik ke seluruh penjuru Indonesia

Gerak cepat PPRC ini tergantung akan kesiapsiagaan C-130 TNI AU yang akan menerjunkan mereka ke medan operasi dalam waktu 24 jam kedepan tanpa boleh ada keterlambatan sama sekali.
Pemahaman ini saya nilai sangat penting dalam pembinaan satuan PPRC, karena wilayah operasionalnya meliputi darat, laut dan udara di seluruh wilayah Nusantara,” ucap Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat meninjau kesiapan pasukan pemukul ini di Lanud Abdul Rachman Saleh pada 2019 lalu.

Tapi lama kelamaan postur TNI semakin besar dimana penambahan pasukan terkadang tak dibarengi ketersediaan alutsista.

Mau tak mau Indonesia harus menambah kekuatan Airlift-nya agar tugas-tugas di atas bisa dilakukan tanpa terhalang akan keterbatasan alutsista.

Dikutip dari akun Twitter @Political_Room, Indonesia rupanya sudah dalam kata sepakat pengadaan dua unit pesawat angkut A400M Atlas buatan Airbus.

Angkatan Udara Indonesia dilaporkan membuat keputusan akhir untuk mengakuisisi dua pesawat angkut militer Airbus A400M,” lapor @Political_Room dalam postingannya, 8 Oktober 2021.

Bukan hanya A400M, Indonesia juga akan membeli satu unit pesawat tanker A330 MRTT.

“Dan satu kapal tanker Airbus A330 MRTT Phénix,” tambahnya.

Selain untuk kebutuhan militer, C-130 Hercules dicap sebagai pesawat angkut serbaguna karena bisa mengirim beragam logistik ke seluruh penjuru Indonesia

Menilik rekam jejak pengadaan A400M, sudah bertahun lalu Atlas santer dikabarkan hendak dibeli Indonesia.

Rencananya A400M akan digunakan oleh Kementerian BUMN namun dalam gelar operasinya TNI AU yang akan melakukannya.

Kemudian untuk Airbus MRTT, TNI AU pernah sekali melakukan latihan bareng Australia sekedar familiarisasi pesawat tersebut karena negara itu sudah menggunakannya duluan.

Patut disyukuri karena Indonesia sebelum A400M dihadirkan sudah menambah armada C-130 Super Hercules untuk TNI AU. (R1/ZonaJakarta)