Kabanjahe, Karosatuklik.com – Satu tahun lebih pandemi Covid-19 menyerang berbagai wilayah Tanah Air, termasuk Kabupaten Karo, banyak sektor usaha yang terdampak, salah satunya yang paling parah adalah bidang kesenian. Akibat pandemi, banyak kegiatan kesenian ditiadakan, karena berpotensi mengundang kerumunan.
Kondisi ini tak menghentikan langkah Alexander Ginting. Dia terus membina Sanggar Seni Gung Leto untuk terus berkarya melalui seni tradisi daerahnya. Bersama sanggar yang dipimpinnya terus aktif melestarikan seni tradisi, khususnya seni tari budaya Karo.
Sosok Alexander Ginting yang juga merupakan Lurah Gung Leto, Kecamatan Kabanjahe dikenal low profile dan akrab dengan warganya itu, menuturkan, meski saat ini masih dalam kondisi pandemi covid-19, ia bersama Sanggar Seni Gung Leto tetap latihan, meski tidak sesering biasanya.
Dia juga mengaku sanggar seni yang dipimpinnya sudah sering tampil di event-even resmi Pemkab Karo. Melalui Sanggar Seni Gung Leto, kata Alexander Ginting, dapat menjadi wadah bagi anak-anak pecinta seni budaya Karo untuk mengatraksikan, mengkolaborasikan, berinovasi dan menciptakan ide baru dibidang seni dan budaya, ujarnya saat disambangi tim liputan seni budaya Karosatuklik.com di taman kota Jalan Veteran Kabanjahe, Sabtu petang (21/8/2021).
Festival Anak Danau se Kawasan Danau Toba
Sanggar Seni Gung Leto akan tampil mengikuti “Festival Anak Danau” yang diselenggarakan oleh BPNB Aceh, partnership RKI. Kegiatan Pembinaan Seni Budaya ini akan diikuti oleh 30 Atraksi Komunitas Sanggar Seni yang ada di Kawasan Danau Toba, dari beberapa Kabupaten yang ada di sekitaran Danau Toba.
“Direncanakan penampilan Sanggar Seni Gung Leto pada “Festival Anak Danau” ini tampil secara Live Streaming pada tanggal 24 Agustus 2021, pukul 16.00 – 17.00 WIB,” kata Alexander Ginting.
Melestarikan Budaya Ditengah Pandemi
Menurut Alexander Ginting, Pandemi covid 19 tidak seharusnya menjadi penghalang dalam melestarikan budaya maupun menampilkan beragam kesenian budaya kita. “Penerapan protokol kesehatan yang ketat serta memanfaatkan perkembangan teknologi menjadi solusi terbaik, melakukan berbagai aktivitas di era pandemi,” kata Lurah Gung Leto itu.
Kuncinya, tetap ikuti protokol kesehatan, seperti memakai masker yang benar yakni, menutup hidung, mulut dan dagu. Menjaga jarak aman, minimal 1,5 m, rajin cuci tangan, mengurangi mobilitas, ajaknya.
“Kalau bisa masker doble, tujuannya untuk menghempang kurva lonjakan pandemic Covid-19, apalagi dengan munculnya varian-varian baru, jadi memakai masker doble dan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan sudah menjadi keharusan di era poandemic ini,” pesan Alexander Ginting.
Lanjutnya lagi, berkesenian ditengah pandemi cara Kelurahan Gung Leto lestarikan seni budaya Karo. “Mudah-mudahan di tengah pandemi kita tidak berhenti berkreasi dan berinovasi atau menunggu pandemi selesai, karena tidak ada seorang epidemolog pun yang bisa memastikan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir,” sebut Lurah Gung Leto.
Kita tak bisa terus menyalahkan keadaan masa sulit, masa Covid-19 sekarang ini. “Sekarang saatnya bangkit bersama, berinovasi, kreatif dan produktif,” tuturnya.
Saatnya seluruh elemen masyarakat ambil bagian dalam keberhasilan penanganan Covid-19 di daerah kita, dengan saling mengingatkan, saling menjaga, dan taat terhadap protokol kesehatan. “Bagaimana kepatuhan menerapkan protokol kesehatan dapat melekat menjadi kebiasaan baru, agar aman dari terinfeksi Covid-19,” ajak Alexander Ginting. (R1)