Jepang Berupaya Membawa Pulang Kerangka Tentaranya dari Papua

Nasional2490 x Dibaca

Biak, Karosatuklik.com – Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kebudayaan mendampingi tim perwakilan pemerintah Jepang, melakukan pertemuan bersama Pemkab Biak Numfor, Papua. Pertemuan ini menindak lanjuti permintaan Pemerintah Jepang berkeinginan Repatriasi (membawa pulang kembali ke negaranya) tulang belulang eks tentara Jepang yang gugur dalam perang dunia ke-II di Biak, bertempat di Galery Bappeda, Jumat (7/3/2025).

Pamong Budaya dari Kementerian Kebudayaan RI, Falentinus Triwijaya Atmoko kepada mengatakan, pertemuan tersebut bertujuan upaya memperpanjang nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah daerah Biak Numfor, terkait repatriasi kerangka eks tentara Jepang. Fokus pemerintah Jepang adalah menggali informasi terkait laporan masyarakat terkait penemuan sekitar 350 hingga 400 kerangka tentara jepang di areal monumen Paray, Bosnik dan Goa Jepang Kampung Binsari.

“Untuk memastikan informasi tersebut, tim utusan Pemerintah Jepang dan Indonesia bersama mendatangkan Ahli Arkeometri, untuk mengecek langsung di lapangan. Baik menganalisis secara morfologi maupun morfometri bahkan melalui analisis DNA apakah kerangka yang ditemukan tersebut milik tentara jepang atau kah tidak”, ujar Falentinus.

Dirinya juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Biak Numfor, yang dengan tangan terbuka menyambut baik upaya pemerintah Jepang membawa pulang tulang belulang eks tentaranya ke Negara asal. “Sejauh ini kami melihat Pemda Biak sangat mensuport secara baik, untuk itu kami dan Pemerintah Jepang mengucapkan terima kasih banyak”, ujarnya.

Sementara Wakil Bupati Kabupaten Biak Numfor, Jimmy Carter Rumbarar mengatakan, pihaknya menyambut baik duta – duta kemanusian dari Jepang. “Sesuai database pemerintah Jepang, tentaranya yang gugur di medan perang dunia ke-II di Biak kurang lebih 10.000 orang, sementara baru ditemukan sebanyak 4000 lebih, sehingga mereka masih terus melakukan pencarian”, ujar Jimmy.

“Kegiatan repatriasi ini ada beberapa indikator yang dipakai oleh tim forensik untuk membedakan tulang belulang tentara Jepang dan masyarakat Biak. Nantinya juga ada kompensasi dari pemerintah Jepang kepada masyarakat atau keluarganya”, ujar Wakil Bupati.

Dirinya turut menyampaikan apresiasi kepada masyarakat adat khususnya yang berdomisili di Kampung Binsari Goa Jepang, dan Paray. Karena telah menjaga dan melindungi tulang belulang tentara peninggalan sejarah perang dunia ke-II sebagai pengungkit pariwisata di Biak.

“Diharapkan dengan adanya laporan masyarakat terkait penemuan ini, dapat menjadi salah satu daya tarik wisata. Baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, terutama wisatawan Jepang untuk terus berkunjung ke Biak”, ujar Wakil Bupati mengakhiri. (KBRN)

Komentar